❄01

47.9K 2.6K 75
                                    

Valinada Rahadis yang kerap dipanggil Valina, sosok gadis yang kini sibuk mengupil di belakang kampus sambil tak lupa sebuah gadget di tangannya.

Netranya terus bergulir membaca cerita one shoot yang mana artinya hanya memiliki satu chapter saja atau lebih tetapi mempunyai text cukup panjang.

Dalam setiap kegiatannya, akan sering timbul suara decakan kala membaca salah satu cerita itu.

"Gila banget nih cowok. Hih, Naiza spek bidadari gak cocok bersanding ama cowok gila macam Kazael."

"Eh, romantis banget sih nih human."

"Huhuhu, damage-nya gak ada otak. Tapi jangan dibunuh juga dong perawatnya." racaunya. Valina sedikit merasa kasihan pada salah satu perawat yang jadi korban kegilaan Kazael yang sedang kumat. Hanya kepada Naiza saja Kazael berubah menjadi cowok normal.

Beberapa saat kemudian, Valina menyudahi kegiatan membacanya setelah chapter terakhir cerita one shoot habis atau mungkin belum update lagi.

Valina meregangkan tangan lalu merebahkan tubuhnya pada rumput hijau di belakang kampusnya. Netranya menatap langit sore dengan pikiran ke mana-mana.

Seminggu ini kekasihnya Bara sulit dihubungi. Entah ke mana perginya pria itu. Berungkali Valina menanyakan kabar dan jawaban pria itu selalu sama. Yaitu sibuk kerja.

Huft~

Valina menghembuskan napas panjang, dia merindukan Bara-nya.

Meratapi nasib hubungannya sebentar, Valina memutuskan bangkit bersamaan teman sekelasnya menghampiri dirinya.

"Di sini lo. Eh, temenin gue dulu yuk ke festival. Gue mau beliin adek gue gula kapas."

Belum sempat kata penolakan keluar dari bibirnya, gadis bernama Gea itu menariknya.

"Woi woi, sabar." katanya berusaha mengimbangi langkah Gea.

Gea tak mendengarkan selain menarik Valina menuju parkiran kendaraan.

"Ada jatah jalan gue kagak nih?" tanya Valina mengamati Gea menaiki motornya. Tak lama ia pun ikut naik.

"Dasar lo. Kagak ikhlas banget bantuin gue, somay lima rebu deh." ujar Gea di sela mulai menjalankan kendaraannya.

Valina mengerucutkan bibirnya, tapi senyumnya tetap mengembang begitu lebar.

Keduanya terlibat obrolan random, mulai dari kenapa upin ipin masih TK sedangkan adeknya sudah masuk SMA, mengomentari salah satu dosen perempuan yang belum menikah di usia 30-an, dan terakhir surga apa yang akan mereka masuki ketika meninggal kelak.

"He'eleh! Berasa jadi manusia suci aja lo! Udah tau pacaran dosa lo-nya malah tetap ngelakuin! Sok-sokan minta surga firdaus!" seloroh Gea ketika Valina menyebutkan surga dengan tingkat tertinggi. Suaranya yang bersahutan dengan kendaraan masih Valina dengar.

Tak urung dia tertampar kenyataan lalu tertawa garing. Tiba di lampu merah, motor Gea berhenti. Valina mengedarkan pandangan sekitar hingga netranya berhenti pada satu titik.

Di sana ada seorang pria serta seorang wanita dalam mobil. Kacanya tidak tertutup rapat, tapi Valina yakin bahwa dia adalah sang kekasih yang sulit dihubungi.

"Bara..." gumamnya bersamaan sang empunya nama berbalik menatapnya. Bara hanya diam sampai lampu menjadi hijau.

❄❄❄

Kemarin adalah hari terburuk bagi Valina. Meski tak tau siapa wanita itu, tapi Valina yakin mereka memiliki hubungan spesial. Sebab Valina yang berstatus pacarnya saja tidak pernah menaiki mobil Bara.

TRAP!Onde as histórias ganham vida. Descobre agora