04. curiosity

11 4 0
                                    

Semenjak Elard bertemu dengan gadis bermata biru bernama Aleasha otaknya tidak pernah berhenti memikirkan gadis itu. El sampai bingung dengan perasaannya sendiri. Sebernarnya apa yang ia rasakan terhadapnya?

Rasa penasaran itu makin hari makin bertambah besar, hingga akhirnya El berniat untuk memata-matai gadis itu dari kejauhan. Melihat apa saja keseharian gadis itu dari pagi sampai malam.

Pekerjaan El adalah seorang hacker dan dia pun pernah jadi seorang agen mata-mata dari mafia terkenal. Jadi kemampuannya dalam hal stalker sudah tidak diragukan lagi.

"Seminggu ini aku telah mengumpulkan banyak informasi tentang gadis itu." El menulis semua info yang ia dapat di dalam komputernya.

"Aleasha Elewys Callista. Tunggu waktu mainnya." El tersenyum jahat sambil menatap foto Alea di laptopnya.

***

Pagi itu cuaca cukup cerah, seperti biasa Alea memulai harinya pergi ke pasar. Ia harus membeli bahan-bahan untuk dagangannya. Setelah selesai membuat dagangannya, Alea menitipkan semua dagangannya di disetiap toko makanan yang sudah berlangganan padanya.

Alea adalah gadis populer di desanya, semua orang mengenal gadis ramah bermata biru itu. Ia sampai mendapat julukan dari warga desa yaitu dewi bermata biru. Karena warna matanya sangat langka ditemukan di daerah sana. Lalu julukan dewi berarti Alea gadis cantik yang ramah dan penuh cinta.

Alea berasal dari panti asuhan Eden. Sejak bayi Alea dirawat disana. Lalu saat usianya menginjak 20 tahun, Alea pindah ke rumah yang telah ia beli sendiri dengan uang hasil dagangannya selama 10 tahun. Rumahnya tidak luas, tapi cukup bagi Alea tinggal sendiri.

Kini usia Alea 22 tahun, meskipun sudah cukup umur untuk menikah, Alea belum ingin mencobanya. Ia merasa belum siap, meskipun banyak pemuda di desanya yang menyukai Alea.

"Alea, ini hasil penjualan kemarin. Mereka sangat menyukai makanan buatanmu. Lain kali buatlah yang banyak." Ucap bibi pemilik toko sambil memberikan uang pada Alea.

"Baiklah bi terimakasih, mulai besok aku akan membuat lebih banyak lagi." Senyum ramah Alea. "Kalau begitu aku permisi dulu. Semoga toko bibi semakin ramai."

"Iya Alea terimakasih ya. Hati-hati di jalan."

"Iya bi dahh.." Alea pergi dari toko sambil melambaikan tangannya.

"Haha iya dahh, aduhh anak itu ada-ada saja. Meskipun begitu aku sangat kasian pada anak semuda itu. Dia harus bekerja keras sendirian. Apa Alea masih belum ingin menikah? Jika sudah punya suami, bebannya pasti tidak akan seberat itu. Ditambah dia sering menyumbangkan uang untuk panti. Gadis yang penuh cinta." Bibi menatap kepergian Alea dengan tatapan nanar.

***

Saat di jalan pulang Alea melihat seekor anak kucing, ia pun langsung berjongkok dan membawa anak kucing itu kepelukannya.

"Kasian sekali kamu, disini jauh dari rumah warga, pasti kamu kesulitan mencari makan."

Saat Alea sedang lengah tiba-tiba ada seseorang yang menempelkan sapu tangan berisi obat bius ke hidungnya. Tanpa ada waktu untuk berontak Alea pun langsung pingsan saat itu juga. Kucing yang ia ambil tadi pun terlepas dan mengeong kencang dipinggir jalan. Sementara tubuh Alea dibawa masuk ke dalam mobil hitam yang sudah terparkir disana sebelumnya. Lalu mobil itu membawa Alea pergi.

Pengemudi mobil itu pun melepas masker dan topi hitamnya. "Alea, sekarang kau sudah ada ditanganku." Smirk lelaki itu yang ternyata adalah Elard.

Seminggu sebelumnya Elard sudah memperhatikan kegiatan Alea jadi dia tahu kapan Alea sendirian dan ia pun menunggu moment itu untuk menculik Alea.

"Aku sudah tidak sabar untuk menyiksamu." Senyum jahat Erald. Sambil memperhatikan Alea yang terbaring tak sadarkan diri di jok belakang mobil dari cermin.




Bersambung

A MAN WITHOUT FEELINGS FALL IN LOVEМесто, где живут истории. Откройте их для себя