Bagian 40 Kekacauan

336 34 25
                                    

Assalamu'alaikum.

Nungguin ya? Hehe

Jangan lupa vote dulu kalo gitu.

Komennya juga yaaa

Follow ig @windiisnn_ dan @windisworld_story

Seru-seruan di Tiktok @windiisnaeni21

Seengaknya cek dulu gih, biar ga nyesel hehe










Bagian 40 Kekacauan

Gawai Pirat berdering, tertera nama ibu mertuanya di sana. Disambungkannya panggilan pada earphone.

“Halo, assalamu’alaikum, Bu.”

“Wa’alaikumussalam, kamu masih lama pulangnya?” 

Endak, Bu. Ini lagi di jalan pulang. Ada apa, nggeh?” Pirat menghentikan mobilnya ketika lampu lalu lintas berubah merah.

Ini, Devi ada kegiatan keagamaan di sekolahnya, mau pinjam kerudung kamu.

“Kalau begitu ambil mawon, Bu. Jalanan lumayan macet, mungkin Pirat masih lama sampainya. Kerudunungnya ada di lemari semua, bagian bawah.”

Ya sudah, Ibu ambil, ya.

“Iya, Bu. Kalau begitu Pirat tutup dulu, assalamu’alaikum.” Setelah mendengar jawaban salam dari Nyonya Atri, Pirat memutuskan sambungan teleponnya.

Setelah sarapan di rumah orang tuanya, Pirat dan Syaron izin pulang, dan kini mereka dalam perjalanan pulang menggunakan mobil masing-masing. Syaron terpantau di belakangnya. Hingga tak lama setelah melewati kemacetan, mobil berjalan normal kembali dan sampai juga di Kediaman Soeryoningrat.

Syaron dan Pirat sampai bersamaan. Mereka memasuki rumah beriringan, Syaron awalnya menggandeng dan menggenggam tangan Pirat dari pelataran rumah, akan tetapi ketika sampai di depan pintu, Pirat melepaskannya.

Rumah terlihat sepi. Hal itu membuat Syaron dan Pirat tak perlu menyapa orang-orang, dan mereka langsung menuju ke kamar. Di depan pintu kamar, Syaron menghentikan langkahnya dan menarik lengan Pirat.

“Apa?” Pirat bertanya.

“Sepertinya semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing.”

Pirat mengernyit, “Lalu?”

“Mari kita sibukkan diri dengan urusan kita juga.”

Syaron menarik Pirat memasuki kamar dan langsung menguncinya dari dalam, tak peduli dengan pekikan Pirat.

***

Siang hari, bakda salat zuhur, Syaron pergi ke kantor. Begitulah izinnya kepada Pirat. Sedangkan Pirat ingin mengistirahatkan diri, dia kurang tidur semalam. Tidur siang akan mengembalikan tenaganya, otak dan tubuhnya butuh istirahat. Namun, baru saja perempuan itu hendak memejamkan matanya, suara ketukan pintu mengurungkan niatnya. Pirat bangkit untuk membukakan pintu, di sana Nyonya Atri berdiri dengan membawa sebuah map di tangan.

Pirat tersenyum, “Ada apa, Bu?”

“Ibu mau bicara,” ucapnya dengan nada dingin. Pirat merasakannya, intonasi suaranya berbeda dengan yang tadi pagi ketika ingin meminjam kerudung padanya.

Nyonya Atri masuk ke kamar begitu saja, kemudian duduk di ranjang. Pirat yang masih berdiri di dekat pintu hendak menyusul.

“Tutup pintunya,” ujarnya kepada Pirat. Hal itu membuat Pirat bingung dan bertanya-tanya, kiranya hal apa yang akan dibicarakan oleh ibu mertuanya itu.

Ketika Kita Bertemu Lagi [End]Där berättelser lever. Upptäck nu