"Dimana Jaq menemukan Borara dalam bentuk bekuan kristal?,"

"Lumayan dekat dengan wilayah Ibu Kota Amerika, didalam tanah dengan kedalaman per meter-meter. Kami mendeteksi nya dengan alat tertentu, saat tau itu kristal kami langsung mengerahkan sejumlah pengawal dan alat penggali untuk menggali nya dan mengamankan nya,"

Kepala Kaizo menoleh ke samping kiri, dimana Cleo berada. "Begitu ya,"

Cleo mengangguk, dia juga menoleh kearah Kaizo sehingga wajah mereka lumayan dekat. Tapi itu tidak dipedulikan oleh Cleo.

"Aku rasa kau mempunyai masalah dengan alien bernama Borara itu."

Kaizo mengangguk tanpa melepas tatapan nya pada Cleo. "Benar. Keluarga ku dibantai oleh nya," Kaizo berujar jujur.

Cleo terbelalak kaget. "Oh Kaizo maaf,"

Kaizo terkekeh pelan, ekspresi kaget Cleo begitu alami. "Tak apa. Lagipula itu fakta nya,"

Cleo mengangguk.

"Ngomong-ngomong. Kau tidak takut maupun malu satu ruangan dengan lelaki yang bertelanjang dada?," tanya Kaizo. Ya gimana ya, Cleo sangat santai melihat perut sexy Kaizo.

Cleo mengangkat bahu acuh. "Aku terbiasa melihat perut sexy orang-orang," jawabnya asal.

Kaizo kembali berwajah datar. Dia menggeram merutuki dada nya yang mulai panas karena cemburu. "Cleo, bisakah aku memelukmu?,"

Cleo malah berdiri, dia merentangkan tangan nya mengizinkan Kaizo memeluknya. Cleo tau jika Kaizo sedang bersedih, jadi dia mau membantu teman baru nya itu.

Kaizo kaget, dia langsung ikutan berdiri dan memeluk Cleo erat, dia menumpukan kepala nya di bahu Cleo, bahkan tanpa malu menduselkan wajah nya di sekitar bahu dan leher Cleo. Cleo diam, dua tangan nya mengelus rambut Kaizo dan mengelus punggung polos Kaizo.

Keduanya diam, merasakan sensasi aneh yang bersarang didalam dada. Kaizo senang, tanpa sadar dia menangis dalam pelukan Cleo.

Cleo kaget, dia semakin menarik kepala Kaizo agat dapat menumpahkan tangis nya dipundak gadis itu. Entahlah, Kaizo merasa sangat nyaman dengan Cleo hingga bisa mengeluarkan air mata yang selama ini tidak pernah ia keluarkan. Tangisan Kaizo semakin keras, tangan nya semakin erat memeluk tubuh Cleo, dari dulu yang Kaizo butuhkan adalah sandaran dan pelukan hangat untuk menumpahkan seberapa berat beban yang ia tanggung.

Cleo membiarkan Kaizo menangis sambil memeluknya. "Menangislah, aku akan menulikan telinga ku."

Kaizo mengangguk, dia semakin menangis dan semakin mempererat pelukan nya hingga Cleo sesak sendiri.

"Cleo ... Ayah ibu ku tiada karena nya ... Aku ingin membunuhnya dengan tangan ku sendiri ... Dia sungguh kejam membunuh seluruh keluargaku.... Aku stress Cleo, aku stress .... Aku ingin Ayah dan Ibu ku kembali ... Aku ingin merasakan figur mereka sebagai orang tua ku dan Fang ... Aku ingin mereka Cleo ... Aku ingin mereka ...,"

Kaizo terus meracau dalam pelukan Cleo, beruntung karena ruang latihan ini kedap suara. Cleo turut merasakan perasaan sesak yang Kaizo rasakan, dia mengangguk.

"Iya Kaizo, bunuh dia dengan tangan mu sendiri. Potong tangan nya yang sudah berani menewaskan keluarga tercinta mu, bunuh dia agar kau tenang. Bunuh dia demi adik mu Fang,"

Kalimat Cleo sangat lembut, ujaran nya barusan bagai bensin yang disemburkan dalam kobaran api yang semakin membakar semangat dalam diri Kaizo.

Kaizo melepas pelukan mereka, tangan nya masih memegang kedua lengan atas Cleo. Wajah Kaizo berantakan akibat tangis nya, dia mengusap kedua lengan atas Cleo sambil menatap intens gadis itu.

Boboiboy X Reader (Possesive Husband) Where stories live. Discover now