🪐 Kematian Dibalas Kematian

41 5 0
                                    

BUGH!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BUGH!

Semua orang terkejut ketika melihat Kisaki terjatuh akibat tendangan dari seseorang. Pistol yang dia pegang tadi terlempar dan terjatuh di depan kakiku.

Penglihatanku kembali menggelap sebagian, aku menunduk dan melihat pistol itu dengan pikiran yang penuh dengan gumpalan hitam. Ada sebuah dorongan yang membuatku ingin sekali mengambil pistol itu.

Dorongan untuk melakukan sesuatu; seperti yang mereka lakukan pada kedua Kakakku.

"Hanya pengecut yang akan menyerang dari belakang. Dan karenamu, aku harus menjadi pengecut."

"Mikey?!" pekik Takemichi, membuat kesadaranku kembali dan mengangkat kepala.

"Oi, oi, Mikey. Lawanmu adalah aku." Izana menampilkan senyuman iblisnya dan melangkah sempoyongan kearah Mikey.

Kakucho telah dibawa pergi oleh Ran dan Rindou ke rumah sakit setelah tertembak tadi. Aku yang memaksa mereka untuk segera pergi, pertarungan ini tidak boleh menewaskan siapapun.

"Baiklah, mari kita selesaikan ini, Kakak." Mikey melangkah menghampiri Izana, dia sengaja menginjak tubuh Kisaki yang masih terbaring di tanah, hingga terdengar suara jeritan dari Kisaki.

"Aku bukan Kakakmu!" Izana langsung melayangkan sebuah tendangan pada Mikey. Namun, Mikey menahan tendangan Izana dengan kedua lengannya.

Penglihatanku masih terfokus pada benda yang berada didepan kakiku ini. Dengan kepala tertunduk dan pikiran yang begitu kosong, ingin sekali aku mengambilnya dan membunuh Kisaki saat ini juga.

Lagi, kegelapan kembali menyelimuti diriku.

'ambil saja.'

'bunuh dia.'

'dia sudah membunuh Kakakmu.'

'kematian harus dibalas dengan kematian.'

Dan beragam bisikan lainnya yang memenuhi pikiranku. Kala itu, pandanganku semakin menggelap, aku tidak mengerti apa yang tengah terjadi, tetapi aku mengabaikannya dan membungkuk untuk mengambil pistol itu.

Namun, sebuah tangan lebih dulu mengambilnya. Aku terdiam dan kembali berdiri tegak untuk melihat sosok yang mengambil pistol tadi.

Aku mengangkat tangan dan membuat gestur meminta, "hei, bajingan. Berikan pistol itu padaku." ucapku pelan.

"Sayangnya aku mengetahui pergerakanmu." sahut Kisaki dan menodongkan pistolnya kearahku.

Tak gentar sama sekali, aku melangkah menuju Kisaki untuk meminta pistol itu. Dia terus memberikan ancaman padaku jika aku berani mendekat. Namun, aku benar-benar tidak takut. Ancaman dari Kisaki adalah sebuah tantangan bagiku.

"Tembak aku, Kisaki ... TEMBAK AKU!"

Detik itu juga angin malam cukup kencang lewat begitu saja. Hingga membuat rambut pirangku yang terurai bergerak sesuai angin berlalu. Aku mengepalkan kedua tangan dan menggertakkan gigi.

VENGEANCE ⭑ Tokyo RevengersWhere stories live. Discover now