Bab 47 : Terasa hangat (3)

1.5K 204 17
                                    

Tik...

Tetesan air membasahi pipi Leon.

"Ugh.... " Leon bangkit sembari memegang kepalanya yang sedang pusing.

"Hah-"

Leon terkejut mendapati dirinya sedang berada dilautan yang luas.

Birunya langit selaras dengan birunya laut.

"Hebat, aku sekarang bisa berjalan diatas laut" Gumam Leon

Ia berjalan kesana kemari namun ia tak menemukan apa apa, yang ia lihat hanyalah hamparan laut tanpa batas.

Semilir angin menerpa surai hitam milik Leon.

Ah.. Perasaan ini.. Aku nyaman berada disini.

Crstt

Namun tak lama kemudian warna lautan tersebut berubah menjadi merah darah.

Jdar..

Langit yang sebelumnya cerah kini berganti menjadi merah serta banyak awan hitam yang sedang mengeluarkan kilatan cahaya.

Dug.. Dug.. Dug..

Jantung Leon berdebar sangat kencang, ia takut dengan apa yang ia lihat saat ini.

Lari? Ah.. Mau lari kemana?

Jdaar...

Gemuruh guntur semakin keras dan tiada henti.

Leon meringkuk menutupi telinganya.

Ia sebenarnya tidak takut dengan suara guntur, namun dengan kondisinya saat ini tak mungkin ia tak takut.

Lautan merah lama kelamaan menampilkan segala kilas balik kehidupan Leon. Ah tidak, kehidupan Leonardo, Leo, dan Leon.

"Ibu berharap kamu tidak pernah lahir"

"Anak pembawa sial"

"Oh ayolah buat dirimu menjadi anak yang berguna"

"Anak terkutuk itu.. Menyeramkan"

Leon tidak mau melihat apa yang saat ini terjadi padanya, namun semua itu seperti ingin memaksanya untuk melihat.

Leon terus menutupi telinganya, berharap dunia ini kembali sunyi seperti semula.

Jdaar....

Suara guntur dan suara kilas balik masalalu menyatu di pendengaran Leon.

"Ugh... Kenapa? "

"Kenapa harus aku?"

Leon tak bisa membendung lagi air matanya.

"Bisakah setidaknya aku mati dengan tenang?" Ucap Leon di sela sela tangisannya.

Oh ayolah, ia hidup di kehidupan yang begitu menyesakkan dan ketika mati ia malah bertransmigrasi dikehidupan yang lebih menyedihkan.

"Kapan semua ini berakhir, Tuhan? "

Leon tak pernah menyalahkan takdir yang menimpanya, ia tahu jika takdir yang diberikan tidak akan lebih dari batas kemampuannya.

Namun semua takdir yang telah menimpa Leon membuatnya sedikit, ah.. Mungkin tidak sedikit namun sangat Lelah.

"Maafkan hambamu ini, namun hamba benar-benar sudah tidak sanggup" Ucap Leon sembari memegangi dadanya yang terasa sesak.

Isak tangis Leon bercampur dengan gemuruh guntur serta semua suara kilas balik, dunia ini benar-benar sudah tidak terselamatkan.

The Cursed Son From Duke FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang