🪐 Mengapa "Jangan Mati" (?)

24 5 0
                                    

"Jadi itu alasannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jadi itu alasannya..." Aku meremat kaleng soda yang berada dalam genggamanku.

"Hatinya hanya berisi rasa dengki dan kebencian. Meskipun Emma sudah berkali-kali menjelaskan padanya, tetapi dia tetap tidak ingin mengerti." jelas Mikey, membuang bungkus dorayaki yang sudah kosong.

Kini aku berada di tepi sungai bersama Mikey, Smiley dan Angry. Mereka bertiga membawaku membolos karena tadi. Cuaca siang ini juga tidak terik sama sekali, jadi tidak ada salahnya duduk diatas rumput hijau dibawah awan mendung.

"Entahlah, aku merasa seperti orang bodoh. Aku tidak mengerti mana yang benar dan mana yang salah disini. Hidupku selama setahun telah dipenuhi dengan kebencian dari Izana, sehingga aku tidak mengerti apakah aku benar ataupun salah." ucapku pelan dan menunduk, melihat air sungai yang mengalir deras.

"Ada satu hal yang tidak kumengerti. Bolehkah aku bertanya, Izumi?" tanya Angry, dia tengah berbaring tepat disebelahku menatap awan gelap, menjadikan kedua tangannya sebagai bantalan.

"Hng..." sahutku pelan.

"Jika kau memang ingin meninggalkan kami semua, pasti kau tidak akan memberikan kami benda-benda yang tidak akan bisa kami lupakan sedetikpun. Mengapa kau melakukan itu? Itu menyiksa kami." ucap Angry masih dalam posisinya.

"Itu rencanaku dan juga Izana untuk membuat kalian kehilangan dan lemah." sahutku sekenanya.

"Aku merasa ... aku sudah tidak bisa menjadi orang baik. Maka dari itu," aku berdiri dan memakul tas.

"Jangan pernah mendekatiku. Karena jika seperti tadi terjadi lagi, bisa saja aku lupa kalau kalian adalah temanku." jelasku dan tersenyum kepada mereka bertiga.

Lantas, aku beranjak dari tepi sungai dan melangkah meninggalkan mereka. Jika anggota Tenjiku melihatku bersama mereka, sudah pasti akan terjadi sesuatu padaku nanti. Bisa saja Izana akan menghukumku.

Namun, seseorang menahan lenganku, hingga langkahku terhenti. Aku menoleh kebelakang, ternyata Smiley yang mencegah kepergianku. Sementara Angry dan Mikey masih berada pada posisi mereka.

"Baik buruknya dirimu, kami selalu menerimamu, Izumi." ucap Smiley.

Smiley melebarkan senyuman, hingga memperlihatkan deretan giginya yang rapi, "jika kau berada dalam situasi yang sulit, kau bisa memanggil kami, Kakak."

Aku tersentak ketika mendengar Smiley memanggilku dengan sebutan Kakak. Ada perasaan aneh yang muncul di hatiku. Aku bahkan dapat merasakan bahwa pupilku bergetar karena terkejut.

Tak ingin terbawa suasana, aku menarik lenganku dan kembali melangkah meninggalkan mereka. Syukurlah tidak ada dari mereka yang mengejarku, mungkin mereka paham dengan apa yang aku rasakan saat ini.

Jalanan Tokyo siang ini tidak begitu ramai. Karena orang-orang masih sibuk bekerja dan bersekolah, sehingga hanya ada beberapa orang saja yang melintas.

VENGEANCE ⭑ Tokyo RevengersWhere stories live. Discover now