Chapter 55. You Deserve to Die

6.7K 634 104
                                    

Sore hari yang cerah di kawasan taman pemakaman yang sedang sepi, seorang laki-laki sedari tadi duduk di bangku yang terbuat dari batu, di samping makam yang sudah cukup lama tak ia datangi.

Rumput hijau yang tertanam di atas makam tersebut, kini tertutupi dengan kelopak mawar merah hingga hampir tak terlihat. Aromanya terhirup semerbak, ketika angin sejuk menerpa dari kejauhan sana.

Laki-laki yang menaburkan bunga itu kini masih merenung. Ia sudah hampir setengah jam berada disini, tanpa mengatakan apapun dan hanya memperhatikan nisan yang terbuat dari batu.

Laki-laki itu merasa bingung. Ia merasa bingung bagaimana cara menyampaikan apa yang hendak ia sampaikan.

"Ternyata gak berhasil, Syerin."

Hingga akhirnya, kalimat itu keluar dari mulut laki-laki tersebut.

Julian mengungkapkan apa yang sedari tadi ia pikirkan, dan ia ragukan mesti diucapkan atau tidak.

"Ternyata ujungnya tetep gak berhasil."

Kekecewaan tergambar jelas di nada suaranya, ketika menuturkan kalimat tersebut. Ia merasa malu, dan sedih karena tidak berhasil menepati janjinya, pada seseorang yang dulu pernah menjadi orang paling penting dalam hidupnya.

"I'm sorry."

Julian menyunggingkan senyuman penuh kesedihan di bibirnya, sambil terus menatap ke arah nisan bertuliskan nama mantan kekasihnya, yang sudah meninggalkan dunia ini selama bertahun tahun lamanya.

"I'll see you soon."

Julian mengucapkan kalimat terakhirnya, kemudian berdiri dari posisinya. Ia menghela nafas panjang, dan memejamkan mata menikmati sejuknya udara.

Satu kali lagi. Julian hanya akan memberi dirinya sendiri kesempatan satu kali lagi.

Jika kali ini gagal, maka Julian akan menempuh jalan terakhir yang ia miliki. Ia tidak akan mengundur waktu lagi. Ia sudah mendapatkan cukup banyak informasi, serta keyakinan di dalam dirinya untuk melakukan semua ini demi mereka yang begitu ia cintai di dalam hidupnya saat ini.

Kini, satu-satunya hal yang Julian butuhkan, hanyalah nyali.

***

Sementara itu, di ruang tengah sebuah rumah yang cukup besar, dua orang ibu muda sedang bersantai, menonton TV sambil menjaga bayi mereka masing-masing.

Karina duduk di karpet bersama puteri kecilnya yang sedang sibuk memainkan mainannya, dan membuat benda-benda itu berserakan.

Sementara Nathalie bersama puteranya, yang sedang ia baringkan di atas tempat tidur yang bisa dibawa kemana-mana.

Dua orang perempuan lain juga sedari tadi menemani mereka disana. Meskipun keduanya sama-sama luang dan bisa fokus pada bayi masing-masing, namun Evan sudah mempekerjakan dua orang babysitter di rumah ini.

Yang pertama adalah babysitter yang sudah bekerja sejak Ezekiel lahir, dan yang kedua babysitter baru yang ditugaskan membantu Karina merawat Kiara.

Sudah satu minggu berlalu semenjak Karina menginap di rumah ini, sudah satu minggu juga semenjak ia memberitahu Evan dan Nathalie soal kehadiran Kiara di dunia ini.

Rasanya waktu berlalu terlalu cepat. Ada banyak kekhawatiran yang Karina rasakan, tiap kali hari berganti.

Namun senyuman bayi berusia satu tahun yang kini memberikan mainannya untuk Karina, sudah cukup membuatnya yakin bahwa ini memang jalan yang terbaik.

Meskipun akan menjalani masa-masa sulit diawal, namun Karina yakin Kiara akan hidup dengan tentram di rumah ini. Tak akan ada yang berani mendekatinya, jika Evan sudah jadi pelindungnya.

myloverTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon