Chapter 34. Sl*ve Owner

8.5K 596 27
                                    

warning ⚠️🔞 chapter ini mengandung tema disturbing yg bisa bikin pembaca ngerasa gak nyaman ⚠️

mengingatkan sekali lagi kalo mysavior dan semua sequelnya adalah cerita dark romance dengan konflik berat dan banyak ngungkit soal human and s*x trafficking

dimohon kebijakan pembaca dalam memilih bacaannya 🙏🏻 kalo masih dibawah 21 tahun mending baca Noah Gf / Love Heritage aja yaa luvs 🥰

***

Chapter 34. Sl*ve Owner

"Cherry Parfait."

Dua kata itu akhirnya keluar dari mulut seorang gadis yang seharian ini belum mengucapkan sepatah katapun, membuat koki yang sedari tadi berada di dapur kini bertepuk tangan dengan senang, dan Julian tersenyum bangga karena gadis ini mulai bisa berbicara layaknya gadis yang normal.

"Kamu udah cobain, cherry parfait nya?" Julian bertanya lagi, melanjutkan obrolan yang tak ia duga ini.

Gadis bernama Syerin kini menjawab Julian dengan gelengan pelan.

"Belum?" ucap Julian, yang kini terpikirkan sesuatu hal. Ia mengambil dessert rasa cherry itu dari tangan Syerin.

"Kalo gitu, gimana kalo kita makan bareng-bareng sambil nonton TV?" ucap Julian, tersenyum pada gadis yang masih berdiri terdiam di tempatnya.

"Ayo."

Julian berjalan menuju ke ruang TV yang begitu besar dan luas, sementara Syerin yang melihat itu langsung mengikuti. Gadis yang mengenakan home dress berwarna merah muda itu berjalan di belakang Julian.

Sambil memegang gelas kaca berisi krim dan cherry, Julian duduk di sofa yang begitu empuk. Ia melihat ke arah Syerin yang saat ini berdiri satu meter di hadapannya.

"Ayo sini duduk," ajak Julian.

Syerin yang diperintahkan kembali bergerak, namun bukannya duduk di samping Julian seperti yang Julian maksud, gadis itu malah duduk di lantai.

Syerin duduk bersimpuh di dekat kaki Julian, kemudian mendongak menatap laki-laki itu.

Julian sedikit tersentak melihat hal tersebut. Ia menelan ludahnya.

"Gak disitu, Syerin, duduk disini," ucap Julian, menepuk sofa di sampingnya, meminta Syerin duduk di sampingnya.

Namun gadis itu tidak bergerak. Ia masih tetap berada di tempatnya, dan menatap Julian seolah dirinya tidak memahami perintahnya barusan.

Julian menghela nafas kasar. Ia tahu Gede sudah sering memperingatinya, untuk mengajari Syerin secara pelan-pelan dan tidak tergesa, namun tetap saja, ia sering merasa tidak sanggup melakukan semua ini.

Akhirnya, Julianpun membiarkan Syerin duduk disana, jika memang gadis itu merasa bahwa ia sudah seharusnya duduk disana.

"Aku cobain dulu," ucap Julian, menyendok cherry parfait yang sedari tadi ia pegang di tangannya.

Julian merasakan sensasi manis dan segar dari dessert tersebut, kemudian ia menatap Syerin yang memperhatikannya dengan seksama.

"Enak," ucap Julian, memberitahu Syerin rasa dari makanan penutup yang ia makan.

Julian kini menyendokkan lagi parfait tersebut, kemudian ia mendekatkan sendoknya ke arah Syerin, yang masih terdiam menatapnya.

Syerin tak bergerak dan hanya menatap ke arah Julian, kemudian ke arah sendok yang Julian sodorkan padanya.

Julian kembali menghela nafas kasar, menyadari bahwa gadis ini tidak akan melakukan apapun, kecuali Julian yang mengatakannya, dan dengan nada penuh perintah yang tak boleh dibantah.

myloverWhere stories live. Discover now