Chapter 46. It's Hurt Loving You

8.4K 653 56
                                    

bentar lg masuk konflik puncak yaa readers, semangatss 💪🏻

***

Chapter 46. It's Hurt Loving You

"Silahkan duduk, ibu Karina."

Di dalam ruang konsultasi dokter, Karina masih berdiri tercengang, dan berusaha memahami apa yang sedang terjadi saat ini.

Bagaimana mungkin direktur di kantor tempat ia bekerja, juga merupakan seorang dokter yang akan memeriksa tumbuh kembang puterinya??

"Pak Ben itu jarang-jarang ke kantor karena dia punya banyak kerjaan diluar!"

Ketika Shaila mengatakan itu, Karina sama sekali tidak menduga bahwa salah satu pekerjaan diluar kantor yang dimaksud adalah seroang dokter, dokter anak pula, batinnya.

"Bu Karina?"

Benedict kembali berucap, menyadarkan Karina yang masih terdiam membeku di tempatnya. Kini Karinapun berusaha menenangkan dirinya. Ia mengangguk dan berjalan menuju ke meja tersebut.

Karina duduk perlahan, sambil membenarkan posisi duduk Kiara di atas pangkuannya, agar menatap ke arah Benedict di depan.

"Pak Ben, saya minta maaf."

Sebelum dokter tersebut sempat berucap, Karina sudah keburu mendahuluinya. Ada banyak yang ingin ia katakan pada pimipinannya.

"S-saya emang bohong waktu diwawancara, karena saya terpaksa takut gak diterima kerja, tapi saya beneran udah siap nerima tanggung jawab besar dalam semua pekerjaan saya, saya bakal bekerja dengan baik di perusahaan walaupun udah punya anak."

Karina bertutur dengan panjang, membuat laki-laki di hadapannya kini tersenyum kecil.

"Oh ya? apa itu artinya, kamu bakal ngutamain perusahaan, dibanding anakmu sendiri?"

Kedua mata Karina membulat. Jantungnya berdebar kencang, tidak menyangka akan ditanya seperti itu oleh Benedict.

Karina kini melihat ke arah puterinya, yang sedari tadi hanya terdiam memperhatikan, seolah penasaran pada obrolannya dengan dokter di depan mereka.

Karina menunduk perlahan. Ia tidak mau berbohong. Ia tidak mungkin berbohong lagi pada pimpinannya sekarang.

"K-kalo itu enggak pak, saya bakal tetep ngutamain anak saya."

Karina akhirnya mengatakannya, satu kalimat yang mungkin akan membuatnya langsung dipecat. Karina sudah berbohong pada perusahaan, dan kini ia dengan lantang mengatakan bahwa ia akan mengutamakan puterinya, dan bukan perusahaan.

"Kiara udah umur berapa sekarang? satu tahun ya?"

Tiba-tiba Karina mendengar suara itu, dan menaikkan pandangannya. Ia tersentak melihat Benedict yang sudah mendekat ke arah mereka, dan memegang tangan Kiara yang sedari tadi memperhatikan.

"Kiara ditimbang sama diukur dulu tingginya ya?" ucap laki-laki itu.

Kiara langsung melepaskan tangan Benedict dan memeluk ibunya, seperti malu dan ragu untuk membiarkan orang asing itu mengajaknya bicara.

Sementara Karina tersentak, sebab bukannya menegur Karina yang berbohong pada perusahaan, Benedict malah melanjutkan pekerjaannya sebagai seorang dokter.

Apakah laki-laki ini tidak mau memecat Karina secara langsung? apakah ia akan menyuruh HRD yang memecatnya?

"Ayo kesini, ditimbang dulu."

Benedict berdiri dan berjalan menuju meja dimana sudah ada timbangan khusus bayi. Karinapun segera mengangguk. Ia menyadari bahwa pimpinan perusahaannya ini tidak mau membicarakan soal Karina, dan hanya fokus pada pemeriksaan Kiara.

myloverWhere stories live. Discover now