23. don't talk carelessly

6 2 0
                                    

"Kau sudah bertemu dengan istrinya kan kemarin?"

"Ya dia sangat cantik! Dan lugu! Aku tidak sangka El akan menikah dengan gadis menggemaskan seperti itu. Haha"

"Jika El mendengar ucapan mu dia akan langsung mengakhiri hidupmu. Haha"

"Tapi aku serius! Gadis itu sangat bertolak belakang dengan El. Dia seperti malaikat!"

"Hey hey apa yang sedang kalian bicarakan?" Lucas menghampiri kedua temannya yang sedang asyik mengobrol.

"Ahh kebetulan kau datang, apa benar si brengs*k Kyleen ini sudah bertemu dengan istri Elard?" Sambil menunjuk Kyleen yang ada di sampingnya.

"Glenn si*lan kau bilang aku apa?!" Kesal Kyleen.

"Ya. Aku, Kyleen dan Jonathan bertemu dengan nona Alea kemarin di supermarket. Ahh jadi kalian heboh membicarakan istri orang ya." Smirk Lucas.

"Ahh I.. Itu tidak seperti yang kau pikirkan Lucas. Aku hanya ingin memastikan saja apa dia beneran bertemu dengan istri El." Glenn memasang ekspresi gugup.

"Lain kali jangan membicarakan orang sembarangan. Jika kalian masih ingin hidup." Senyum Lucas sambil menepuk bahu Glenn dan Kyleen.

Mereka berdua langsung bergidig saat Lucas bicara seperti itu.

"Y..ya Lucas aku mengerti." Jawab Kyleen dan Glenn.

"Bagus, sekarang fokuslah bekerja." Lucas pun pergi.

"Ahh betul juga El tidak ingin hidupnya diusik sedikitpun. Jika kita membicarakan istrinya terus, orang itu pasti kesalkan?" Ucap Glenn sambil membayangkan ekspresi murka El.

"Kau benar, jika kau masih ingin hidup lebih baik jangan pernah membicarakan istri El lagi. Membayangkannya saja sudah ngeri." Kyleen bergidig membayangkan ekspresi marah El saat di Supermarket.

...

"Hah yang tahu Alea sekarang bertambah. El aku tidak yakin tentang keselamatan Alea ke depannya. Pihak musuh pasti juga sudah mengetahui Alea. Mereka menempatkan banyak mata-mata di dekat El."

"Lalu saat bertemu dengan Alea di supermarket pun aku sangat kaget karena dia ada di luar tanpa pengawasan. Itu sangat berbahaya. Apalagi jika musuh sudah tahu Alea adalah istri El."

"Hah bocah itu membuatku khawatir saja. Aku tidak khawatir pada bocah itu tapi justru pada istrinya. Dia harus terlibat dalam hidup El yang penuh musuh dan dendam. Kasihan sekali."

Lucas sebenarnya sangat peduli pada Alea, apalagi saat pertama kali bertemu, Lucas sudah tahu Alea adalah gadis baik. Ia merasa kasihan pada Alea yang terjerat dalam kehidupan Elard yang penuh dengan dendam dan kegelapan.

"Hah.. Apa yang bisa aku bantu untukmu Alea?" Lucas memijit kepalanya pelan.

"Elard kenapa dia bisa menikah? Apa Alea dipaksa menikah dengannya? Tapi kenapa dia sampai memaksa seorang gadis menikah dengannya? Aku tidak berpikir El akan menikah seumur hidupnya. Pasti ada kejadian yang membuat El seperti itu."

"Ahh sudahlah saat bertemu lagi aku akan menanyakan langsung pada Alea." Lucas pun fokus kembali ke komputernya.

.
.
.

"Karena semalam aku jadi tidak bisa tidur lagi. Dan malah tertidur saat menjelang pagi. Hoamm.." Alea membuka tirai kamarnya.

Karena kamarnya ada disisi belakang, dia pun bisa melihat langsung ke arah kebun belakang.

"Ehh sepagi ini Elard sudah menyiram tanaman??" Alea memperhatikan Elard.

"Apa dia juga tidak bisa tidur lagi ya? Apa aku bantu dia? Ahh tidak. Lebih baik aku memasak sarapan sekarang." Keluar dari kamar.

"Ehh lantainya sudah bersih dan harum, apa El sudah menyapu dan mengepel nya? Kapan??!" Terkejut Alea karena ia tidak ingat ada suara orang yang sedang bersih-bersih.

"Meskipun El melarangku membantunya membersihkan rumah, tapi aku bersikeras ingin membersihkan kamarku dan dapur sendiri. Untungnya dia mengizinkan." Gumam Alea saat menuruni tangga.

Saat memasuki dapur Alea terkejut karena sudah ada sarapan diatas meja.

"Ehh sudah ada sandwich dan susu??! Kenapa dia sampai mengerjakan semuanya sendiri?? Lalu dapur juga sudah bersih." Melihat sekeliling dapur.

"Kenapa dia melakukan ini??" Karena merasa tidak enak, Alea pun langsung menemui El di taman.

...

Setelah sampai di taman Alea berhenti sejenak sambil memperhatikan punggung El. Ada sedikit keraguan di dalam hatinya tapi Alea akhirnya memberanikan diri.

"El?"

El pun berbalik lalu menatap kearah Alea yang sedang berjalan kearahnya. Rambut hitam panjang dan gaun tidur putihnya tertiup angin membuat El tak henti memperhatikan makhluk manis yang sedang menghampirinya.

Alea pun berdiri di depan El lalu matanya memperhatikan area kebun sudah rapih, tidak ada rumput liar dan semuanya sudah hampir selesai disiram.

"Kenapa kamu melakukan semuanya sendiri? Lalu membuat sarapan juga? Bukankah itu adalah tugasku? Lalu sejak kapan kamu membersihkan rumah? Apa semalam kamu tidak tidur lagi? Dapur kan adalah tanggung jawab ku dan kamu juga sudah mengizinkannya. Tapi kenapa sekarang kamu sudah membersihkannya? Lalu merawat kebun juga adalah pekerjaan ku. Kenapa kamu malah mengerjakan semuanya?" Alea tanpa sadar malah seperti sedang mengomeli Elard.

"Apa kau marah karena aku mengerjakan semuanya sendiri?" Tanya El lalu jalan menyimpan alat penyiramnya. Alea pun langsung mengikuti El.

"Tidak, bukan begitu aku hanya.."

"Hanya..?" El langsung berbalik kearah Alea lalu mendekatkan dirinya pada Alea hingga Alea terkejut.

"Ehh.." Sedikit memundurkan tubuhnya karena El mencondongkan tubuhnya kearah Alea.

Karena tubuh Alea terlalu condong ke belakang keseimbangannya pun mulai hilang.

"A.. Ahh.."

Grebb...

El langsung menangkap punggung Alea sebelum Alea hampir terjatuh kebelakang.

Mereka pun saling memandang satu sama lain. Hanya ada hening diantara mereka. Lalu suara kicauan burung dan angin yang menggetarkan daun di pepohonan yang terdengar saat itu.




Bersambung

A MAN WITHOUT FEELINGS FALL IN LOVEWhere stories live. Discover now