21 - fakta baru

331 28 4
                                    

Nama tokoh, tempat kejadian dan konflik cerita ini hanya fiktif belaka.

.
.
.
.

Sepertinya musim hujan telah berakhir, mengingat beberapa hari belakangan langit selalu terlihat cerah, turut membuat suasana hati Rezel membaik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepertinya musim hujan telah berakhir, mengingat beberapa hari belakangan langit selalu terlihat cerah, turut membuat suasana hati Rezel membaik. Sepiring cupcake dan segelas teh hangat menemaninya menikmati waktu bersantai dihalaman belakang rumah seorang diri.

Bersama ponselnya, remaja itu sesekali tertawa karena video lucu yang ditampilkan dilayar. Hingga tak menyadari sosok Lapa yang mendekat dengan langkah cepatnya. Bahkan saat lelaki dengan rambut sebahu itu sudah ikut duduk, Rezel masih tetap terpaku pada layar ponselnya.

"Sudah tidak pakai tongkat?"

"Anj--"

Rezel kaget bukan main sampai nyaris menjatuhkan ponsel dalam genggamannya. Apalagi penampakan Lapa yang terlihat sangar menambah rasa terkejutnya. Lelaki banama itu tak mengikat rambut seperti biasa, ia biarkan terurai dan mengembang bebas seperti preman-preman pasar.

"Iya nih. Udah bisa loncat-loncat malahan," jawab Rezel setelah menetralkan detak jantungnya yang sempat tak karuan. Ia dorong piring berisi cupcake buatan Elina ke hadapan Lapa.

"Bener-bener cepet ya sembuhnya." Lapa melirik ke arah paha Rezel. Remaja itu hanya memakai celana pendek selutut hingga luka bekas tusukan itu sedikit menyembul saat ujung celananya tersingkap.

Rezel ikut memandangi bekas lukanya lalu kembali menatap Lapa penasaran. "Emang ujak nggak gini?" tanyanya dengan wajah polos, pasalnya Rezel pikir semua orang Banama melakukan pemulihan dengan cepat seperti dirinya.

"Tidak." Lapa menggeleng. "Yang bisa melakukan itu biasanya dari keluarga Ti. Cuma mereka yang punya kekuatan penyembuh di desa."

"Aku jadi penasaran ada berapa banyak keluarga yang ada di desa." Rezel menggaruk kepalanya. Ia bingung setelah mendengar ada keluarga lain yang menghuni desa. Selama ini yang ia tahu hanya kelaurga Na, keluarga Tu, keluarga Go dan keluarga De.

Lapa tersenyum menanggapi keluhan remaja dihadapannya. Walau sedikit menyayangkan karena hal dasar seperti ini harusnya anak itu sudah tahu dari Bundanya. Sebenarnya Lapa tak ingin berbicara banyak tapi sepertinya Rezel membutuhkan penjelasan darinya.

"Ada banyak, Rezel. Ada enam keluarga yang menghuni desa sampai sekarang, mereka punya kekuatan yang berbeda-beda. Ada keluarga Na seperti Na Parama dan Bundamu, mereka bisa mengendalikan udara, ada keluarga Go sepertiku yang memiliki kemampuan fisik lebih, lalu keluarga De yang pasti sudah kamu tahu, mereka bisa mengendalikan pikiran orang lain. Ada juga keluarga Tu yang bisa mengendalikan mimpi. Ada keluara Pa yang memiliki ikatan batin dengan alam. Istri Tayare berasal dari keluarga Pa."

Rezel tanpa sadar menganga mendengarkan penjelasn Go Lapa, ia merasa begitu takjub dengan kekuatan yang setiap keluarga miliki.

"Oh iya, ada keluarga Bi juga. Mereka punya insting yang sangat tajam. Kalau bertemu dengan mereka kamu tidak perlu berbohong karena mereka bisa tahu. Anak gadis dari keluarga Bi terkenal cantik, tapi galak." Lapa terkekeh di akhir penjelasannya, ia jadi teringat dengan satu gadis dari keluarga Bi yang sempat ia taksir namun tak berhasil didapatkan karena gadis itu terus menolaknya.

Reze na paramWhere stories live. Discover now