Chapter 25. You Can't Go Home

9.3K 585 25
                                    

note : chapter ini isinya diambil dari prolog, tp tetep dibaca yaa soalnya banyak tambahannya

***

Chapter 25. You Can't Go Home

Saat ini di dalam sebuah kamar yang berukuran cukup besar dan bernuansa putih dengan aksen kayu kecokelatan, seorang ibu muda sedang mengobrol dengan puterinya yang ia dudukkan di dalam keranjang bayi, dan sedang menggigit mainannya.

Tanpa terasa, enam bulan sudah berlalu semenjak Karina melahirkan puterinya. Waktu berjalan begitu cepat, secepat tumbuh kembang Kiara yang sudah bisa tertawa, mengoceh bahkan duduk dengan sempurna.

"Kialaaa.. mau mamam apa cayang? pizza? lasagna? mama bikinin cemuanya!"

"Hah? sejak kapan ni orang jadi cadel??" ucap Vanessa, sahabat Karina yang sedang berkunjung ke Jakarta bersama Mery.

Mery hanya tersenyum, sambil menatap Karina yang sedari tadi asyik mengobrol, padahal bayinya belum bisa berbicara selain ocehan tanpa arti.

Karina dan Mery kini sama-sama berdiri di dekat keranjang bayi. Mery memperhatikan bayi bernama Kiara, yang hari ini genap berusia enam bulan.

"Kiara makin cantik ya, mirip banget sama mamanya," ucap Mery.

"Iya dong aunty, mamanya aja secakep ini," sahut Karina tersenyum bangga, kemudian mengecup pipi bayinya dengan gemas.

Mery tersenyum mendengarnya. Ia tidak berbohong ketika mengatakan ada kemiripan antara Kiara dan Karina, namun ia sadar bahwa Kiara juga sangat mirip dengan ayahnya.

Terutama di bagian hidung dan bibirnya, Kiara terlihat begitu mirip dengan Evan.

Kini Mery menelan ludahnya. Satu hal yang selalu ia khawatirkan, bukanlah fakta bahwa Karina akan membesarkan anaknya sebagai seorang single parent, namun tentang sampai kapan ia bisa membantu Karina menyembunyikan keberadaan Kiara dari mantan suaminya, serta keluarga besarnya di Denpasar.

***

Di dalam sebuah cafe yang terletak di lantai dasar apartemen, Karina bersama kedua sahabatnya sudah duduk dengan santai.

Karina tersenyum menatap Kiara yang tertidur di dalam stroller dengan tenang. Bayi itu pasti kenyang dan mengantuk setelah Karina berikan ASI sebelum mereka turun kesini.

Karina meminum kopi susu yang ia pesan, serta sandwich yang jadi cemilan sorenya.

"Gemes banget," ucap Mery, menahan diri untuk tidak mencubit pipi Kiara yang gembul, karena takut membangunkannya.

Sementara Vanessa kini menatap Karina yang sedang memakan sandwichnya. Ekspresi dan aura yang dipancarkan oleh Karina sudah berubah drastis, dari apa yang dulu Vanessa ingat sekitar satu setengah tahun yang lalu.

Karina tak pernah memancarkan aura bahagia sebesar ini sebelum melahirkan puterinya. Keberadaan Kiara yang baru enam bulan di dunia, sangatlah membawa pengaruh besar dalam hidupnya.

Vanessa tidak mau kebahagiaan itu pudar. Ia tidak mau melihat Karina yang dulu lagi. Ia ingin selalu melihat sahabatnya yang bahagia seperti sekarang ini.

Akan tetapi..

"Jadi, kapan lo balik ke Denpasar?"

Pertanyaan Vanessa berhasil membuat Karina terdiam seketika. Ia begitu tersentak, dan langsung meletakkan kembali sandwichnya di atas piring.

Akhir-akhir ini, Vanessa cukup sering mengungkit dan mempertanyakan soal itu. Karina tidak mengerti kenapa, tapi kawannya yang satu ini benar-benar menyebalkan tiap kali mengungkit soal Denpasar.

myloverHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin