Chapter 12

1.7K 186 209
                                    

Jangan lupa berikan vote dan komentar di setiap baris kalimat🤍

Happy Reading!😍

-------------------------------------------------------------

Aku bersyukur bisa memilikimu. Sebab, kamu adalah anugerah terindah yang Allah takdirkan untukku.

- Shabira Deiren Umzey -

🕊🕊🕊

Acara akad berlangsung di Masjid At-Taqwa yang berada di masjid komplek perumahan tempat tinggalku dan Papa. Setelah mendengar beberapa sambutan sebelum acara akad di mulai, aku dikejutkan oleh MC yang mengatakan bahwa Bang Al akan membacakan potongan ayat suci Al-Quran surah An-Nisa ayat 1 dan Ar-Rum ayat 21.

Bagaimana tidak terkejut? Pasalnya aku tidak tahu kalau Bang Al akan membacakan ayat suci Al-Quran sebelum akad pernikahan kami. Suara Bang Al yang bagus saat membaca Ayat suci Al-Quran tersebut mampu menyejukkan hatiku, sampai-sampai mataku berkaca-kaca karena sangking senang dan terharu.

Usai Bang Al membacakan ayat suci Al-Quran, entah mengapa kini aku merasa tegang ketika melihat Bang Al menggenggam tangan Papa lewat televisi yang berada di ruangan Masjid ini yang telah di setting.

Aku terus mengucapkan sholawat di dalam hati agar diberikan kelancaran untuk Bang Al. Bahkan tanganku terus menggenggam tangan Amanda yang duduk di samping kanan, sementara Kiran yang duduk di samping kiri, sedari tadi dia terus merangkul dan mengelus pundakku, supaya aku lebih tenang.

Kini suara Papa mulai terdengar membuatku tegang. Aku terus mengeratkan genggaman tanganku kepada Amanda sembari fokus menatap layar televisi yang telah di setting itu.

Terlihat Papa menggenggam erat tangan Bang Al. Ditatapnya Bang Al dengan serius."Bismillahirrahmanirrahim ... ananda Alvaro Danendra Pratama bin Muhammad Arvin Pratama. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya bernama Shabira Deiren Umzey binti Andre Pandu Winata dengan mas kawin seperangkat alat salat, logam mulia 500 gram, dan uang 500 juta rupiah, dibayar tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Shabira Deiren Umzey binti Andre Pandu Winata dengan mas kawin seperangkat alat salat, logam mulia 500 gram, dan uang 500 juta rupiah dibayar tunai!"

"Bagaimana para saksi, Sah?"

"SAH!"

Air mataku mengalir begitu saja ketika melihat Bang Al bisa mengucapkan ijab qabul dengan lantang dan hanya satu tarikan nafas. Setelah sekian lama aku mengagumi dan mencintai dirinya, kini impianku untuk bisa menjadi istrinya akhirnya terwujud. Rasanya tidak bisa diungkapkan lewat kata-kata, yang jelas aku sangat bahagia. Kemudian aku pun langsung memeluk Amanda dan Kiran.

"Udah Sha, jangan nangis terus. Gue tahu lo bahagia, tapi please stop, make-up lo jadi luntur!" omel Kiran setelah melepaskan pelukannya.

"Biarin, soalnya aku bahagia banget bisa nikah sama crush aku sendiri," balas ku sembari menyeka air mata.

"Iya, gue tahu. Udah jangan nangis lagi," ucap Kiran.

"Aku juga ikut happy Sha. Udah ya, nangisnya. Sini aku benerin make-up nya," ujar Amanda.

Aku pun mengangguk setuju. Setelah itu Amanda dan Kiran membetulkan kembali make-up ku menggunakan beberapa peralatan make-up yang sengaja dibawa oleh Kiran di dalam tas khusus make-up.

Usai make-up ku kembali seperti semula. Amanda dan Kiran mengajakku berdiri untuk keluar dari ruangan dan menghampiri Bang Al yang kini sudah sah menjadi suamiku.

Pelabuhan HatiWhere stories live. Discover now