Chapter 35

2.9K 291 5K
                                    

⚠️Warning! Bab ini mengandung keuwuan, dilarang baper🤪🤭

Untuk part selanjutnya target 210 vote + 5000 komen.

Pastikan untuk selalu vote dan ramaikan kolom komentar di setiap baris kalimat. Biar aku semangat nulisnya 💗

Happy Reading 🤍

--------------------------------------------------------------

Dalam mencari pasangan, akhlak lebih didahulukan daripada ilmu. Ilmu bisa dicari namun akhlak susah untuk dibentuk. Tak sedikit orang yang berilmu namun akhlak belum terbentuk.

— Ustadz Firanda Andirja

🕊🕊🕊

Sebagai orang tua melihat anaknya sakit pasti sangat khawatir. Begitupun dengan Bunda Ara dan Ayah Arvin rasakan. Yang membuatku kagum, mereka sebagai orang tua tidak mengomeli atau menghakimi Bang Al yang tidak jaga pola makan sehingga menyebabkan sakit. Melainkan mereka memberikan nasihat supaya kejadian hari ini tidak terulang lagi.

"Al, soal perusahaan semisal kamu butuh bantuan Bunda, bilang ya? Jangan sampai karena terlalu sibuk kerja, kamu jadi sering telat makan dan kecapean," ucap Bunda Ara.

"Insyaallah perusahaan bisa Al handle, Al nggak mau ngerepotin Bunda," balas Bang Al.

"Pokoknya selalu ingat nasihat Ayah dan Bunda ya, Al. Tolong jaga kesehatan tubuh kamu, kasihan Shabira kalau kamu sakit terus," ujar Ayah Arvin.

Bang Al mengangguk seraya tersenyum."Insyaallah Yah."

Kemudian Bunda Ara memberikan totebag berisikan kotak makan kepadaku. "Sha, Bunda habis masak makanan kesukaan kamu nih, beef teriyaki."

Aku menerima totebag tersebut, kemudian membuka kotak makan tersebut dan benar saja beef teriyaki kesukaanku.

"Ini buat Sha, Bunda?" tanyaku sangat antusias sekali.

"Iya Sayang, Bunda disuruh sama Al bikin makanan kesukaan kamu. Sekaligus ucapan makasih dari Al karena udah mau bikin bubur ayam buat dia," balas Bunda Ara diakhiri senyuman.

Aku tersenyum menatap Bang Al. Bisa-bisa nya dia meminta Bunda Ara memasak makanan kesukaanku tanpa sepengetahuanku. Namun, aku sangat senang sekali.

"Makasih Bunda. Maaf ya, jadi repotin," balasku diakhiri senyuman.

"Nggak repotin kok Sayang. Jangan lupa dimakan, ya. Kamu pasti belum sarapan kan?" tanya Bunda Ara.

Aku mengangguk."Iya Bunda, pasti Sha makan kok."

Tiba-tiba pintu ruangan rawat inap terbuka seraya terdengar seseorang mengucap salam. Kami semua menoleh ke arah sumber suara ternyata Kiara datang membawa bingkisan buah-buahan dan juga goodie bag minimarket berukuran sedang. Kami semua membalas salamnya. Setelah itu dia menghampiri kami.

"Bang Al, syafakallah," ucap Kiara menghampiri Bang Al. Kemudian gadis itu memeluk Abangnya sebentar.

"Oh ya, ini buah-buahan dari Kia buat Abang. Jangan lupa dimakan ya," kata Kiara tersenyum. Kemudian gadis itu menaruh bingkisan buah-buahan di atas laci yang berada di samping ranjang pasien.

"Jazakillah khairan," balas Bang Al diakhiri senyuman.

"Waiyyaka." Kiara membalasnya dengan senyuman. "Kak Sha ini buat Kakak dari Bang Al," lanjut Kiara sembari menyerahkan goodie bag minimarket kepadaku.

Aku pun menerimanya. Kemudian membuka goodie bag tersebut ternyata isinya tiga snack kentang rumput laut, tiga cokelat batang, tiga ice cream cup rasa cokelat dan vanila, dan dua botol air mineral berukuran sedang.

Pelabuhan HatiWhere stories live. Discover now