|SW 32| Arsa Mulai Bucin?

Mulai dari awal
                                    

"Nin," panggil Kanaya seraya menepuk-nepuk pelan pundak Anindya.

"Hem ... Kenapa?" tanya Anindya yang kemudian terbangun dengan mata yang sayu.

"Ada panggilan, ya? Bentar gue cuci muka dulu buat ke sana." Anindya ingin segera berdiri dari tempatnya, namun ditahan oleh Kanaya dan Era yang tampak khawatir dengan kondisinya.

"Kenapa?" tanya Anindya bingung ditempatnya.

"Abang Lo udah jemput di depan. Badan Lo panas, jadi gue minta izin buat Lo pulang ke rumah. Lo kecapean, ya?" tanya Kanaya pada Anindya.

"Apaan, sih. Kapan Lo telepon Abang? Gue gak mau ngerepotin dia. Gue gak apa-apa beneran," sahut Anindya yang justru tak suka jika di anggap lemah.

"Fisik Lo gak sejalan dengan apa yang Lo katakan, Nin," ucap Era membuat Anindya menatapnya. "Lo jaga kesehatan. Sebentar lagi kita sidang. Mending sekarang Lo pulang aja sebelum semakin parah."

"Tapi ----"

"Lo gak usah keras kepala kalau di bilangin. Tim itu maju satu maju semua. Kalau Lo gak sehat gimana sama kita?" Pertanyaan yang diberikan oleh Putri membuat Anindya pada akhirnya tak bisa melanjutkan kata-katanya.

"Gue boleh pinjam Hoodie Lo gak? Badan gue tiba-tiba dingin," tanya Anindya pada Kanaya.

"Pakai aja," sahut Kanaya yang memberikan Hoodie berwarna hitam milik nya pada Anindya.

"Ayo gue anterin," ucap Kanaya membuat Anindya menganggukkan kepalanya.

"Gue ikut juga gak?" tanya Era pada Kanaya yang kemudian memberikan jawaban dengan gelengan kepala. "Oke, deh. Semoga cepet sembuh, Nin."

"Makasih, Ra, Put. Maaf gak bisa temenin Lo semua jaga," ucap Anindya merasa tak enak hati pada teman-temannya.

"Santai aja kesehatan Lo lebih penting."

Kanaya kemudian merangkul lengan Anindya yang mengeluhkan pusing di kepalanya. Mereka keluar dari ruangan dan mempercepat langkah takut Riko melihat mereka nantinya. Ya, hanya butuh waktu lima menit saja jarak ruangan ke parkiran rumah sakit Asa Harapan. Kanaya terlihat mencari-cari dimana mobil milik Arsa. Saat ia mencari, ternyata Arsa yang mungkin sudah melihat mereka membunyikan klaksonnya. Tentu saja Kanaya paham itu kode dari Arsa.

"Loh, Abang ganti mobil, ya?" tanya Anindya yang bingung saat melihat mobil abangnya berubah menjadi berwarna putih seperti ini.

"Mana gue tahu. Bisa jadi Abang Lo ganti mobil setelah Lo nikah," alibi Kanaya agar Anindya tak bertanya lagi pada dirinya.

"Buruan masuk. Cepet sembuh, ya," ucap Kanaya yang telah mengantarkan Anindya tepat di samping mobil milik Arsa.

Anindya menatap Kanaya. Ia sempat memeluk sahabatnya sebentar kemudian melepaskannya. "Makasih banyak, Nay. Gue masuk dulu ya."

"Oke. Sama-sama besti."

Anindya yang merasa tak tahan lagi berjalan mendekati mobil. Ia terlihat membuka pintu mobil lalu masuk ke dalam tanpa melihat siapa yang berada di mobil tersebut.

"Abang Anindya sebenarnya gak mau merepotkan Abang. Anind ----" Perkataan Anindya tiba-tiba terputus saat tahu siapa yang sedang berada satu mobil dengan dirinya.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang