Chapter 9

1.8K 188 109
                                    

PASTIKAN UNTUK SELALU VOTE DAN KOMEN DI SETIAP BARIS KALIMAT YAA..

JANGAN PELIT UNTUK VOTE, BIAR SEMANGAT AKU LANJUTKAN CERITA INI.

HAPPY READING 🦋

--------------------------------------------------------------

Belajarlah dari kisah cinta Zulaikha dan Nabi Yusuf. Saat Zulaikha mengejar cinta Nabi Yusuf, tapi Allah tidak memberikan Nabi Yusuf kepadanya. Akan tetapi, saat Zulaikha mengejar cinta-Nya, maka Allah memberikan Nabi Yusuf untuknya.

— Pelabuhan Hati —

@nurhoiriah16_

🕊🕊🕊

Sudah pukul sepuluh malam, namun aku belum bisa tidur. Sebab kepikiran dengan perkataan Elvano bahwa Bang Al mempunyai masa lalu yang belum selesai. Aku tidak tahu itu benar atau tidak, semoga saja keputusan Bang Al menerima perjodohannya denganku murni kemauan dia bukan terpaksa.

Merasa tidak nyaman berbaring di kasur. Aku pun memutuskan keluar kamar, lalu pergi ke kamar Papa yang berada di lantai bawah. Namun pintunya sedikit terbuka, dan Papa tidak ada di sana. Lantas aku pun pergi ke ruang kerjanya yang tidak jauh dari ruang keluarga.

Setibanya di sana, berhubung pintunya sedikit terbuka aku langsung masuk begitu saja. Terlihat Papa sedang berkutat dengan laptopnya.

Aku mengembuskan napas perlahan ketika melihatnya."Papa nggak pernah capek ya? Kerja mulu."

Tidak pernah aku melihat Papa mengeluh atau capek mengenai kerjaannya. Walaupun mungkin sebenarnya capek, tetapi Papa selalu menyembunyikan perasaannya. Apalagi dia sangat hebat membagi waktu untuk keluarga dan bekerja, meskipun sesekali dia mencuri waktu pada malam hari seperti sekarang mengerjakan kerjaannya yang belum selesai.

Papa tersenyum menatapku. "Hi Sweetheart, belum tidur?"

Aku menggelengkan kepala."Belum ngantuk." Aku menarik kursi dan duduk berhadapan dengannya."Papa masih lama?"

"Baru selesai, Papa tadi habis ngecek laporan yang belum sempat Papa cek." Papa berkata sembari menutup laptopnya. Kemudian dia menarik daguku, lalu mengernyitkan dahi ketika menatap raut wajahku."Kenapa mukanya kok kayak sedih gitu? Any problem? Mau cerita sama Papa?"

Aku hanya membalasnya dengan anggukkan kepala. Kemudian Papa beranjak dari tempat duduknya, lalu dia langsung merangkul pundak ku.

"Mau cerita dimana? Di kamar kamu saja yuk? biar nanti kamu langsung tidur, gimana?" tanya Papa seraya mengelus rambutku.

Aku mengangguk."Okay."

Lantas aku langsung beranjak berdiri. Kemudian aku dan Papa bergegas pergi menuju kamarku yang berada di lantai atas. Setibanya di dalam kamar, aku dan Papa langsung duduk di atas kasur serta posisi kami saling berhadapan.

"Pa, Sha merasa kalau Bang Al menerima perjodohan ini karena terpaksa. Seandainya itu benar, gimana?" tanyaku sembari mencebikkan bibir.

"Shabira, perlu kamu ketahui. Kata Bunda Ara, Alvaro menerima perjodohan ini dia sampai rutin melakukan istikharah, dan meminta waktu cukup lama, enggak asal terima keputusan saja. Papa yakin dia menerima perjodohan ini bukan karena terpaksa, melainkan keputusan dari lubuk hatinya sendiri apalagi dia melakukan rutin salat istikharah, pasti dapat petunjuk terbaik dari Allah," jelas Papa.

"Pa, aku cinta sama Bang Al. But, he can't love me yet." Aku berkata dengan lirih.

Papa tersenyum sembari menggenggam kedua tanganku. "Sha, Allah Maha pembolak-balik hati manusia. Mungkin sekarang Alvaro belum mencintai kamu, tapi bisa saja setelah menikah dia sangat mencintaimu."

Pelabuhan HatiWhere stories live. Discover now