Chapter 2. What Happened to Him?

17.7K 963 46
                                    

Di dalam parkiran basement apartemen yang lokasinya tidak berada di area elit, sebuah mobil mewah baru saja sampai.

"Gede, lo tunggu disini aja."

"Oke."

Julian memberikan perintahnya, sebelum turun dari mobil.

Karina yang juga berada di mobil kini ikut turun. Ia menelan ludahnya, masih belum percaya harus membawa mantan adik iparnya, ke apartemen yang seharusnya jadi tempat persembunyian baginya.

Namun Karina sudah terlanjur terjebak dalam situasi ini. Ia tak punya pilihan lagi.

Karinapun berjalan menuju lift. Ia dan Julian berduaan di dalam lift itu yang naik menuju ke lantai tujuan.

Setelah sampai, Karina keluar sembari mencari kunci apartemennya. Ia menemukannya dan langsung berhenti di depan salah satu pintu.

Karina masuk ke dalam kamar apartemennya. Ia mempersilahkan Julian masuk juga, sebelum kembali menutup pintu.

Kini Julian langsung menatap sekiling. Ia menyadari bahwa apartemen ini tipe studio yang ukurannya begitu kecil. Tempat tidur begitu berdekatan dengan dapur. Kamar mandi juga terlihat seadanya. Jendela cukup besar namun hanya ada satu.

"Kenapa lo bisa tinggal di tempat kaya gini?"

Jleb.

Pertanyaan Julian langsung berhasil membuat Karina kicep.

"Apasi lo?? emangnya kenapa?? kan yang penting bisa buat tidur!" ucap Karina kesal.

Karina menyalakan AC agar suasana ruangan tidak pengap. Ia berjalan menuju ke sebuah pintu.

"Walaupun sempit, tapi apartemen ini ada kelebihannya, liat!"

Karina menggeser pintu tersbut, dan menunjukkan sebuah balkon yang cukup luas pada Julian.

"Gak gampang ya nemu apartemen kecil yang ada balkonnya kaya gini," ucap Karina.

Julian berjalan mendekat. Ia melihat ke arah luar. Balkon ini memang cukup luas, mengingat ukuran apartemennya yang sangat kecil.

Pandangan Julian tertuju ke arah pojok balkon. Ia melihat ada kompor berukuran kecil, beserta peralatan untuk memanggang.

"Apartemen ini tetep gak layak buat lo, Karina," ucap Julian, sembari berjalan ke arah pagar balkon, dan melihat pemandangan yang cukup kumuh, sebab Karina mengambil lokasi yang kurang maju di pinggir kota.

"Bahkan kostan lama gua lebih luas dan lebih aman lingkungannya, dibanding ini."

Karina begitu kesal mendengarnya. Ia menutup pintu balkon dan berjalan mendekati Julian.

"Diem lo, sombong banget lo bilang ini gak layak?" ucap Karina.

"Kenapa? kenapa lo milih tinggal di tempat kaya gini?" tanya Julian, tanpa menghiraukan ucapan Karina.

Karina menelan ludahnya. Ia membalas tatapan Julian, namun kemudian melihat lagi ke arah pemandangan luar.

"Gua.. lagi berusaha hemat, gua takut selama lagi hamil gak bisa kerja, gak bisa bebas keluar rumah, jadi gua bakal bergantung sama sisa tabungan gua."

"T-tapi jangan salah, tabungan gua masih banyak, lo jangan ngira gua udah jatuh miskin sekarang," ucap Karina.

Julian yang mendengar itu kini menghela nafasnya kasar. Ia berbalik dan bersandar di pagar balkon, melihat ke arah dalam apartemen lewat jendela.

"Kenapa lo gak nuntut hak lo waktu cerai sama Evan? bukannya lo bisa dapetin bagian dari hartanya Evan?"

"Ehm, tante Sophia juga bilang gua harus nuntut dan memproses soal harta, tapi gua gak mau," jawab Karina.

myloverWhere stories live. Discover now