33 - jail

240 28 5
                                    

Nama tokoh, tempat kejadian dan konflik cerita ini hanya fiktif belaka.

.

.

.

.

Hari sudah sore, tapi langit di atas sana terlihat tak mengalami perubahan yang berarti, tetap cerah seperti pagi tadi saat Bi Kayi meninggalkan desa bersama tiga laki-laki merepotkan yang menjadi tanggung jawabnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari sudah sore, tapi langit di atas sana terlihat tak mengalami perubahan yang berarti, tetap cerah seperti pagi tadi saat Bi Kayi meninggalkan desa bersama tiga laki-laki merepotkan yang menjadi tanggung jawabnya.

Magu dan Lanu masih belum kembali setelah pamit melihat perangkap yang mereka pasang untuk menangkap burung. Sementara Bi Kayi harus menemani Rezel melakukan reka' yang sudah berlangsung sejak beberapa jam yang lalu.

Bi Kayi sempat terkejut saat Rezel mampu melakukan reka' hanya dalam sekali percobaan, hal yang justru harus ia pelajari sampai berkali-kali. Namun jika mengingat bahwa Na Parama ada di dalam tubuhnya maka itu menjadi hal yang wajar, mungkin saja sosok itu telah mengajarinya sebelum melakukan percobaan.

Kini Bi Kayi hanya berdiam diri, menikmati angin sejuk dan keheningan ditepi danau tak berpenghuni tersebut. Hingga angin yang menyapu lembut membawa aroma citrus sampai pada indra penciumannya. Seketika ia menoleh pada Rezel yang masih terpaku pada posisi yang sama, merasa bahwa aroma itu berasal dari tubuhnya.

Perlahan Bi Kayi beringsut, mendekati Rezel dan wangi citrus itu pun semakin terasa memenuhi area sekitarnya.

"Ngapain?"

Saking fokusnya Bi Kayi memikirkan sumber aroma itu ia sampai tak menyadari bahwa Rezel baru saja menyelesaikan reka'. Cowok itu menatap bingung padanya karena jarak mereka yang sangat dekat.

"Hm? Baunya Na Param." Rezel bergumam saat mencium wangi yang terasa familiar. Tiap kali ia bertemu dengan Na Parama ia selalu mendapati bau semacam ini.

"Sudah? Bagaimana rasanya?" Bi Kayi bertanya setelah menarik diri.

Rezel berpikir sejenak, rasanya sulit menjelaskan apa yang baru saja terjadi. Seolah pori-pori kulitnya terbuka lebar dan udara masuk memenuhi pembuluh darahnya hingga terasa dingin namun hangat dalam satu waktu. Ia bahkan bisa merasakan saat hawa dingin itu mengalir dan berkumpul dijantungnnya, sungguh hal yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

"Aneh."

"Aneh?" ulang Bi Kayi tak mengerti.

Namun sepertinya Rezel masih belum menemukan kata-kata yang cocok untuk mendeskripsikannya. "Aku bisa ngerasain ada yang masuk ke badan aku tapi aku nggak bisa bangun. Kayak ketindihan tapi versi enaknya. Ngerti nggak?"

Kini Bi Kayi yang bingung dengan penjelasan Rezel, ia tidak tahu apa artinya ketindihan. "Tapi sudah tidak sakit lagi 'kan? Tanya Bi Kayi seraya menyentuh dada kiri Rezel dimana cowok itu beberapa kali ia temukan mengeluh sakit di tempat yang sama.

Reze na paramWhere stories live. Discover now