Chapter 33

3K 300 4.6K
                                    

Guys, aku udah ada nama panggilan buat pembaca Pelabuhan Hati yaitu Alsha Squad. Kalau kalian follow IG Pelabuhan Hati pasti udah tahu lah yaaa karena banyak yang vote ituu. Jadi aku manggil pembaca cerita ini Alsha Squad.

Yang gak suka gak papa, tapi anak2 IG udah pada setujuu dan aku manggilnya bakalan itu. Btw Ramaikan juga AU nya yaaa karena berbeda dengan versi Wattpad sedikit.

Oh ya, sehubungan suka gak dapat notifikasi update. Bagi yang belum follow akun Wattpad aku follow ya, biar dapat notif nya.

Untuk next chapter targetnya 210 vote + 4600 komentar.

Pastikan untuk selalu vote dan komen di setiap baris kalimat.

Happy Reading🤍

-----------------------------------------------------------

Hidup tak pernah ideal untuk siapapun. Semua orang diuji dengan takaran masing-masing. Yang paling beruntung adalah mereka yang dapat menerima setiap takdir Allah dengan lapang dada, dan bersyukur kepada-Nya karena yakin bahwa apapun yang Dia tetapkan adalah yang terbaik.

— Ustadzah Halimah Alaydrus —

🕊🕊🕊

Weekend kali ini aku akan menghadiri acara kajian Ustazah Rizka yang mana istri dari Ustaz Fariz di Masjid Istiqlal bersama kedua sahabatku Amanda dan Kiran. Aku mengetahui info kajian tersebut dari grup WhatsApp komunitas kajian Azzahra yang diketuai oleh Nabila. Dan kajian kali ini hanya diikuti oleh perempuan saja.

"Girls, gue balik aja ya? Malu gue, belum biasa ikut kajian kayak gini, terlebih banyak dosa," ucap Kiran setibanya di tempat parkir.

"Ki, aku juga pas pertama ikut kajian bareng Bang Al itu ngerasa malu. Nggak percaya diri karena merasa belum baik, tapi setelah ikut kajian hati aku merasa tenang dan apa yang selama ini aku nggak tahu jadi tahu. Kamu nggak perlu malu, kan ada aku, ada Manda juga," balasku seraya tersenyum.

"Ki, acara kajian itu bukan buat orang-orang yang sudah baik saja, tapi buat belajar agama, buat menambah pengetahuan dan wawasan ilmu agama. Kita di sini sama-sama belajar untuk menjadi lebih baik lagi, Ki. Nggak semua orang yang ikut kajian itu sudah sempurna, kita semua di sini punya dosa hanya saja Allah tutupi aib-aib kita, jadi nggak usah malu," jelas Amanda.

Kiran terdiam sejenak. Setelah itu dia tersenyum menatapku dan Amanda."Yasudah, gue mau ikut kajian. Tapi kalian duduk nya dekat gue, ya?"

"Iya, ayok turun! Takut acaranya udah dimulai," balasku diakhiri senyuman.

Kiran pun mengangguk, lantas aku, Kiran, dan Amanda turun dari mobil lalu memasuki masjid istiqlal. Setibanya di dalam masjid banyak sekali muslimah yang hadir, sampai-sampai kami bertiga tidak kebagian tempat duduk. Tetapi, bersyukurnya seorang panitia perempuan membawa kami ke bagian pojok paling kanan dan masih ada tempat yang kosong untuk kami bertiga. Lantas kami langsung duduk di sana.

"Man, untung lo nggak bawa Ibrahim. Kalau nangis atau tantrum berabe, soalnya banyakan yang hadir bakalan malu kalau gue," ucap Kiran dengan suara pelan.

"Alhamdulillah nya suami aku lagi libur dan kasih izin aku ikut sama kalian, jadi Ibrahim sama Abi nya deh," balas Amanda diakhiri senyuman.

Aku hanya tersenyum mendengar percakapan mereka. Tidak berselang lama Ustazah Rizka pun hadir, kemudian MC mulai membacakan susunan acaranya. Usai itu tibalah penyampaian ceramah dari Ustazah Rizka. Aku pun langsung fokus menatap ke depan.

Pelabuhan HatiTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon