Chapter 13

1.7K 218 232
                                    

Bestie, aku lihat view jumlah yg baca setiap bab nya lumayan banyak.

Bisa gak kerjasama nya jangan pelit ngasih vote atau komen?

Kalian kan baca gratis. Aku minta vote sama komen aja sih, supaya aku semangat untuk lanjut ceritanya.

Bab ini bisa yuk 200 vote + 500 komen.

Happy Reading🤍

---------------------------------------------------------

Bagi Allah membolak-balikkan hati manusia lebih ringan daripada manusia membolak-balikkan tangannya. Namun, oleh Allah ada yang dibiarkan dan ada yang bolak-balikkan hatinya. Kenapa? Karena ada yang pantas dan ada yang tidak pantas.

— Ustaz Hanan Attaki

🕊🕊🕊

"Maaf. Aku tidak mencintaimu, Shabira."

Aku tersenyum mendengar pernyataannya. "No problem, ini tantangan bagiku dan akan kubuat kamu mencintaiku atas rida-Nya."

Meskipun kenyataannya aku sakit hati, namun aku tidak boleh bersedih di hari pernikahan ini. Aku harus berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Aku yakin Allah Maha Pembolak-Balik Hati manusia.

Mungkin sekarang Bang Al belum mencintaiku, tetapi bisa saja besok atau kedepannya dia akan mencintaiku. Aku hanya perlu bersabar dan terus berjuang untuk meluluhkan hatinya.

Aku beranjak berdiri sembari mengambil handbag. Kemudian Bang Al langsung mencekal tanganku. "Shabira, kamu mau kemana?"

"Aku mau ke toilet." Aku kembali tersenyum.

"Sha, soal ucapanku barusan——"

Aku memotong ucapannya. "It's okay, aku tahu kok, dari dulu kamu nggak pernah membalas perasaanku. Mungkin aku, harus lebih banyak sabar lagi, ya? Kalau gitu akan ku coba lagi, dan semoga nanti aku bisa berhasil membuat kamu jatuh cinta sama aku."

Bang Al hanya bergeming sembari menatapku. Entah apa yang dipikirkan olehnya. Namun hatiku merasakan sakit yang amat dalam.

"Semangat Shabira buat luluhin hati Bang Al!" Aku berkata dengan nada ceria seraya tersenyum lebar menatapnya. Senyum yang menutupi lukaku. Sebab aku tidak ingin dia tahu kalau aku sakit hati atas perkataannya. Aku hanya ingin terlihat baik-baik saja dimatanya.

Setelah mengatakan itu aku langsung pergi meninggalkannya seorang diri di kursi pelaminan. Para tamu terlihat sedang menikmati hidangan makanan, ada juga yang sibuk berfoto.

Saat hendak keluar dari ballroom, aku berpapasan dengan Elvano. "Sha, mau kemana?"

"Mau ke toilet," balasku.

"Mau gue antar?"

Aku menggeleng. "Enggak perlu El. Udah dulu ya, aku kebelet nih."

Setelah mengatakan itu, aku langsung keluar dari ballroom hotel. Ketika berpapasan dengan orang-orang yang menanyakan aku hendak pergi kemana, aku selalu menjawab hendak pergi ke toilet. Padahal dari awal itu hanya alibi ku saja, sebenarnya aku ingin keluar dari tempat ini untuk melampiaskan rasa sakitku.

Aku bernafas lega ketika keluar dari lift menemukan orang yang aku cari yaitu Pak Yanto, supir pribadi Papa. Terlihat pria setengah baya itu nampak terkejut melihatku ada di lobby utama hotel.

"Non Shabira, mau kemana?" tanya Pak Yanto ketika aku menghampirinya.

"Pak, ada barang berharga ketinggalan di rumah. Boleh pinjam kunci mobil Papa?"

Pelabuhan HatiWhere stories live. Discover now