|SW 8| Anala

9.3K 435 26
                                    

Dear pembaca, terimakasih yang sudah komen dipart sebelumnya, di part kali ini jangan lupa berikan komen dan vote ya. Terimakasih 💜
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Sama-sama menaruh api, ujung-ujungnya sama-sama membakar diri sendiri. Terkadang manusia melakukan hal tak terduga, yang kemudian berujung membunuh dirinya.
|Secret Wife|

Happy Reading!

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Kak Dinda ada di lantai tiga. Di ruangannya. Kita suruh ke sana aja," ajak Riko yang baru saja turun dari mobilnya bersama Anindya yang terpaku di tempatnya.

"Sayang?" tanya Riko saat Anindya justru sibuk mengamati lingkungan yang baru saja mereka masuki. Sangat sangat berbeda jauh sekali.

"Eh, iya. Ini beneran tempat syuting film?"

Mata Anindya menelisik dari berbagai sudut arah. Ia tak menyangka berada di tengah-tengah proses syuting yang digadang-gadang akan menjadi film termahal dan proses syuting yang cukup panjang. Sungguh luar biasa. Mengusung konsep rumah sakit memang akan menarik simpati orang untuk melihatnya. Anindya bahkan hanya bisa mengikuti Riko kala tangan kekar itu menggenggam tangannya. Sepanjang perjalanan mereka banyak sekali menyapa kru yang bertugas dan beberapa orang yang mereka temui. Sungguh popularitas dari artis yang memerankan film ini tidak perlu diragukan lagi. Banyak sekali stand makanan yang ia temui, namun yang paling banyak ia temui adalah milik Arsa. Tentu saja para penggemar dirinya mengirimkan ini sebagai bentuk semangat dan apresiasi untuk proses syutingnya.

"Masih jauh mas?" tanya Anindya kemudian tersadar bahwa sepanjang perjalanan mereka tak kunjung sampai.

"Sebentar lagi."

Tangan Riko yang masih menggenggam ia biarkan untuk tetap berada di posisinya. Saat pintu lift rumah sakit terbuka, mereka memasuki jalur tempat adegan syuting berada. Namun bukan untuk ke sana, melainkan untuk ke salah satu pintu yang bertuliskan ruangan Dinda. Riko pun mengetuk pintu tersebut, setelah di suruh masuk mereka pun memasuki ruangan tersebut.

"Assalamualaikum kak," ucap Riko bersama dengan Anindya yang ikut masuk ke dalam ruangan juga.

"Walaikumsallam, akhirnya kalian maen ke sini juga. Ayo duduk," balas Dinda menyuruh Anindya dan Riko untuk duduk di hadapannya.

Mata Anindya membulat ditempatnya. Ia segera melepaskan genggaman tangannya dari Riko. Sungguh apa yang ada di hadapannya diluar nalar. Bagaimana bisa ia dan Arsa berada di satu ruangan dengan kekasihnya? Melihat bagaimana Arsa menatapnya tajam membuat ia tentu saja melepaskan genggamannya dari tangan Riko.

"Kenapa sayang?" tanya Riko saat Anindya melepaskan genggamannya.

Anindya hanya menggelengkan kepalanya, lalu duduk di samping Riko yang seolah biasa saja.

"Oh, iya, malam ini kita makan sama Arsa, ya. Arsa kenalan dulu dong sama adek gue dan pacarnya," pinta Dinda seraya menatap Arsa yang terdiam di tempatnya.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now