Bab 30 : Apa yang sebenarnya terjadi (1)

2.3K 271 2
                                    

Leon melihat tangan anak kecil tersebut gemetar karena sedang di interogasi oleh Noah, bola mata anak kecil tersebut mengatakan padanya bahwa ia tidak ada niatan jahat, namun ia tidak bisa mengucapkannya takut anggota bayangan bulan tak mempercayainya.

Ha.. Kejadian seperti ini membuatku teringat akan masalaluku.

Leon menghela nafasnya

Ia mengingat kejadian serupa di kehidupan sebelumnya, saat tak ada seorangpun yang berdiri untuk membela atau mempercayainya.

Tap Tap Tap.

Leon berjalan melewati Noah.

Puk puk

Huh?

Anak kecil tersebut tersentak karena seseorang telah menepuk lembut rambutnya, ia sudah lama tak merasakan sensasi ini.

Tidak hanya anak kecil tersebut, rekan rekan Leon juga mempertanyakan apa yang sedang dilakukan oleh Leon.

"Leon apa yang kau -"

"Bisakah kak Noah membatalkan sihir ini? "

Leon memotong ucapan Noah, ia menunjuk lumpur yang sudah mengeras memerangkap setengah dari tubuh anak kecil tersebut.

"Hei, dia bisa saja menjadi ancaman untuk kita Leon"

Noah membantah permintaan Leon.

"Percayalah padaku kak, jika memang dia ancaman bagi kita, aku yang akan bertanggung jawab"

Bola mata Leon menatap tegas Noah.

Perkataan Leon tidak main main, terdapat sedikit emosi didalamnya.

"Ha... Kau memang junior yang keras kepala"

Noah melihat Aurel untuk meminta pendapatnya.

Aurel menganggukkan kepalanya.

Dug!

Noah menghentakkan tanah menggunakan satu kakinya.

Kret kret kret

Tanah yang memerangkap anak kecil tersebut retak dan hancur menjadi butiran debu.

Ah.. Tubuhku lemas, aku akan jatu-

Kaki anak tersebut lemas karena terlalu lama terperangkap didalam tanah milik Noah.

Hup

Ah.. Aku melayang.. Tapi mengapa?

Tidak, tidak seperti yang kalian harapkan.

Leon tidak menggendong atau membopong anak kecil tersebut melainkan Leon menarik kerah belakang baju agar anak tersebut tidak tersungkur ke tanah.

Eh.. Aku seperti melihat seseorang yang sedang membawa kucing liar.

Ketiga rekan Leon memikirkan hal yang sama setelah melihat tindakan Leon yang seperti mengambil seekor anak kucing liar.

"Baiklah sekarang duduklah disini"

Leon membawa anak tersebut duduk bersandar pada pohon.

Srek srek

Leon sedang mencari sesuatu di dalam tasnya.

A-apa yang sedang dia cari didalam tasnya? Apakah itu sebuah perangkat sihir yang akan membuatku pingsan? Sial sudah kuduga tidak ada manusia yang benar-benar baik didunia ini!.

Srek

Leon akhirnya menemukan barang yang ia cari dan segera menyerahkannya kepada anak kecil tersebut.

"Ini-"

"Tidakk!"

Belum sempat anak tersebut melihat apa yang akan diberikan oleh Leon, ia menutup matanya dan berteriak.

"Hah? "

Tidak hanya Leon, ketiga rekannya pun bingung apa yang sedang ditakutkan oleh anak tersebut.

"Hei, apa kau takutkan? Kau takut hanya karena sebuah roti? "

Noah yang sedang dibelakang Leon mengejek anak tersebut.

Anak tersebut membuka matanya, tidak seperti yang ia pikirkan. Ternyata yang sedang dicari Leon adalah sebuah roti gandum.

Blush

Wajah anak tersebut memerah, ia malu karena tindakannya.

"Pftt.. Hahahah anak yang aneh"

Noah dan Angga tertawa bersamaaan, hal itu membuat wajah anak tersebut semakin memerah.

"Hei, kalian berdua sudahlah, jangan menindas anak kecil"

"Makanlah roti ini, kau terlihat seperti membutuhkannya"

Aurel akhirnya ikut turun untuk membujuk anak tersebut.

Hup

Anak tersebut akhirnya mengambil roti pemberian Leon.

"Kenapa tidak dimakan? Kau tidak akan kenyang jika hanya melihat roti itu"

"Ah... Aku tidak meracuni roti itu tenang saja"

Leon tahu akan kekhawatiran anak tersebut.

Setelah mendengar perkataan Leon yang meyakinkan, anak tersebut tidak bisa lagi menahan laparnya.

Nyam Nyam Nyam

"Makanlah dengan perlahan, tidak ada yang ingin mengambil roti itu darimu"

Leon berjongkok menyamakan tingginya dengan anak tersebut.

"Jadi siapa namamu? "

"Tian"

Anak tersebut menjawab singkat dan melanjutkan memakan roti yang diberikan Leon.

Crstt

Aurel merasakan mana beberapa orang yang hendak menyerang mereka.

Aurel memberi sinyal kepada rekan timnya.

Mereka bertiga menganggukkan kepala mereka setelah melihat kode dari Aurel.

"Heh.. Kemampuan sensor ketua tim mu lumayan juga, kukira ia akan menyadari mereka beberapa menit lagi"

Sebenarnya Undine sudah memberi tahu Leon bahwa aada lima orang yang sedang mengawasi mereka sejak mereka bersama anak kecil tersebut.

Entah anak ini adalah sebuah perangkap atau dia memang tidak bersalah akan kucari tahu nanti.

Leon mengepalkan tangannya, ia tak sabar ingin segera mengetahui permainan apa yang sedang mereka mainkan saat ini.

The Cursed Son From Duke FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang