17 - masalah lain

355 34 6
                                    

Nama tokoh, tempat kejadian dan konflik cerita ini hanya fiktif belaka.

.
.
.
.

Hari telah berganti, matahari kembali terbit membawa hangat yang sama seperti kemarin, tapi sampai detik ini kedua mata indah anak laki-laki itu tak juga terbuka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari telah berganti, matahari kembali terbit membawa hangat yang sama seperti kemarin, tapi sampai detik ini kedua mata indah anak laki-laki itu tak juga terbuka. Memancing rasa cemas pada Elina yang masih betah menamaninya di sisi brankar.

Wanita itu nampak berantakan dengan rambut yang dikuncir asal-asalan, baju yang masih sama dengan yang kemarin, juga masih terlihat jejak-jejak air mata yang sebelumnya mengalir dengan deras, bersama suaranya yang serak setelah memaki Pala habis-habisan.

Lagi-lagi Elina dihadapkan pada kondisi yang paling ia benci. Melihat orang yang disayangi terbaring tidak sadarkan diri, dengan luka dimana-mana membuat hatinya hancur. Ia sudah menyalahkan semuanya, mulai dari Pala, Tu Gora, Sema, bahkan dirinya sendiri tapi itu tak juga membuat perasaannya membaik.

Rezel kehilangan banyak darah karena luka tusukan di paha, selain itu ia juga mengalami benturan yang cukup keras dikepalanya, beruntung tidak terjadi pendarahan karena benturan tersebut.

"El, kamu makan dulu." Suara Ghali lembut menggema diruangan hampa yang mereka huni. Kedua tangannya terulur mengusap pundak Elina yang terlihat begitu rapuh. 

"Tapi Rezel belum bangun," Elina meraih tangan Rezel yang terbebas dari infus, menggenggamnya dengan sangat hati-hati. "Pasti sakit sekali."

"Rezel pasti baik-baik aja, El. Dia lebih kuat dari yang kita kira. Dokter aja sampe kaget karena liat pemulihannya," tutur Ghali berusaha menenangkan.

Memang benar, bahwa Dokter yang menangani Rezel mengaku terkejut karena tubuh remaja itu melakukan pemulihan dengan sangat cepat. Sayangnya remaja itu masih belum sadar juga sampai sekarang.

"El, kamu juga belum jelasin semuanya sama aku." Ghali kembali berujar, menagih janji Elina untuk penjelasan yang berkaitan dengan orang-orang Banama itu.

Kemarin saat ia tiba di depan ruang IGD, ia terlihat seperti orang bodoh dan hanya bisa diam saat Elina menyalahkan Sema dan Lapa. Itu karena ia sama sekali tak mengetahui alasan dibalik Elina mempekerjakan Lapa untuk menjaga putra mereka. Sebelumnya ia setuju saja saat Elina meminta persetujuannya untuk membiarkan Lapa tinggal bersama mereka.

Ada begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di otaknya. Namun tak ada satupun yang terjawab hingga sekarang, sebab Elina masih menutup mulut dan enggan memulai percakapan.

"Nanti, kalau Rezel sudah bangun," ucap Elina menegaskan. Lebih dari itu ia sebenarnya bingung harus menjelaskannya mulai dari mana.

Padahal ia sudah berencana menyembunyikan masalah ini sampai semuanya selesai, sampai Na Parama meninggalkan tubuh putranya. Tapi sepertinya Ghali memang harus tahu.

Reze na paramWhere stories live. Discover now