Chapter 21

1.7K 200 618
                                    

PASTIKAN UNTUK SELALU VOTE DAN KOMEN DI SETIAP BARIS KALIMAT.

Play lagu Traitor - Olivia Rodrigo on Mulmed biar ngefeel soalnya Shabira nyanyi lagu itu di pertengahan 🤭

Bestie, untuk bab selanjutnya 600 komen. Kalau tembus bakalan update cepat 🤍

HAPPY READING 🤍

-------------------------------------------------------------

"Kamu yang selalu membuat hatiku terluka, tetapi kamu juga yang selalu menyembuhkan hatiku."

- Shabira Deiren Umzey -

🕊🕊🕊

"Hi Sha, kebetulan banget kita ketemu di sini. Sendirian aja nih?" tanya Elvano menghampiri.

Aku menggeleng seraya tersenyum. "Aku ke sini sama Bang Al. Kamu sama siapa El?"

"Gue ke sini sama Kiara dan temennya si Nazwa, mereka lagi di toilet. Oh ya, lo ngapain di sini? Bang Al nya mana?" Elvano berkata sembari melirik-lirik sekitar.

Aku terdiam sejenak. Jika aku berkata jujur bahwa Bang Al sedang mengejar masa lalunya, pasti Elvano akan curiga dengan rumah tangga kami.

Hingga akhirnya aku terpaksa berbohong. "Emm... aku lagi cari Bang Al, tadi dia lagi di toilet. Cuma belum balik-balik, jadi aku mau samperin."

"Oh gitu," balas Elvano seraya tersenyum.

Aku hanya membalasnya dengan anggukan kepala. Setelah itu aku pamit pergi. Aku berjalan dengan langkah pelan dan hati-hati. Sehingga membuat Elvano kembali menghampiri.

"Sha, kaki lo kenapa?" tanyanya.

"Kaki kiri aku keseleo El, tadi pas jogging jatuh," balas ku.

"Yaampun, gue bantu lo jalan ya?"

Aku menggelengkan kepala."Nggak perlu El, aku masih bisa jalan sendiri."

"Yasudah, kalau gitu gue temenin lo sebelum Bang Al datang, boleh kan?"

Aku hanya membalasnya dengan anggukan kepala seraya tersenyum. Setelah itu aku dan Elvano berjalan berdampingan menuju mobil Bang Al.

Setibanya di sana, Elvano langsung membukakan mobil. Aku pun langsung memindahkan semangkuk bubur yang ku taruh di kursi sebelumnya, kemudian langsung duduk. Namun, Elvano tidak langsung pergi melainkan dia berdiri di dekat pintu mobil yang sengaja tidak ku tutup.

"Kalian lagi makan bubur ayam?" tanya Elvano sembari melihat ke arah dua mangkuk bubur ayam punyaku dan Bang Al.

Aku hanya membalasnya dengan anggukan kepala.

"Habisin Sha buburnya, sayang mubazir," ujarnya.

Lagi-lagi aku hanya mengangguk. Kemudian mengambil semangkuk bubur ayam itu, lalu memakannya. Seketika aku terdiam ketika mengingat Bang Al langsung pergi begitu saja mengejar perempuan itu saat memakan bubur ayam ini. Rasa bubur ayam yang semula enak pun menjadi hambar.

"Sha, kenapa diam?" tanya Elvano menatapku curiga.

"Oh enggak apa-apa kok El," balasku seraya tersenyum tipis.

"Oh ya, kaki lo cuma keseleo doang, nggak ada luka?" tanya Elvano.

"Ada, luka lecet dikit di lutut, tapi udah diobatin lukanya sama Bang Al," balasku

Kemudian aku kembali memasukan satu sendok bubur ayam ke dalam mulut dan memakannya. Sementara Elvano sedang memainkan ponselnya.

"Oh ya Sha, Bang Al dari tadi ke toilet nya?" tanya Elvano.

Pelabuhan HatiDär berättelser lever. Upptäck nu