06. the game begins

13 4 3
                                    


El membuka pintu ruangannya dengan lebar. "Aku akan menghitung sampai 10, jadi sekarang cepat berlarilah."

Dengan perasaan tegang Alea pun langsung berlari keluar secepat yang ia bisa. "Aku harus bisa lari darinya meskipun hutan disana gelap." Batin Alea.

"1... 2... 3..." El pun mulai menghitung sambil menatap kearah Alea yang berlari menjauh darinya. Saat itu kesenangan El sangat membuncah. Ia seperti sudah menemukan mainan favoritnya. Tawa menyeramkan terkadang terdengan dari mulutnya.

.

Aku tidak tahu harus lari kemana. Tapi yang jelas aku harus lari menjauh darinya. Berlari di hutan pinus yang sangat luas saat malam ternyata sangat menakutkan. Aku harus mencari jalan besar. Alea terus berlari diantara rindangnya hutan dan suara-suara hewan malam.

Setelah selesai berhitung El pun langsung tersenyum lebar "Larilah sebisa mungkin Alea, karena aku pasti akan menangkapmu!" El pun mulai berlari dengan kaki panjangnya, mencari keberadaan Alea.

"Alea, aku datang..." Tawa evil El.

.

Sepertinya aku tersasar, aku tidak tahu ini ada dimana. Semuanya terlihat sama. Alea berdiri kebingungan di tengah hutan sambil menatap sekelilingnya.

Aku tidak tahu harus berlalri kemana lagi karena aku tidak hapal daerah hutan ini. Langit malam semakin gelap dan cahaya bulan tertutup awan, aku jadi kesusahan melihat sekitar. Alea mulai panik.

"Kenapa berhenti? Apa kau sudah menyerah?" Alea mendengat suara El dari kejauhan. Ia tidak menyangka El semudah itu menemukannya.

Alea pun sadar kemampuannya berlari pasti kalah oleh lelaki, karena tubuhnya tidak bisa berlari terlalu cepat. Alea mulai ketakutan ia akan tertangkap oleh El, ia pun mulai berlari kembali meskipun nafasnya sudah terengah-engah.

El pun tersenyum evil saat melihat Alea mulai kembali berlari, ia mengambil jalan berbeda dari arah lari Alea.

El sudah mengetahui persis seluk beluk hutan itu karena ia sudah tumbuh lama disana. El juga mempunyai penglihatan bagus di malam hari, jadi dia tidak merasa kesulitan meskipun berlari di keadaan gelap.

hosh hosh... Apa aku sudah jauh dari orang itu? Alea melihat ke belakang dan dia tidak melihat tanda-tanda keberadaan El. Saat melihat ke depan Alea sangat terkejut karena El sudah berdiri disana sambil menatap kearahnya.

"Huwaa.." Saking terkejutnya Alea sampai jatuh terduduk di tanah.

El jalan mendekati Alea, sementara Alea berusaha beringsut ke belakang memundurkan dirinya, perasaan takut itu mulai muncul kembali dengan ekstrem.

"Larimu sangat lambat." Smirk El sambil terus berjalan kearah Alea. Sementara Alea berusaha berdiri dan mencoba lari dari El. Air matanya mulai jatuh dengan deras hingga membuat pandangannya kabur.

Saat itu Alea benar-benar berlari dengan susah payah sampai jatuh bangun karena langkahnya tersandung akar-akar pohon disana. Tapi El masih berjalan dengan santainya sambil menikmati pemandangan Alea yang berlari ketakutan setengah mati padanya.

Kaki Alea sudah penuh lecet dan salah satunya terkilir. Ia benar-benar sudah kesusahan berjalan apalagi lari. Sementara El masih terus berjalan santai sambil menatap Alea dengan ekspresi dingin.

"Hiks hiks... Tolong lepaskan aku. Aku sudah tidak sanggup lagi." Mohon Alea.

Tapi El sama sekali tidak menggubris perkataannya.

Tubuh Alea sudah mencapai batasnya, ditambah ia sudah berlari terlalu lama hingga tubuhnya dehidrasi karena banyak mengeluarkan keringat.

Penglihatan Alea mulai buram, tenggorakannya terasa sangat kering dan kepalanya mulai pusing. Setelah itu perlahan Alea kehilangan kesadarannya dan jatuh pingsan di tanah.

El pun menghampiri Alea lalu berjongkok disebelah Alea. Tangannya terulur, menyingkap rambut-rambut yang menghalangi wajah Alea. Sudut bibirnya terangkat. "Kau tidak boleh mati semudah itu. Penderitaan mu baru dimulai." Smirk Elard.




Bersambung

Jangan lupa vote, add fav dan komen yaa..
Terimakasih



A MAN WITHOUT FEELINGS FALL IN LOVEWhere stories live. Discover now