Erika memicingkan mata curiga. "Beneran nih?"

"Iya. Beneran."

Erika tersenyum manis. "Makasih."

Kelvin menghabiskan nasi gorengnya secepat kilat sedangkan Erika baru makan beberapa suap.

"Duh, gue mau lagi, tapi sayang nasgornya udah habis." Curhat Kelvin. Membuat hati Erika menghangat.

Erika sontak menyodorkan sendoknya ke Kelvin. "Nih, Aaaa." Tuturnya.

Kelvin melahapnya penuh semangat.

"Maaf ya, Pin. Gue gak pernah masak buat Lo. Soalnya gue takut Lo gak suka sama masakan amatir gue."

Kelvin mencubit pipi Erika gemas. "Hei, jangan minta maaf. Gue gak masalah kok. Gue kan nikahin Lo bukan buat dijadiin koki pribadi. Gue nikahin Lo karena pengen selalu berada di sisi Lo." Ungkapnya begitu manis hingga membuat Erika berdebar.

"Lo emang hadiah paling terbaik dalam hidup gue, Pin. Makasih udah hadir dalam hidup gue." Lirih Erika.

Kelvin mendekatkan wajahnya, mengecup bibir Erika sekilas. "Makasih juga udah hadir dalam hidup gue."

Pria itu tersenyum lebar melihat Erika tertunduk malu. Tanpa dapat ditahan, dia pun mengangkat dagu Erika dan menyatukan bibir mereka. Mencium Erika penuh kasih sayang. Mengungkapkan perasaannya lewat ciuman lembut tersebut.

****

Alangkah leganya perasaan Erika kala berhasil menyerahkan outline ke tim judul.

Tak sia-sia usaha Erika 3x bolak balik ke kampus dan menunggu lama demi mendapatkan ACC Bu Eli.

Sekarang Erika tinggal menunggu hasil seleksi judul diumumkan di dalam grup.

Erika harap, pengajuan judulnya diterima agar bisa segera membuat proposal seperti Kelvin.

"Gimana, Ka?"

"Apa kata Pak Lio?"

"Diterima?"

Baru saja duduk di kursi ... Peony, Mia, dan Fani kompak menginterogasi Erika.

"Diterima. Kata Pak Lio hasilnya akan diumumkan awal Februari."

"Wah!! Congrats!!" Peony ikut bahagia mendengar jawaban Erika.

"Enaknya yang udah di ACC sedangkan kami masih nunggu Bu Lina datang." Curhat Fani.

"Gapapa lah, yang jelas kan ibu Lina ke kampus hari ini."

"Iya sih, cuman capek juga nunggu lama gini."

"Lo mah masih mending, Fan. Gue udah 3x nungguin ibu. Tanpa kepastian pula."

"Duh, malah adu nasib kalian." Tawa Mia. "Eh, gue ke Bu Eli dulu ya. Doain di ACC juga." Imbuhnya.

"Pasti!"

Mereka memang selalu seperti itu. Saling menguatkan satu sama lain. Saling mendukung satu sama lain. Serta saling membantu.

"Kok baru balik ke sini, Fan? Terlalu menikmati suasana pengantin baru ya?" Kikik Erika.

Fani menikah lebih dulu dibanding dirinya.

Erika menikah tanggal 23 Desember sedangkan Fani menikah tanggal 14 Desember.

"Iya dong. Lo sendiri gimana? Menikmati suasana pengantin baru gak?"

"Iya, walaupun gak ada bedanya juga sih."

"Masa gak ada? Misalnya semakin lengket gitu?"

"Hushh! Gak usah bahas pengalaman pengantin baru. Gue masih jomblo. Kalau gue kepengen nikah juga kan bahaya." Tegur Peony sok serius.

"Mau sama kakak Kelvin gak? Dia juga jomblo. Umurnya baru 27 tahun." Goda Erika.

"Gak mau. Gue maunya sama si dia."

"Susah memang kalau udah terlanjur cinta sama seseorang. Apalagi cuma bisa mencintai dalam diam." Keluh Erika.

"Padahal ada cowok yang ngebet banget sama Peony loh, tapi dia tetap gak bisa move on." Imbuh Fani.

Peony berdecak pelan. "Kalian mah gak ngerti. Soalnya kisah cinta kalian semulus pantat bayi."

Mulus apanya?!

Kisah cinta Erika dan Kelvin sangatlah rumit. Dipenuhi paksaan, ancaman, kebencian, amarah, dan kekesalan. Sungguh membuatnya frustasi.

****

Sebelum pulang ke rumah, Erika membeli bahan makanan dulu. Berencana belajar memasak untuk mengisi waktu luang.

Belakangan ini, dia sudah mulai bosan membaca komik, menonton video, ataupun menulis cerita.

Erika butuh kesibukan baru untuk mengisi waktu luangnya.

Selain itu, siapa tahu kemampuan memasaknya meningkat pesat setelah sering belajar sehingga dia tidak perlu membeli makanan di luar lagi. Lumayan, hemat tenaga dan hemat uang.

"Erika?"

Mendengar namanya dipanggil, Erika sontak berbalik. Ia mengerjap kaget melihat Alden lah orang yang memanggilnya. Tetangganya.

"Kebetulan banget kita bertemu di sini, Ka. Lo tinggal di dekat sini atau gimana?"

Erika tersenyum ramah. "Iya, Al. Lo gimana?"

"Lumayan jauh dari sini." Alden menatap keranjang di tangan Erika. Dipenuhi berbagai macam bahan makanan. "Kayaknya berat banget. Mau gue bantu?"

"Makasih tawarannya, tapi gak usah. Segini doang gue mah sanggup." Cengir Erika.

"Oke deh kalau gitu. Gue duluan ya."

"Iya. Hati-hati."

Tanpa mereka sadari, kebersamaan mereka dipotret oleh seseorang.

Orang itu tersenyum lebar, kemudian mengirimkan foto tersebut ke WA Kelvin. "Mampus Lo, bitch. Semoga aja Kelvin salah paham dan berbalik membenci Lo."

Bersambung...

5 Februari 2024

firza532

Kelvin: Possesive BoyWhere stories live. Discover now