Bab 36 : Kebenaran (1)

1.6K 176 0
                                    

Pintu gua terbuka, angin berhembus dari dalam gua menerpa seluruh anggota bayangan bulan.

Aurel merasakannya, sebagai penyihir tipe sensor ia memiliki kepekaan yang lebih dari penyihir biasa.

Ia merasakan aura mencekam, menjijikkan, serta sesuatu yang tidak bisa dijelaskan ketika pintu gua tersebut dibuka.

Begitu pula Undine, dia adalah spirit. Tentu kepekaan nya melebihi manusia. Ia merasakan firasat buruk tentang hal ini.

"Aurel, apa kau baik-baik saja?"

Noah menepuk pundak aurel yang sedang sedikit bergetar.

"Uh huh.. Aku ba..ik baik saja.. Aku hanya belum pernah merasakan aura seperti ini sebelumnya"

Aurel berusaha menormalkan nafas serta ekspresinya. Sebagai pemimpin tim ia harus tetap tenang dalam segala situasi.

Mereka memasuki gua tersebut.

Struktur dalam gua nampak berbeda dengan apa yang mereka bayangkan. Gua ini nampak seperti ruang bawah tanah yang disediakan untuk para tahanan di Kerajaan.

Tes.. Tes.. Tes..

Suara gemercik tetesan air yang turun dari langit langit gua memenuhi sunyi nya keseluruhan gua tersebut.

Penerangan mereka hanyalah obor yang dipasang disetiap dinding gua. Noah berinisiatif untuk mengambil salah satu obor untuk sedikit menerangi jalan mereka.

"Ah, lihat ada pintu lagi didepan"

Angga menunjuk sebuah pintu besi yang merupakan jalan mereka satu satunya untuk melanjutkan perjalanan mereka.

"Noah, bukalah pintu itu. Aku tidak merasakan adanya sihir jebakan apapun"

Aurel memberi arahan kepada Noah.

Saat sebelum Noah membuka pintu, Tian yang berada ditengah mereka terlihat ketakutan. Seluruh badannya bergetar.

"Hei, ada apa Tian? Apa kau merasakan sesuatu yang tidak beres? "

Leon menepuk-nepuk pundak Tian.

"Ah.. It.. Itu.. Aku hanya se- sedikit takut untuk memasuki ruangan ini lagi.. "

Ah benar, Tian juga salah satu tahanan disini dulunya. Tentu ia memiliki trauma akan hal ini.

"Tenanglah, kamu tidak sendirian kali ini. Kami akan melindungi mu apapun yang terjadi dan menyelamatkan seluruh teman teman serta adikmu"

Leon tersenyum serta menepuk kepala Tian dengan Lembut.

Saat setelah Tian sedikit tenang, Noah membuka pintu tersebut.

"Tidak mungkin"

"Sial"

"Kejam sekali"

Aurel, Noah, serta Angga berekspresi kosong setelah melihat ruangan didepannya.

Sedangkan Leon terlihat seperti sedang menegarkan hatinya.

Ya, sebuah penjara. Disisi kanan dan kiri lorong terdapat puluhan penjara besi. Terisi seorang anak di masing-masing penjara.

"Apa.. Apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh mereka"

Leon melihat tubuh di masing-masing anak setiap penjara. Salah satu bagian tubuh mereka menghitam, pembuluh darah mereka nampak dari luar.

"Kita harus segera mengeluarkan mereka, segera"

Angga tak tahan melihat situasi ini. Anak anak didalam penjara masih hidup, namun mereka seperti tidak ada keinginan untuk hidup. Tatapan mereka kosong, mereka bahkan seperti tidak melihat anggota bayangan bulan yang sedang ingin menyelamatkan mereka.

"Tidak, kita tidak ada waktu untuk hal ini. Tidak sempat, sudah mau tengah malam. Mereka adalah kegagalan"

Tian melontarkan hal hal yang membuat anggota bayangan bulan kebingungan.

"Memangnya apa yang terjadi saat tengah malam terjadi? Dan apa maksud dari kegagalan? "

Aurel meminta penjelasan pada Tian.

Namun Tian menggelengkan kepalanya.

"Aku juga tidak tahu, aku hanya mendengar saat tengah malam nanti ada sesuatu yang besar akan terjadi. Dan untuk kegagalan.. Kalian bisa mengerti jika kita meneruskan perjalanan ke ruangan selanjutnya"

Tian bergegas menuju keruangan selanjutnya bersama para anggota bayangan bulan.

Terdapat sebuah pintu lagi yang memisahkan ruangan ini.

Noah lantas membukanya.

Dug.. Dug.. Dug..

Jantung mereka berdebar kencang, tak percaya apa yang mereka lihat saat ini.

"Apa.. Apa yang sedang terjadi disini"

Aurel memeluk dirinya sendiri.

Dihadapan mereka terdapat puluhan tabung berisi air, dan didalam tabung itu berisi seorang anak yang sedang tertidur. Tabung tabung itu terkoneksi satu sama lain, terdapat cairan hitam di masing-masing selang penghubung tabung.

"Apa ini semacam eksperimen?"

Leon sedang mencerna apa yang sedang ia lalui.

"Aku rasa aku mengerti, sebut saja ruangan sebelum nya adalah kumpulan produk gagal. Dan saat ini kita berada dipusat pembuatan produknya"

Leon menjelaskan opininya kepada rekan rekannya.

"Lalu.. Mengapa anak anak yang menjadi bahan percobaan eksperimen ini, dan apa tujuan mereka melakukan eksperimen ini? "

Angga menggigit ibu jarinya.

"Mereka sedang ingin membuat manusia menjadi iblis"

Tian menjawab pertanyaan Angga, dan membuat seluruh anggota bayangan bulan terkejut bukan main.

The Cursed Son From Duke FamilyWhere stories live. Discover now