Chapter 17. He Left

8.3K 608 19
                                    

Saat ini di dalam apartemen, Karina sudah duduk lagi di kursi meja makan, dan melanjutkan makan malamnya yang sempat tertunda karena kehadiran seorang laki-laki yang begitu mengejutkan.

Laki-laki itu sedari tadi duduk di hadapan Karina, memperhatikan dalam diam hingga Karina akhirnya menyelesaikan makan malam. Karina kini meminum susu yang wajib ia minum dua kali sehari.

"Lo lagi gak pengen ketemu sama gua?"

Disela keheningan itu, Julian tiba-tiba bertanya, membuat Karina menunda minum susunya.

"Ehm."

Tanpa menatap Julian, Karina menjawab dengan gumaman.

"Kenapa? bukannya semalem lo nyariin gua?"

Kedua mata Karina seketika membulat. Ia akhirnya menatap Julian, namun dengan ekspresi yang begitu tersentak.

"S-siapa yang nyariin??"

"Chat lo semalem?" ucap Julian, sambil menaikkan alisnya.

"Itu kan dibajak Mery!" sahut Karina kesal.

"Mery gak mungkin ngirim chat kaya gitu kalo bukan karena lo."

Karina semakin membelalak mendengarnya. Tangan Karina yang berada di atas meja kini mengepal kencang. Emosi di dalam dirinya entah kenapa terasa meluap. Ia melotot menatap Julian dengan penuh amarah.

"Gak usah kepedean! lagian lo juga kenapa dateng sekarang?? bukannya kemaren lo bilang gak bisa dateng??"

Julian yang melihat itu sedikit tersentak. Padahal ia hanya berniat meledeki Karina, namun ia tak menyangka Karina akan marah sungguhan padanya.

"Ehm, gua gelisah kalo terlalu lama gak liat lo, jadi langsung aja kesini walaupun bisanya malem."

Jawaban Julian langsung berhasil membuat kedua mata Karina yang memancarkan amarah, kini berubah seketika.

Karina mengerjap, dan mengatur nafasnya yang terengah-engah. Ia menelan ludah dengan susah payah, begitu bingung pada situasinya saat ini.

"Ck!"

Setelah beberapa saat keduanya terdiam dan saling menatap, Karina akhrinya berdiri sambil berdecak kesal. Ia berjalan menuju ke kamarnya. Ia tidak ingin berhadapan lagi dengan Julian.

Baru saja Karina membuka pintu dan hendak masuk, ia tiba-tiba tertahan oleh Julian yang menariknya dari belakang.

Karina menatap Julian, dan melihat laki-laki itu yang ternyata sudah berada di dekatnya sekarang.

"Kenapa, Karina?"

Julian mendekatkan tangannya, dan mengusap pipi Karina, membuat jantung Karina berdebar kencang karena tersentak.

"Lo kenapa marah sama gua? gua salah apa?"

Suara Julian yang bertanya, terdengar begitu lembut di telinga Karina, namun hal tersebut tak cukup berhasil meluluhkan kegusaran dan kesal yang Karina rasakan sekarang.

Karina melepaskan tangan Julian dengan kasar, sebelum akhirnya berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Ketersentakan semakin Karina rasakan, ketika ia melihat Julian yang langsung mengikutinya masuk juga ke dalam kamar. Laki-laki itu masuk tanpa seizininnya.

"Ngapain?? keluar!"

Karina berteriak dan hendak mendorong Julian dari kamarnya, namun Julian malah menangkap kedua tangan Karina dan menahannya agar tak bisa mendorong.

Karina lah yang kini berjalan mundur, terdorong oleh laki-laki yang maju ke depan dan membuatnya panik luar biasa.

"Julian?? ngapain?!" ucap Karina, begitu panik karena Julian semakin masuk ke dalam kamarnya sekarang.

myloverWhere stories live. Discover now