[50]. Beach Date<3

806 70 31
                                    

"A-adrian, tolong aku ..." Suara Grace terdengar lirih. Dia menatap takut kearah enam preman jalanan yang kini berdiri menjulang dihadapan nya.

Adrian mendengus kasar, dia pergi dari ruangan itu. Terlalu muak melihat wajah Grace. Hanya tersisa Amato, Grace, dan enak preman yang menunggu perintah keluar dari mulut Amato.

"Kau tau Grace? Almarhumah istri Adrian, Nizzy itu adalah sahabatku. Nizzy juga sahabat almarhumah istriku. Kau salah besar karena berusaha mencelakai putri mereka, juga putraku. Kalian, gangbang dia sampai kalian puas."

Enam preman itu mengangguk. Lain dengan Grace yang memberontak di kursi sana. 

"Amato! Bajingan kalian! Lepaskan aku! Kalian jahat ... Jahat ... Kalian jahat, kejam." Grace menangis.

Amato menyeringai. "Dan sampai detik ini pun, kau tidak mengeluarkan kata 'maaf' dari bibir jalang mu itu. Aku, dan Adrian memang kejam. Kau tau itu." Amato meninggalkan ruangan.

Enam preman tadi menutup pintu dan menatap lapar kearah Grace, mulai memperkosa Grace ramai-ramai. Grace meraung keras.

Diluar, Amato menghampiri Adrian yang tengah menundukkan kepalanya. Amato menepuk pundak Adrian dari belakang. Adrian menoleh.

"Gue, kangen Izzy ...," Adrian berbalik dan menyenderkan punggungnya ke pembatas balkon.

Amato tersenyum. "Gue juga kangen Mara. Udah lama kita nggak kesana. Ayo kesana."

Adrian mendongak lalu mengangguk. Dia menangis pelan lalu memeluk Amato sebentar.

Amato balas memeluk Adrian sebentar, mereka kemudian tertawa bersama dengan air mata yang keluar sedikit. Dua sahabat yang merindukan pilar kehidupan mereka masing-masing. Dua sahabat yang persahabatan nya masih kokoh hingga kini.

Amato merangkul bahu Adrian, Adrian juga merangkul bahu Amato, mereka berjalan menuju mobil untuk menuju tempat dimana istri-istri mereka dimakamkan.

**

(Name) merenggangkan badannya. Dia tersenyum lebar. Yes, akhirnya pulang. Dia dan suaminya kini berada di rumah mereka di Malaysia. Sebelum sampai dirumah ini, mereka mengunjungi Tok Aba dahulu lalu menceritakan semuanya dengan detail. Tok Aba menangis lalu memeluk mereka berdua.

"Baru sembuh begini enaknya ngapain ya sayang?" Boboiboy menyeletuk, dia mengusap dagu nya berpikir.

(Name) tersenyum pongah. "Menyiksa orang, maybe? Aku bosan jika hanya terus di ranjang."

Boboiboy menjentikkan jarinya kearah istrinya. "Ide bagus. Ayo telepon paman Karl. Apa ada misi atau sesuatu untuk kita jalani."

(Name) mengangguk. Dia mengambil ponselnya lalu memanggil Karl. Selang dua detik, Karl mengangkat panggilan itu.

"Iyaa? Kenapa ponakanku sayang? Ada yang kalian butuhkan?"

Karl peka banget, aduh.

(Name) menekan loud speaker, dan mendekatkan ponsel nya ke mulut Boboiboy.

"Paman. Kami bosan. Beri kami misi atau membantai siapapun itu, ayo cepat, kami dilanda bosan dengan kadar tiga ratus persen."

Diseberang sana, Karl mendengus keras.

"Ku kira apa, hm, kalau begitu datang ke ruang kerja ku. Ada something yang bisa kalian urus."

"Oke!" (Name) memutuskan sambungan telepon.

Boboiboy menarik tangan istrinya untuk berteleportasi ke ruang kerja Karl.

"Anak anjing!" Karl memekik kaget saat tubuh dua ponakan nya berada didepannya.

Boboiboy X Reader (Possesive Husband) Where stories live. Discover now