10. when alea is unconscious in the forest

12 4 0
                                    

Setelah selesai makan El kembali ke kamarnya. Ia berjalan ke arah jendela lalu membuka tirainya hingga cahaya matahari masuk memenuhi kamar.

Pandangannya memandang lurus kearah hutan di depan. Tiba-tiba Ia teringat perkataan Alea di meja makan lalu terkekeh pelan.

El mengambil nafas panjang lalu mencoba mengingat kembali kejadian kemarin malam. Saat Alea jatuh pisan karena kecapean.

***

"Apa aku harus menggendongnya lagi? Hah merepotkan sekali." Setelah berbicara begitu El pun langsung membopong tubuh Alea. Ia memperhatikan wajah Alea yang terpejam dengan damai.

"Aku tidak boleh terlalu keras padanya, bagaimana jika dia tiba-tiba mati? Padahal permainannya baru saja dimulai." El pun mulai jalan kembali ke rumahnya.

Setelah sampai dirumah El meletakkan tubuh Alea diatas sofa. Ia memperhatikan luka-luka yang ada di tubuh Alea. Lalu bajunya pun kotor.

El berinisiatif mengelap kulit Alea dengan handuk basah setelah mengambilnya dari dapur. Setelah selesai membersihkan luka-lukanya, El pun mengobati luka-luka Alea, memijit dan memerban kaki kiri Alea yang terkilir juga karena saat Alea jatuh El melihatnya.

Setelah selesai mengobatinya El membopong Alea kembali, membawanya ke kamar tamu lantai 2, lalu menidurkan Alea diatas tempat tidur.

"Jika dia tidur dengan pakaian kotor seperti itu pasti tidak nyamankan? Aku akan membawa bajuku untuk gantinya." El pun pergi ke kamarnya membawa baju yang sekiranya bisa Alea pakai.

El sedikit bingung karena semua bajunya besar-besar sedangkan tubuh Alea kecil. Ia pun akhirnya mengambil kemeja lengan panjang miliknya. Setelah itu ia kembali ke kamar tamu.

"Apa aku juga harus mengganti bajunya? Ahh ini sangat merepotkan." El pun duduk di sebelah Alea, tangannya mulai terulur untuk membuka kancing baju Alea. Tapi saat membuka kancing kedua El langsung berhenti. Ia baru ingat bahwa Alea adalah seorang perempuan.

Meskipun ia memiliki niat awal menyiksa Alea, tapi dia sama sekali tidak ingin merusak harga diri seorang wanita. Karena ibunya pun seorang wanita yang sangat Ia hormati dan sayangi. Jika Ia melecehkan wanita lain, maka itu sama saja dengan Ia melecehkan ibunya sendiri.

El langsung berdiri lalu mematikan lampu kamar supaya Ia tidak bisa melihat jelas tubuh Alea. Setidaknya itu lebih baik daripada melakukannya dengan lampu menyala. Begitu pikir El.

Setelah itu El lalu mengubah posisi Alea menjadi terduduk sambil bersender padanya. Ia lalu membuka pakaian Alea kemudian dengan cepat menggantinya dengan yang baru. Saat itu matanya benar-benar tidak melihat tubuh Alea sedikitpun. Ia hanya melihat ke depan tapi tangannya fokus memakaian baju.

Setelah selesai El pun langsung menidurkan kembali tubuh Alea. Dia sedikit bernafas lega karena telah berhasil melakukannya dengan lancar tanpa tergoda.

"Selanjutnya roknya.." El berpikir, dia tidak punya celana yang pas untuk Alea tapi karena kemejanya panjang mungkin itu sudah cukup. Saat itu Alea memakai rok dibawah lutut

El pun menyelimuti tubuh Alea lalu tangannya membuka rok Alea dari bawah selimut samping dan akhirnya misi berhasil.

El langsung duduk dibawah lantai sambil bersender ke tempat tidur. "Ternyata menjaga pandangan jauh lebih susah dibandingkan membunuh."

Setelah beberapa menit El pun bangkit dari duduknya. "Aku harus segera menyuci baju dia karena tidak ada ganti lagi. Apa aku harus membeli baju baru untuknya? Ahh merepotkan." El pun keluar dari kamar tamu dengan membiarkan lampunya mati dan jendela kamar tanpa tirai tertutup.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, El mengecek laptopnya untuk mengerjakan beberapa project yang tertunda. Setelah jam menunjukkan pukul 1 malam El pun langsung pergi tidur.

***

"Dipikir-pikir aku seperti mempunyai anak kecil. Sekarang aku harus membeli keperluan dulu. Dia tidak akan bisa kabur dari sini jadi aku bisa tenang." El pun mandi lalu bersiap pergi.

Saat El keluar dari kamarnya Alea melihat dia. "Apakah dia akan pergi?" Gumam Alea.

"Alea?" El masuk ke kamar Alea karena kebetulan terbuka.

"Ya?" Alea berpura-pura tidak melihat El tadi.

"Aku akan pergi keluar. Jangan coba-coba kabur dari sini jika tidak ingin mati karena diterkam serigala."

"A.. Apa? Se..serigala?" Alea terkejut bukan maen.

"Banyak serigala kelaparan di hutan ini, jadi jangan coba-coba keluar dari rumah jika tidak ingin mati." Setelah selesai bicara El pun langsung putar balik sambil menahan tawa lalu keluar dari rumah.

"Di.. Dia serius?? Ada serigala??" Alea masih memasang ekspresi terkejut.

Sementara itu diluar rumah, El sudah tidak bisa menahan tawanya. "Gadis itu gampang sekali dibohongi. Walaupun aku tidak bohong sepenuhnya. Haha"

Di hutan itu dulu memang terdapat banyak serigala yang berbahaya, tapi semenjak ada El disana mereka sudah lenyap semuanya.

El berjalan agak jauh dari rumah untuk mencapai garasi mobilnya. Karena di dekat rumahnya hanya ada jalan setapak.

.

"Oke sadar Alea! Saat ini waktunya menjalankan misi. Ayo cari tahu siapa itu Elard!"

Alea pun keluar dari kamarnya dan mulai menjalankan misi.



Bersambung

A MAN WITHOUT FEELINGS FALL IN LOVEWhere stories live. Discover now