❄24

19.6K 2.6K 760
                                    

Bukan php lagi, ya🙊🙏

Kemarin aku salah mencet..Mianhae.

❄❄❄

"Kalian udah baikan, ya? Tadi Lingga sampe peluk lo erat banget."

Suara Reana yang baru masuk dalam kamarnya menghentikan Alunada yang sedang melipat baju untuk keperluan besok.

"Yaa gitu. Bagus juga baikan sekarang, kan bentaran lagi jadi ipar." sahut Alunada bangkit meraih koper mini yang terletak di samping lemari. Alunada jelas tidak mungkin untuk menceritakan bisikan ambigu Kalingga tadi.

Tidak ada lagi balasan dari Reana, setidaknya sampai menit kelima.

"Boleh gak sih Kakak cemburu?" kalimat yang sarat akan pertanyaan itu membuat Alunada mengerjapkan matanya. Jangan bilang Reana sedang cemburu melihat interaksinya bersama Kalingga. Bahkan sejujurnya Alunada sendiri kurang nyaman.

"Kakak tenang aja, kami berdua hanya sahabat."

"Bukan itu, tapi...." Reana menggantungkan kalimatnya, sambil mengamati Alunada yang mulai memasukan baju serta peralatan make up dan mandi ke dalam satu tempat. Sang adik sempat menatapnya, mungkin menunggu kelanjutan kalimatnya.

"Kalingga selama ini tidak pernah peluk-peluk kayak yang dia lakuin ke kamu. Makanya Kakak sempat iri."

Kali ini gerakan Alunada terhenti, entah mengapa perasaan tidak nyamannya itu kian bertambah setelah mendengar Reana berkata demikian.

"Gak usah pikirin perkataan Kakak. Kakak percaya kok sama kamu," timpal Reana tersenyum bangkit untuk berlalu dari kamar Alunada. Namun sebelum itu, tubuhnya berbalik kemudian menatap lamat gadis itu.

"Tapi bolehkan mulai sekarang kamu jaga jarak sama Lingga? Seperti yang kita tau, kebanyakan persahabatan antar lawan jenis itu tidak murni. Salah satunya pasti ada yang menyimpan rasa. Jangan sampe Kakak kecewa." usai mengatakan hal tersebut Reana pergi meninggalkan Alunada yang masih termenung meresapi tiap bait perkataannya.

Tidak. Alunada tidak memiliki perasaan apapun kepada Kalingga. Tetapi, tidak mungkin juga Kalingga memiliki perasaan buatnya. Itu sesuatu yang mustahil.

❄❄❄


Seperti janji yang telah dibuat semalam, maka segerombolan keluarga Alunada telah berangkat menuju villa yang berada di kawasan bogor.

Terhitung ada 3 mobil yang berangkat, dan beberapanya lagi adalah roda dua. Kata Kalingga keluarganya akan menunggu di sana.

Alunada nenikmati perjalanan dengan iringan musik dari earphone, kali ini dia berada di rombongan mobil Kalingga serta Reana. Hanya mereka bertiga, sebenarnya Alunada sempat bersikukuh ingin bergabung dengan Gantari, tetapi Reana meminta agar bergabung saja dengannya.

Padahal semalam dia sendiri yang meminta dirinya untuk menjauhi Kalingga.

Menguap sebentar, Alunada melirik sepasang calon pengantin di depan. Nampak harmonis dengan Reana yang menyenderkan kepalanya di bahu Kalingga.

"Gue kebetulan bawa camilan, dimakan gih." ujar Kalingga merogoh kantong putih yang terletak di bawah kakinya. Reana menerimanya dengan senang hati, tidak lupa juga ia tawarkan pada Alunada yang disambut baik.

Di pikir-pikir, Alunada akan cukup bosan selama perjalanan. Jadi dia harus mempunyai pekerjaan. Yakni ngemil. Cukup lama mereka berkendara sampai mobil mulai memasuki kawasan asri yang tiap sisinya merupakan pepohonan pinus.

TRAP!Where stories live. Discover now