Chapter 13. Six Months Pregnant

8.8K 556 23
                                    

Saat ini di area dapur, seorang ibu hamil yang perutnya sudah cukup besar dan menonjol dengan jelas, sedang menyeduh susu yang disarankan dokter untuk ia minum setiap hari.

Karina berjalan menuju ke ruang tamu apartemennya, dan duduk di sofa yang empuk.

"Hah.."

Karina menghela nafas pelan. Tubuhnya terasa begitu lelah. Padahal seharian ini, ia hanya beraktivitas di rumah, namun karena perutnya yang besar, segala hal jadi terasa lebih berat dilakukan.

Saat ini Karina sudah berada di akhir trimester kedua kehamilannya. Usia kandungannya enam bulan.

Karina masih tak menyangka, sudah enam bulan janin di dalam perutnya menemaninya kemana-mana. Ia juga tak menyangka sudah empat bulan lamanya sejak ia tinggal di Jakarta.

Selama empat bulan terakhir, Karina telah memiliki beberapa perubahan dalam hidupnya, salah satunya adalah menyangkut pekerjaan.

Karina sudah memiliki pekerjaan yang bisa ia lakukan dari rumah. Gaji yang didapatkan memang lebih kecil dibanding yang dulu ketika bekerja di kantoran, namun ia tetap senang, sebab kini ia jadi mendapatkan uang tiap bulannya tanpa harus terus bergantung pada tabungan.

Di sofa, Karina mengambil remot dan menyalakan TV. Ia menonton acara yang berputar, sambil meminum susunya.

Ting!

Tiba-tiba ponsel Karina berbunyi. Ia melihat pesan dari salah satu sahabatnya, Vanessa.

"Next weekend gua sama Mery mau ke Jakarta, siap-siap kita karokean lagi."

Karina tak kuasa tersenyum geli membacanya. Mery dan Vanessa sangat sering pergi ke Jakarta untuk menemui Karina. Hal tersebut terkadanf membuat Karina merasa tak enak karena sudah merepotkan kedua kawannya.

Namun Mery dan Vanessa selalu mengatakan bahwa mereka datang bukan untuk menemui Karina, tapi untuk menemui Kiara, janin di dalam perutnya yang sudah dipastikan berjenis kelamin perempuan.

Karina tersenyum. Ia kembali fokus pada ponselnya dan membalas pesan Vanessa, mengatakan bahwa ia akan menyiapkan makanan untuk acara karaoke mereka selanjutnya.

Setelah membalas pesannya, Karina kembali melanjutkan minum susunya. Memikirkan soal karaoke, membuatnya teringat pada malam pertama apartemennya dijadikan tempat berkumpul dan studio karaoke dadakan.

Karaoke dadakan itu mereka lakukan pertama kali sekitar empat bulan yang lalu, di hari pertama Karina pindah ke apartemen ini.

Tiba-tiba senyuman Karina pudar dan digantikan rasa gugup, mengingat apa yang terjadi disini, di sofa yang ia duduki.

Flashback dimulai.

"Kenapa? cemburu?"

Kedua mata Karina membulat, ketika tubuhnya menabrak tubuh Julian yang menariknya, dan membuatnya menempel rapat.

Karina menatap laki-laki itu dari dekat, dengan debaran jantung yang terasa cepat. Tangan Julian masih berada di pinggangnya sekarang.

Karina begitu tercengang, pada senyuman miring yang disunggingkan Julian, serta pertanyaan yang sempat membuatnya bungkam.

Plak!!

Dengan kencang Karina menabok jidat Julian, mendorong laki-laki itu menjauh darinya.

Karina juga mendorong tangan Julian, yang dengan beraninya melingkar di pinggang.

"Gua hajar lo bangs*t!" ucap Karina, melotot dan mengumpat pada laki-laki itu.

"Aww.."

Julian merasakan sedikit perih di keningnya karena ditabok oleh Karina, sementara Karina kini bergeser menjauh dengan kesal.

myloverWhere stories live. Discover now