Chapter 10. Leave Me Alone

7.8K 582 37
                                    

Di area dapur belakang, Karina baru saja selesai mencuci piring dan gelas yang menumpuk. Ia kini merasakan pinggangnya yang begitu pegal.

Padahal Karina masih hamil muda dan perutnya belum terasa berat, namun tetap saja rasanya melelahkan.

Ketika berniat untuk istirahat sebentar, Karina melihat ke samping. Ia teringat bahwa dirinya harus membuang dua kantung sampah berukuran besar di sampingnya.

"Hah.."

Karina menghela nafasnya kasar, kemudian ia melepas sarung tangan karetnya, dan mengganti dengan sarung tangan plastik.

Karina mengangkat dua kantung sampah yang ternyata cukup berat. Ia menengok kanan kiri, sedikit bingung kemana harus membuang sampah ini.

Akhirnya Karina berjalan keluar dari area dapur, sembari membawa beban berat itu di tangannya.

Baru saja keluar dari area yang hanya boleh dimasuki oleh staf, Karina tiba-tiba mendengar suara yang terdengar cukup jelas.

"Lo baru ya disini? atau emang semua waiter disini gak becus? hah?"

Karina mengerjap, melihat seorang karyawan yang berada di salah satu meja pengunjung di dalam cafe ini.

Karyawan itu terlihat berdiri menunduk dan terdiam, berhadapan dengan salah seorang wanita yang duduk di kursinya.

Karina mengerjap. Karyawan itu adalah yang tadi menyuruhnya buang sampah. Apakah ia sedang dimarahi oleh customer?? batinnya.

"Gua pesen oat cafe latte, denger kan, oat cafe latte, kenapa ini pake susu sapi??"

"Maaf kak, biar saya buat ulang kopinya."

Karyawan yang merupakan seorang pelajar seperti Kayla itu, hendak mengambil gelas di meja, namun customer tersebut malah mendorong tangannya dengan risih.

"Percuma! gua udah terlanjur neguk minuman ini! udah ada susu sapi di perut gua sekarang! lo ngerti gak itu sefatal apa buat gua yang alergi susu? hah??"

Karyawan itu terlihat tersentak. Ia menatap dengan wajah yang takut.

"M-maaf kak, saya bener-bener gak sengaja."

"Maaf lo gak ngaruh apa-apa, kalo gua keracunan, lo bisa tanggung jawab gak? sanggup gak tanggung jawab?"

Perempuan yang duduk di kursi itu kembali berucap sambil menatap dengan penuh ancaman, membuat karywan tersebut terlihat semakin panik.

"S-saya minta maaf kak, saya bener-bener minta maaf," ucap karyawan itu, terus menunduk dan seperti menahan diri agar tidak menangis.

"Ck! kan gua udah bilang maaf lo gak ngaruh apa-apa, lo udah ngebahayain kesalamatan gua."

"Panggil manager lo kesini sekarang, biar gua kasih tau ulah karyawannya."

"J-jangan, saya bakal bertanggung jawab kak."

Customer yang duduk itu kini malah memutar bola matanya dan melipat kedua tangannya di depan. Ia tersenyum miring.

"Karyawa cafe kumuh kaya lo gini, mana bisa tanggung jawab kalo gua kenapa-napa? lo gak tau ya gua ini siapa? lo gak tau kalo gua-"

"Yaelah, paling mencret doang, ribet banget anj*ng."

Tiba-tiba customer wanita itu terdiam. Ia tercengang mendengar umpatan yang keluar dari mulut seorang perempuan yang berjalan mendekatinya.

Customer dan karyawan di meja itu sama-sama menengok ke arah suara. Keduanya melihat Karina yang berjalan mendekat, sambil membawa dua kantung plastik berisi sampah di tangannya.

myloverWhere stories live. Discover now