Bab 31 : Apa yang sebenarnya terjadi (2)

2K 234 6
                                    

Beberapa hari sebelumnya~

"Pasukan dari akademi mulai mencari jejak kita Nyonya"

"Jika memang mereka tidak menyerah dan terus mencari keberadaan kita, mungkin mereka akan masuk kedalam hutan ini dalam dua atau tiga hari kedepan nyonya"

Dua orang bermantel hitam sedang melaporkan informasi penting kepada bos mereka.

"Heh.. Tak kusangka mereka benar-benar serius untuk mencari artefak ini"

Seorang wanita sedang memainkan artefak berbentuk kalung ditangannya.

"Baiklah.. Biarkan mereka masuk kedalam hutan ini lebih dalam lagi, dan jika situasinya memungkinkan, sergap dan bunuh mereka semua"

"Baik Nyonya!"

Wosh

Kedua orang bermantel hitam pergi dalam sekejap mata.

....
.....
........

"Hei, bukankah itu anak yang kabur dari sel bawah tanah beberapa hari yang lalu? "

"Ah, ya kau benar. Para penjaga yang mencarinya tidak dapat menemukannya dan akhirnya dihukum oleh mati oleh Nyonya"

"Heh.. Tidak kusangka kita menemukannya disini, dan dia juga sedang bersama para pasukan dari akademi"

"Ini sepertinya hari keberuntungan kita"

"Hahaha ya, pertama kita akan membunuh para anggota akademi dan kedua kita akan membawa anak itu kembali. Nyonya akan membayar kita mahal untuk ini hahahah"

Kelima orang bermantel serta bermasker hitam sedang mengawasi pasukan bayangan bulan yang sedang menginterogasi anak kecil tersebut.

"Lakukan formasi penyergapan seperti biasa"

Kelima orang menganggukkan kepalanya setelah mendengar perintah dari pemimpin mereka.

"Maju"

Swosh!

Keenam orang menghilang secara bersamaan meninggalkan dahan pohon yang mereka tempati.

"Mereka datang!"

Aurel memberi peringatan kepada seluruh rekan timnya. Namun, sebelum anggota bayangan bulan bersiap, musuh terlebih dahulu merapalkan sihir mereka.

"Elemen Tanah"

"Elemen Angin"

~Teknik gabungan, Badai pasir~

Woshh!

Angin kencang disertai pasir menerjang anggota bayangan bulan, penglihatan mereka menjadi sangat terbatas di dalam badai itu.

"Sial"

"Leon, Angga segera Lindungi Tian! "

"Noah bersiaplah untuk-"

Belum sempat Aurel menyelesaikan perintahnya, ia melihat serangan bertubi-tubi menuju ketempatnya serta rekan timnya.

Boom!
Ctarr!

Serangan gabungan bola api serta petir menerjang anggota bayangan bulan.

"Hahaha, seperti biasa melakukan penyergapan memang sudah keahlian kita"

Pemimpin keempat orang itu tertawa diluar jangkauan badai pasir.

Dua orang membuat badai pasir untuk menghalangi pergerakan mereka, dan dua orang lagi untuk serangan akhir yaitu bola api dan petir.

"Arghh!"

Teriakan anggota bayangan bulan terdengar jelas di telinga pemimpin kelompok penyerang.

"Lanjutkan serangan! Jangan berhenti sebelum aku memerintahkan kalian"

Boom!
Slash!
Ctarr!

Gabungan elemen terus menerus menerjang anggota bayangan bulan dari luar badai.

"Hmm? "

Tak lama kemudian pemimpin itu tidak lagi merasakan mana apapun didalam badai pasir yang mereka buat.

"Hahaha hentikan serangan kalian! Aku tidak lagi merasakan mana mereka."

"Apakah mereka mati? Cepat sekali haahaa"

"Yah.. Mau bagaimana lagi mereka anggota pasukan terendah di Akademi. Apa namanya? Bayangan hitam? "

"Bayangan bulan kau bodoh! "

"Hentikan gurauan kalian, dan hilangkan badai pasir ini"

"Ah, ya.. "

Woosh!

Seketika badai pasir yang menutupi sebagian kecil hutan menghilang.

Terlihat kelima orang tergeletak serta banyak luka di tubuh mereka.

"Heh.. Mereka benar-benar mati."

"Bos.. Kita juga membunuh anak ini, apakah Nyonya tidak akan marah? "

"Ha.. Tenang saja, nanti bilang saja bahwa anak ini dibunuh oleh anggota bayangan bulan"

"Ah ya.. Benar juga"

"Bereskan mayat mereka"

Ketika mereka hendak mengambil mayat anggota bayangan bulan.

Byur!

Kelima mayat yang semulanya manusia sekarang berubah menjadi air.

"Apa yang-"

"Ini sihir perubahan tubuh! Kita tertipu"

"Sialan dimana mereka berada seka-"

Wosh!

Aurel menerjang menyerang pemimpin mereka.

Jleb!

Namun reflek pemimpin tersebut lebih cepat dan berhasil menusuk dada Aurel.

"Kurasa kau terlalu gegabah Nona"

"Heh.. "

Aurel tersenyum dan

Byur!

Tubuh Aurel berubah menjadi air.

"Jalang sialan! "

Wosh!

Tidak lama setelah itu kabut putih memenuhi tempat pemimpin dan kelompok penyerang berada.

"Mari kita mulai permainannya"

Aurel mengatakan hal tersebut kepada anggota timnya yang sedang berada di luar kabut buatannya.

Eyyo...

Indonesia panas banget dah akhir akhir ini :")

The Cursed Son From Duke FamilyWhere stories live. Discover now