15. give me a task

16 4 2
                                    

Matahari mulai memancarkan sinarnya, Alea melirik jam diatas dinding menunjukkan pukul 7 pagi.

"Apa El sudah bangun? Aku harus segera memasak sarapan untuknya." Alea pun segera bangun dari tidurnya. Setelah mencuci muka di wastafel Alea keluar kamar dan melihat ke arah kamar El yang masih tertutup.

"Sepertinya dia masih tidur." Lalu Alea pun menuruni tangga untuk sampai ke dapur.

"Ehh suara apa itu? Asalnya dari luar." Karena penasaran Alea pun membuka pintu luar dan dia mendapati Elard sedang memasang sesuatu.

"El? Sedang apa?"

"Memasang perangkap." Jawab El masih fokus dengan kerjaannya.

Apa karena aku bilang takut ada serigala, dia langsung memasang perangkap? Ah bisa jadi bukan. "Ah begitu, setelah memasak aku akan bantu beres-beres rumah."

"Tidak perlu."

"Ehh kenapa?"

"Itu tugasku. Tugas mu hanya memasak."

Alea merasa aneh, biasanya kan yang mengerjakan semua tugas rumah adalah perempuan. Tapi El malah tidak memperbolehkannya dan hanya menyuruh Alea memasak saja. Tanpa memikirkannya terlalu lama Alea pun segera masuk ke dalam lalu mulai memasak sarapan untuk El.

Alea membuat sandwich untuk sarapan hari itu. Setelah El selesai dengan pekerjaannya, ia pun masuk ke dapur untuk mencuci tangan.

"Sudah selesai?" Tanya Alea, sembari membawa piring berisi dua sandwich dan segelas susu untuk El.

"Ya"

"Aku sudah selesai membuat sarapan, selanjutnya apa ada pekerjaan lain?" Tanya Alea setelah menyimpan sarapannya di meja.

"Tidak ada."

Setelah selesai mencuci tangan dan mengeringkannya El pun duduk di kursi.

"Apa tidak ada hal yang bisa aku lakukan?" Jika tidak melakukan sesuatu Alea merasa bosan, jadi dia bersikeras ingin El memberikannya tugas.

El pun menatap ke arah Alea. "Harus aku bilang berapa kali?"

"Ahh ma.. Maaf." Akhirnya nyali Alea menciut untuk bertanya kembali. El pun mulai memakan sarapannya, sementara Alea membawa sarapannya lalu duduk di depan El.

Apa aku hanya menjadi boneka saja disini? Boneka untuk memasak? Ahh aku akan cepat bosan jika begitu. Alea memakan sarapannya sambil sedikit melamun. Dan El menyadarinya.

"Kau ingin melakukan sesuatu?" Tanya El dan itu langsung membuat mata Alea berbinar sambil menatap El. "Iya"

Degg

El terkejut dengan respon antusias Alea. Lalu dia pun memikirkan akan memberi pekerjaan apa untuk Alea.

"Apa kau bisa berkebun?"

"Ya aku bisa! Saat di panti aku sering menanam sayuran dan hasilnya dimasak untuk keluarga panti."

"Lakukan itu saja, aku akan membeli peralatan dan benihnya setelah sarapan."

"Ya baik!" Fufufu akhirnya aku bisa melakukan sesuatu. Dan lagi itu adalah berkebun. Aku suka berkebun.. Alea pun kembali makan dengan ekspresi ceria beda dari sebelumnya.

"Apa dia sesenang itu?" Pikir El keheranan.

***

Setelah menghabiskan sarapannya, El pergi keluar untuk membeli peralatan berkebun dan juga pakaian tambahan untuk Alea. El ingat baru membeli beberapa stel pakaian saja untuk Alea.

Saat di super market El melewati tempat kosmetik lalu ia teringat pada Alea. "Dia tidak memiliki peralatan makeup apapun." El pun masuk ke sana lalu meminta penjual untuk memberikannya alat makeup lengkap yang cocok untuk kulit Alea. Untungnya El tahu jenis kulit Alea karena pernah mengobatinya dulu. Jadi penjual tidak kesusahan mencari produk apa yang cocok.

Saat melewati toko perhiasan El pun langsung teringat pada Alea. "Dia tidak memiliki perhiasan apapun selain cincin pernikahan." Lalu El pun masuk ke toko perhiasan dan membeli 1 set perhiasan rose gold dan 1 set perhiasan white gold.

Lalu setiap El melewati toko-toko yang menjual kebutuhan wanita, El memasukinya dan membeli sesuatu untuk Alea. Entah sudah berapa banyak uang yang ia keluarkan saat itu.

Setelah selesai berbelanja, mobil El penuh oleh barang-barang wanita. "Ahh apa aku beli terlalu banyak? Ternyata sebanyak ini kebutuhan seorang wanita."

El pun melajukan mobilnya untuk kembali ke rumah. Setelah sampai di garasi ia harus bolak balik 3 kali untuk membawa semua barang kerumah.

Alea melihat El dari jendela kamarnya. "Ohh El sudah datang. Aku harus siap-siap untuk mulai berkebun." Alea pun langsung turun setelah melihat El datang.

Saat datang keluar Alea begitu terkejut karena banyak barang munumpuk diteras rumah.

"Ehh? Barang-barang apa sebanyak ini? Ini tidak terlihat seperti untuk berkebun." Alea pun melihat El datang sambil membawa banyak barang dengan gerobak besi.

"El? Apa ini semua? Apa perlengkapan berkebun sebanyak ini?"

"Ini semua barang-barang untuk mu. Peralatan berkebun masih ada di mobil belum aku ambil."

"E.. Ehh untukku??!" Alea terkejut bukan maen.



Bersambung

A MAN WITHOUT FEELINGS FALL IN LOVEWhere stories live. Discover now