23 - retak

316 32 1
                                    

Nama tokoh, tempat kejadian dan konflik cerita ini hanya fiktif belaka.

.
.
.
.

Sesuai dengan perjanjian kemarin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesuai dengan perjanjian kemarin. Kini Ti Asan datang sendiri ke kediaman Ghali setelah Elina berhasil mengelabui Lapa untuk mau meninggalkan rumah, sehingga mereka memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan rencana mereka.

"Rezel!"

Elina memanggil setelah gagal membuka pintu kamar berbahan kayu dihadapannya yang dikunci oleh si empunya kamar.

Lalu tak lama derap langkah terdengar mendekat dan detik selanjutnya pintu itu terbuka. Rezel langsung membuka lebar, arah pandangan langsung tertuju pada lelaki yang kini berdiri di belakang Bundanya tersenyum ramah. Lelaki tua dengan iris mata berwarna cokelat terang khas milik orang Banama.

Sebelumnya Elina sudah memberitahu, bahwa akan ada seseorang yang bisa membantu untuk mengeluarkan Na Parama dari tubuhnya. Walau sebenarnya Rezel tak sepenuhnya setuju, sebab ia merasa bahwa membantu Na Parama menyelesaikan ritual itu adalah perbuatan mulia tapi Elina tanpa memberi alasan jelas malah menganggap hal itu buruk dan tidak ingin ia melakukannya.

Sampai sekarang pun Rezel masih tidak mengerti mengapa Bundanya bersikeras ingin memisahkan ia dari Na Parama.

"Hai, Ujak." Rezel melambai kaku sembari membuka pintu lebih lebar membiarkan mereka masuk.

Alasan Elina ingin melakukannya di kamar Rezel tentu saja karena takut jika tiba-tiba Lapa kembali dan mendapati mereka sedang berusaha melakukan hal yang tidak seharusnya. Bisa-bisa rencana mereka gagal, Lapa juga tidak akan membiarkan Ti Asan lolos dan kemudian hal ini akan menjadi masalah besar untuk mereka.

Rezel duduk lebih dulu ditepi kasur lalu disusul oleh Ti Asan dan Elina. Mereka harus melakukannya dengan cepat sebelum Lapa kembali.

"Bisa saya lihat rethi mu?" Tanya Ti Asan memancing kernyitan halus dikening Rezel. Anak itu tak tahu apa yang Ti Asan bicarakan.

"Tanda dari Na Parama," jelas Elina.

Rezel menangguk mengerti, dengan sedikit canggung ia melepas kaos yang dikenakan saat itu, mengekspos bagian atas tubuhnya, memperlihatkan tanda lingkaran berwarna hitam yang tak sepekat biasanya.

Hal itu juga menandakan bahwa energi Na Parama belum sepenuhnya membaik.

"Maaf ya," ucap Ti Asan sebelum mengulurkan tangan, menyentuh lingkaran hitam itu dengan jari telunjuknya.

Energi Na Param bisa ia rasakan. Lalu perlahan seluruh permukaan telapak tangannya menyentuh dada bidang Rezel hingga ia bisa merasakan bagaimana energi hangat itu berputar di dalam sana.

Ti Asan memejam, menarik napas dalam lalu mengembuskannya perlahan. Mengalirkan energinya sendiri pada pusat energi di dalam tubuh Rezel. Terus-menerus hingga napasnya perlahan tersenggal karena mengeluarkan begitu banyak energi. Lalu tak lama ia bisa merasakan satu retakan pada sero' milik Na Parama. Bersamaan dengan itu terdengar pula rintihan Rezel yang menahan sakit setelah sero' dalam tubuhnya sengaja dirusakkan.

Reze na paramWhere stories live. Discover now