🪐 Cara Yang Salah

120 10 3
                                    

Kini kami berempat berada di sudut kantin

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Kini kami berempat berada di sudut kantin. Takemichi dan Yamagishi masih makan, sementara aku dan Atsushi tengah mengerjakan tugas dari Pak Tanaka. Aku mencari artikel dengan sebuah laptop pinjaman dari perpustakaan dan Atsushi mencatat poin penting.

Tadinya ingin di perpustakaan saja, tetapi karena Takemichi dan Yamagishi mengeluh lapar, maka dari itu kami memutuskan untuk mengerjakan disini.

Tak jarang orang menatap kami dengan tatapan heran. Pasti pikiran mereka semua di penuhi dengan hal-hal yang negatif.

Namun, ancaman Kak Koko tadi membuatku mematung.

"Aku dan yang lain akan melenyapkan mereka setelah kau pulang sekolah nanti."

Itulah yang dikatakan oleh Kak Koko tadi. Namun, aku akan memastikan bahwa Atsushi, Takemichi, dan Yamagishi akan baik-baik saja. Bagaimana caranya? Kau akan tau itu nanti.

"Izinkan aku bergabung!" Seseorang langsung mengambil space kosong di sebelah Takemichi. Tepat di sebrangku.

Aku menegakkan kepala untuk melihatnya, dia adalah orang yang aku tabrak tadi pagi. Rasanya aku benar-benar mengenal orang ini.

"Izumi, sepertinya ini sudah cukup. Aku akan membuat dampaknya dan mengirim file nya kepadamu untuk di susun." ucap Atsushi.

"Hai! Ini nomorku." Aku menuliskan nomor telepon diatas kertas, dan memberikannya pada Atsushi.

Atsushi menerima kertas yang terdapat nomor telepon ku dan memasukkan kertas itu kedalam saku seragam, "setelah itu kau beri saja flashdisk nya pada mereka, agar mereka yang menjadikan makalah." Atsushi menunjuk Takemichi dan Yamagishi menggunakan dagunya. Mereka sedang tertawa bersama orang yang bersebrangan dengan ku.

"Bagaimana dengan cover serta kata pengantar?" tanyaku sembari mentransfer file kedalam flashdisk.

"Hei! Teruskan saja tawa konyol itu jika kalian ingin nama kalian tidak masuk ke daftar kelompok." ucapan Atsushi barusan mampu membuat Takemichi dan Yamagishi terdiam di bangku mereka.

Membiarkan mereka bertiga bercengkrama. Setelah selesai, aku mencabut flashdisk dan mematikan laptop. Lagi, tatapanku dengannya bertemu. Dia menatapku dengan tatapan yang begitu dingin, tetapi tenang.

Mengapa dia sangat tidak asing?

"Mengapa kau menatap Izumi seperti itu?" pertanyaan Takemichi membuat kesadaran ku kembali. Lantas aku menyusun beberapa buku yang berantakan untuk menutupi rasa canggung ini.

"Chifuyu, apa kau menyukainya?" tanya Yamagishi, dengan nada menggoda.

Tunggu? Apa katanya?

Chifuyu?

Aku benar-benar mengenal nama ini. Tetapi bisa saja nama mereka memang mirip. Namun, mengapa wajahnya benar-benar mirip Chifuyu yang ada di pikiranku.

"Tidak." sahutnya tenang, dan memasukkan setangkai permen kedalam mulut.

VENGEANCE ⭑ Tokyo RevengersOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz