Bab 28 : Kemana Perginya? (2)

2.6K 303 2
                                    

Kriet

Wanita tua tersebut duduk di didepan para pasukan bayangan bulan, ia akan menceritakan sebuah kejadian yang menimpa desa ini beberapa bulan terakhir.

"Saya mempunyai dua orang cucu yang menemani saya selama ini, orang tua mereka meninggal ketika mereka masih berusia 5 tahunan."

Tuk

Leon meletakkan alat makannya dimeja.

"Lalu dimana keberadaan mereka sekarang nek? saya tidak melihat satupun dari mereka sedari tadi. Apakah mereka sedang tidur? "

Pertanyaan Leon membuat wanita tua tersebut memasang wajah tabahnya.

"Mereka menghilang"

Sunyi.

Suara alat makan yang sedari tadi memenuhi ruangan seketika menghilang ketika wanita tua tersebut mengatakan bahwa kedua cucunya menghilang.

"Desa ini terlihat sunyi bukan? "

Leon beserta rekannya menganggukkan kepalanya setelah mendengar pertanyaan dari wanita tua itu.

"Dulunya desa ini cukup ramai, banyak pengunjung atau petualang singgah di desa ini untuk beristirahat ataupun membeli bahan pokok."

"Namun semua kegembiraan itu hilang setelah count mempunyai istri keduanya.  Desa ini tidak lagi dikelolanya dengan baik dan segala anggaran desa pun tak tahu kemana perginya"

"Keadaan sudah cukup rumit untuk kami para penghuni desa, namun semuanya tidak berhenti disitu saja. "

"Beberapa bulan yang lalu, tiga orang anak dinyatakan hilang saat mereka pergi bermain, para orang tua mereka sudah melaporkan kejadian ini kepada count tetapi mereka tidak mendapatkan respon yang menyenangkan"

"Sekretaris count mengatakan bahwa anak mereka bisa saja mati dan hilang mayatnya karena dimakan oleh hewan buas di hutan"

Greb

Noah mengepalkan kedua tangannya.

"Namun, kejadian hilangnya anak anak tidak berhenti disitu saja, hari demi hari semakin banyak kasus menghilangnya anak anak. Mereka menghilang tanpa meninggalkan jejak sedikitpun."

"Banyak orang tua melapor kepada count namun tetap tidak ada respon yang menyenangkan. Setelah mengetahui kejadian ini para anak anak dihimbau oleh orang tua mereka agar tetap berada dirumah"

Tes tes tes

Air mata wanita tua tersebut jatuh membasahi pipi keriputnya.

"Hiks.. Lalu kedua cucu saya.. Mereka tidak pulang setelah pamit mencari kayu bakar. Hiks.. Saya sudah melarang mereka keluar dari penginapan namun mereka bersikeras untuk membantu neneknya bekerja"

"Hari demi hari berganti, saya selalu menunggu kepulangan mereka. Saya.. Hiks.. Merindukan mereka berdua.. Hiks.."

"Ini semua salah saya.. Hiks.. Andaikan waktu itu saya tetap melarang mereka untuk pergi. Saya benar-benar nenek yang tidak becus"

Wanita tua tersebut tersenyum pahit.

"Ah.. Maaf, nenek tua ini sudah bercerita panjang lebar kepada tamunya. Maafkan nenek karena telah menghilangkan nafsu makan kalian ya, nenek akan pergi ke kamar nenek saja"

Tap tap tap

"Hei.. Bukankah ini keadaan desa ini cukup kacau? Mengapa kejadian ini belum sampai ke kerajaan? "

Aurel menyetujui apa yang dikatakan dengan Noah.

"Ah.. Tapi ingat tujuan kita kemari, kita sedang menjalankan misi. Untuk apa yang terjadi didesa ini bisa kita laporkan ke komandan setelah kita menyelesaikan misi kita"

Noah menghela nafasnya, ia sudah hafal dengan sikap perfeksionis Aurel. Aurel adalah tipe seseorang yang mengesampingkan hal apapun yang menghambat misinya.

Sedangkan Leon disana nampak sedang berfikir. Entah apa yang dipikirkannya hingga ia membuat raut wajah yang cukup serius.

"Kak, aku duluan ke kamar"

"Ah.. Ya, jangan lupa berkumpul jam 8 pagi disini, kita akan sarapan lalu pergi ke hutan bagian dalam untuk mencari petunjuk lainnya"

Setelah mendengarkan rincian kegiatan mereka besok yang disampaikan oleh Aurel, Leon dan Angga menuju kamar mereka masing-masing untuk beristirahat.

The Cursed Son From Duke FamilyWhere stories live. Discover now