Bab 33 : Yang benar saja (1)

1.7K 173 0
                                    

Brugh..

"Ahh.. Akhirnya selesai juga"

Angga mengikat pergelangan tangan beserta kaki kelima orang yang menyerang mereka.

Byur...

"Hei bangunlah"

Noah menyiram mereka.

"Uhuk"

"Huf.. Huf.. "

"Apakah ada yang mau menjelaskan mengapa kalian menyergap kami? "

Aurel berputar mengelilingi mereka berlima yang sedang terikat.

"Heh..  Kalian para bocah jangan harap bisa mengorek informasi dari kami. Meskipun mati, kami tidak akan memberi tahu sedikit informasi apapun pada kalian! "

"Hm? Ya.. Sudah kuduga sih"

Aurel menatap Noah.

"Baiklah jika itu permintaan kalian.. Uh, tapi mati adalah jalan termudah bagi kalian, bagaimana kalau tersiksa dulu sebelum mati? "

"Noah"

Aurel menginstruksikan Noah untuk melakukan sesuatu kepada tahanan mereka.

~Elemen tanah, Lumpur kehampaan

Brulpp

Tanah yang menjadi tumpuan para tahanan berubah menjadi lumpur dan menenggelamkan mereka berlima hingga hanya menyisakan kepala saja.

"Selamat menikmati hari - hari akhir dari hidup kalian"

Aurel tersenyum kepada mereka berlima.

"Kalian tidak akan bisa mengeluarkan sihir didalam lumpur ini, dan juga kalian manusia butuh makan, benar? "

"Mati kelaparan dan kehausan sepertinya cukup untuk menebus dosa dosa kalian, uh.. Tapi ada kemungkinan juga kalian mati diterkam hewan buas disini sih"

Aurel berbalik dan menghampiri rekan rekannya.

"Baiklah, ayo kita pergi dari sini"

"Tunggu! "

Heh~

Aurel tersenyum licik setelah mendengar teriakan dari pemimpin musuh mereka.

"Hm? Ada permintaan terakhir tuan? "

Sial, tak pernah terpikir aku akan diperlakukan seperti ini oleh seorang kumpulan bocah.

"Aku akan mengatakan sesuatu, jadi tolong lepaskan kami dari lumpur sialan ini! "

Tap... Tap... Tap..

Anggota bayangan bulan berbalik menghampiri mereka berlima.

"Katakan"

Aurel berjongkok menyamakan tingginya dengan kepala si pemimpin.

"Lepaskan kami dulu"

"Ah.. Negosiasi gagal"

Aurel berbalik meninggalkan pemimpin musuh mereka.

"Baiklah, sialan. Aku akan memberi mu informasi"

"Bagus"

Sedangkan belakang sana Leon dan Undine sedang berbicara dalam telepati mereka.

~~

"Seniormu lumayan juga"

"Benar? Kak Aurel seakan akan sudah biasa menghadapi hal seperti ini, keren sekali"

"Tch, hanya seperti itu saja, aku bisa melakukan hal yang lebih keren"

"Uh.. Ya benar..  Kau lebih keren Undine"

~~

Leon tersenyum tipis karena perbincangan tersebut, sampai akhirnya.

Arghhhhh

Pemimpin musuh mereka yang hendak memberi informasi tiba tiba berteriak kencang.

Tak hanya pemimpin mereka, tapi bawahannya juga berteriak setelahnya.

"Apa yang terjadi kak?"

Leon berlari menuju Aurel dan Noah.

"Noah, lepaskan sihirmu, cepat! "

~Lepaskan

Kriet..

Lumpur mengeras dan akhirnya berubah menjadi tanah kembali.

"Lihat di sekujur tubuh mereka! "

Angga berteriak histeris setelah melihat sebuah tanda yang merambat di tumbuh kelima musuhnya.

"Tidak mungkin*

Anggota bayangan bulan menatap kosong kelima orang yang sedang kesakitan karena sebuah tanda kutukan berwarna merah kehitaman yang lama kelamaan memenuhi tubuh mereka.

Dan akhirnya..

Boom!

Tubuh mereka berlima meledak dan hancur menjadi debu.

Sial.. Aku ingin..

"Blurgh.... "

Leon tak bisa lagi menahan rasa mualnya, ia menyaksikan hal yang tak pernah ia lihat selama ini.

Manusia meledak dan hancur didepan matanya?, hei ini sangat mengerikan.

"Leon!"

"Kau baik baik saja?"

Angga dan Noah menghampiri Leon.

"Urgh.. Maaf, aku baik baik saja, hanya sedikit terkejut."

Suara Undine bergema dikepala Leon.

~~

"Tenanglah bocah, kau harus terbiasa dengan hal hal seperti ini. "

"Undine.. Apa yang sebenarnya terjadi? "

"Segel kutukan, sebuah sihir yang ditanamkan kepada seseorang agar tidak mengkhianati si penanam sihir itu"

"Urgh, sial. Ada juga sihir seperti itu"

"Kuatkan dirimu bocah, masih banyak sihir didunia ini yang diluar ranah akal sehat mu"

~~

"Sial, yang benar saja"

Aurel menggigit ujung ibu jarinya.

"Apa yang sebenarnya terjadi kak? "

Angga menanyakan kejadian barusan kepada Aurel.

"Tidak, aku juga tidak tahu, aku baru mengalami hal seperti ini"

Pat... pat..

Noah menepuk lembut kepala Aurel.

"Sudahlah, ini bukan salahmu. Yang terpenting tidak ada yang terluka diantara kita"

"Anu..."

Leon berdiri dan menghampiri mereka bertiga, ia menjelaskan kepada rekannya apa yang telah Undine jelaskan kepadanya.

The Cursed Son From Duke FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang