ISW 86I Negatif

6.2K 300 159
                                    

Halo kembali lagi dengan arum di sini. Btw ada yang kangen sama cerita ini gak guys? yang kangen yuk komen di bawah. Jujur makin ke sini aku ngerasa komennya gak tembus, ada apa guys? padahal berharap banget bisa tembus biar sama-sama enak. 

Cuman minta komen kok guys, sebagai apresiasi juga semangat aku sebagai authornya. Yang bisa spam komen kemana? Sedih dan kangen gak pernah dapat spam komen lagi. Di part kali ini please tembusin biar ada harapan nulis bab baru lagi. 🥰🥰💜💜

GIVE ME 500 KOMEN GUYS PLEASE

SALING BANTU SPAM KOMEN LAGI DONG, HEHEHE

Yang sudah dukung terima kasih, yang sudah komen juga terima kasih. Sehat-sehat selalu sahabat SW. 

Follow me : 

Wp/ Instagram/youtube 

username: Shtysetyongrm 

Tik tok : Seblakkerupuk56

''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

Tanpa di sadari manusia bisa memberikan luka dari tindakannya, bisa memberikan rasa sakit karena kata-katanya, dan bisa merugikan orang lain karena kalimat yang dilontarkannya sebagai sebuah fitnah. 

~Arsa Putra Wicaksana~

HAPPY READING 

"Arsa datang!" seru seorang wartawan media membuat kegaduhan media lainya yang sedang beristirahat menunggu kedatangannya. Bahkan beberapa dari mereka yang terlihat memakan nasi meninggalkan begitu saja dan merapat untuk mengabadikan momen yang sangat ditunggu-tunggu seperti ini. 

Ya, seperti yang sudah ramai dan menjadi perbincangan media, pagi ini tepatnya pukul 09.00 pagi, Arsa mendatangi kantor polisi untuk menyerahkan dirinya sendiri. Satu hari sebelumnya ia mendapatkan sebuah fitnah dimana Bianca yang terbukti memakai narkoba mengikut sertakan dirinya dalam kasus yang terjadi. Merasa tidak terima dengan tuduhan yang sangat menggemparkan dan mengusik hidupnya, akhirnya Arsa memutuskan untuk datang sendiri tanpa membawa siapa pun ke kantor polisi. 

Arsa memarkirkan mobil sportnya di sebuah parkiran. Rupanya para awak media sangat antusias dengan kedatangannya. Hal itu terbukti dari beberapa media yang langsung merapat mendekati mobilnya walau dirinya belum turun. Arsa pun tersenyum, ia merapikan jas yang ia kenakan, lalu merapikan rambut dan menggunakan parfum yang banyak. 

"Widih, ganteng juga calon ayah," ucap Arsa saat melihat dirinya dari pantulan kaca. 

Ia membuka mobilnya, saat matanya dan tubuhnya berhadapan dengan media, Arsa merasa perlu menjaga jarak karena ruang udara sangat sulit ia dapatkan jika berada terlalu dekat seperti ini. 

"Maaf, boleh kasih jarak gak? boleh wawancara, tapi jangan desak-desakan. Yuk kasih jarak. Atau kalau enggak mic nya di kumpulin aja, satu orang yang pegang," ucap Arsa memberikan saran yang bagus agar media memberikan dirinya ruang. 

"Ide bagus. Oke sebentar bang." 

"Abang? dikiranya penjual bakso kali, ah." batin Arsa yang sempat ingin tertawa, namun ia memilih tersenyum seraya menganggukan kepalanya. 

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now