🪐 Bila Ini Berakhir?

30 3 0
                                    

"Terimakasih, Nahoya!" Aku sedikit menunduk dan menyelipkan anak rambut kebelakang telinga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Terimakasih, Nahoya!" Aku sedikit menunduk dan menyelipkan anak rambut kebelakang telinga.

Seperti biasa, Smiley selalu menampilkan senyumannya yang begitu lebar. Seakan-akan tidak ada masalah yang menimpanya, "sama-sama, kalau begitu aku kembali, ya?"

"Eung!" Aku mengangguk kecil sebagai jawab.

Lantas, Smiley memutarkan motornya dan pergi meninggalkan pekarangan rumahku. Ketika dia sudah menghilang dari pandangan karena berbelok, aku langsung berbalik dan melangkah ke rumah.

Lebih cocok disebut sebagai neraka.

Namun, aku baru menyadari bahwa rumahku begitu gelap, bahkan seluruh lampu tidak ada yang menyala. Apakah tidak ada orang dirumah?

Lantas, aku menekan handle pintu yang tidak bisa di dorong. Sialan! Mereka benar-benar tidak ada dirumah. Mereka tidak pernah meninggalkan kunci disuatu tempat.

Yang dapat aku lakukan hanya menunggu diluar hingga mereka kembali. Aku bersandar pada pintu dan terduduk dilantai dengan kedua kaki yang aku tekuk.

Aku lapar, lelah, dan mengantuk, tetapi rumah terkunci, bukankah penderitaanku sudah cukup lengkap? Aku bisa saja meminta Smiley berhenti sebentar di minimarket untuk membeli makanan tadi, tetapi aku harus tau diri karena aku menumpang.

Kedua tanganku terlipat diatas lutut, aku menjatuhkan kepala diatasnya. Entah sampai kapan aku harus menunggu mereka kembali. Biasanya, jika pukul segini kedua Kakakku tidak ada dirumah, mereka akan kembali besok pagi.

Dasar manusia tidak memiliki hati nurani, mereka padahal tau aku mendapatkan kelas tambahan, tetapi mereka tidak meninggalkan kunci rumah. Aku benci mereka.

Aku melepaskan jaket khusus Toman yang diberi Mitsuya tadi padaku. Aku menyelimuti lutut dengan jaket ini untuk menghalau rasa dingin.

Ah iya, karena aku merupakan bagian dari Toman, Mitsuya tidak segan memberikan jaket miliknya padaku karena dia bisa membuat yang baru nantinya. Meskipun kebesaran, tetapi cukup nyaman ketika aku gunakan.

Meskipun begitu, hawa dingin pada malam ini hampir membuatku beku. Yang aku inginkan hanya segera masuk kedalam rumah dan menyelimuti seluruh tubuh dengan selimut tebal.

Tiba-tiba saja rasa ngantuk menyerangku. Jujur saja punggungku lelah karena terlalu lama menunduk, tetapi aku mencoba untuk mengabaikannya. Mungkin, jika aku tidur, rasa dingin ini akan menghilang setelah tenggelam dalam mimpi.

Tenggelam dalam tidur begitu lama, ketika aku membuka mata karena posisi kurang nyaman, yang aku lihat pertama kali adalah langit-langit teras.

Sebentar, bukankah tadi aku duduk? Mengapa sekarang aku berbaring? Dan kepalaku ... bagaimana menjelaskannya?

"Eh? Kenapa kau bangun? Ini masih pukul dua pagi, kembalilah tidur."

Sebuah suara membuatku terkejut dan refleks bangkit. Ternyata aku tertidur di pahanya, tetapi sejak kapan? Mengapa dia bisa ada disini?

VENGEANCE ⭑ Tokyo RevengersWhere stories live. Discover now