12. i found a mouse in my room

11 4 0
                                    

Sebelum sampai di garasi Elard teringat ia lupa membawa kunci mobil. "Ahh kenapa bisa sampai kelupaan segala?" Elard pun kembali ke rumah dengan berlari.

Sepi sekali dimana Alea? El pun menaiki tangga, lalu saat ia ingin masuk ke kamarnya ia melihat pintu kamarnya terbuka dan ia melihat Alea seperti sedang menahan rasa mualnya. El pun diam di luar pintu mendengarkan Alea bermonolog sendiri.

Rupanya ada tikus masuk ke kamarku. Apa kau sedang mencaritahu siapa aku sebenarnya Alea? Yang ada kau akan semakin takut padaku. Lebih baik diam saja dan tidak tahu apa-apa daripada kau tahu segalanya. Aku akan lihat sampai kapan dia ada di kamar ku.

.

"E... Elard? Ka.. Kapan kamu datang?" Akhirnya kamu merasa tidak kuat melihat segalanya ya? Pasti dia sangat terkejut karena aku tiba-tiba ada disini.

El pun jalan mendekat kearah Alea, sementara Alea berjalan mundur dengan perasaan panik dan takut.

"A.. Aku aku tidak bermaksud apa-apa. Ma.. Maaf karena masuk kamarmu tanpa izin. To.. Tolong jangan bunuh aku..." Brukk Alea terduduk di tempat tidur El. Matanya melihat kearah kanan dan kiri mencari jalan untuk melarikan diri, karena El sudah semakin dekat padanya.

Saat El berdiri persis di depan Alea yang terduduk di tempat tidurnya El mendekatkan wajahnya pada Alea. Sementara Alea sedikit mundur sambil menggenggam erat tempat tidur.

"Menurutmu jika ada tikus masuk ke kamar, apa yang harus dilakukan?" Ucap El dengan jarak wajah yang sangat dekat dengan Alea. Alea hanya menggeleng kan kepala dan menutup bibirnya rapat. Ia tidak mau menjawab pertanyaan El karena Ia sudah tahu tikus itu akan dibunuh.

Karena Alea tidak mau menjawab, El pun menarik kedua tangan Alea ke depan lalu melepasnya secara bersamaan hingga Alea jatuh dengan posisi tertidur karena tidak sempat menahan tubuhnya dengan tangan.

Karena ketakutan nafas Alea sampai tersenggal-senggal. El pun memperhatikan  dada Alea naik turun dengan cepat. Matanya melihat Alea dari ujung rambut sampai ujung kaki. Alea pun mulai menangis ketakutan karena ia pikir hidupnya akan berakhir saat itu juga.

Nafsu dan hasrat ternyata seperti ini rasanya. Tubuhku serasa panas terbakar saat melihat bagian tubuh tertentu Alea. Pikiranku mulai membayangkan hal-hal yang gila. Untuk sesaat aku berpikir ingin melahap habis tubuh mungil itu. Tapi setelah aku sedikit berpikir jernih aku langsung teringat pada ibuku. Ternyata pengendalianya sesulit ini. El terus berdiri sambil memperhatikan Alea yang menangis tak bersuara.

"Alea, kau ingin pengampunan dariku?" Mendengar pertanyaan El, Alea langsung mengangguk.

"Kalau begitu menikahlah dengan ku."

Seketika tubuh Alea langsung terdiam sambil menatap kearah El tak percaya. Kenapa dia ingin menikahi ku? Bukannya membunuhku? Ahh bukankah menikah lebih baik daripada dibunuh? Setidaknya aku masih bisa hidup kan?

"A.. Aku akan melakukan apapun, asalkan kamu tidak membunuhku."

Itu artinya dia setuju dengan ajakan menikah dariku? Aku kira dia akan menolak mentah-mentah. Selama belum menikah aku tidak bisa menyentuhnya sama sekali walaupun aku ingin. Ini karena ajaran ibu sangat melekat padaku hingga aku tidak bisa melanggarnya.

"Jawaban yang bagus Alea. Besok kita pergi ke gereja untuk mengurus surat-suratnya. Persiapkan dirimu." Setelah berbicara begitu El pun langsung mengambil kunci mobil di atas laci lalu pergi dari rumah meninggalkan Alea.

Setelah El pergi, Alea menangis sejadi-jadinya sambil tiduran. Ia berpikir dosa apa yang telah ia perbuat hingga hidupnya hancur seperti ini. Dia sampai harus memohon pada orang lain untuk hidupnya. Bahkan dia rela menikah dengan lelaki yang sudah menculiknya.

"Mau seburuk apalagi kedepannya ya Tuhan?? Hiks hiks"

***

Di mobil Elard

"Ibu, akhirnya aku akan menikah juga. Aku tidak pernah berpikir akan melakukannya. Tapi setelah bertemu Alea mungkin aku bisa melakukannya. Dan yang pasti aku tidak akan berlaku buruk seperti ayah memperlakukan ibu." Setelah beberapa saat bilang begitu, El tiba-tiba ingat tujuan awalnya.

"Ahh bukankah awalnya aku ingin menyiksa Alea supaya dia tidak percaya pada cinta? Lalu kenapa sekarang aku malah mengajaknya menikah? Ada yang tidak beres denganku. Kenapa aku melenceng dari tujuanku? Argghh kenapa aku bisa se plin plan ini? Disatu sisi aku ingin menyiksa Alea tapi disisi lain aku tidak mau seperti ayah." Dan akhirnya El kebingungan dengan rencananya sendiri.




Bersambung

A MAN WITHOUT FEELINGS FALL IN LOVEWhere stories live. Discover now