Bagian 33 Bertemu Kama

311 44 8
                                    

Assalamualaikum, Pembaca Syapir ^^

Nggak bosen-bosen aku ingetin buat kasih vote dan komen sebanyak-banyaknya ^^

Follow ig @windiisnn_





Happy reading!


Bagian 33 Bertemu Kama

"Jadi, kita ketemu adik kamu di mana?"

"Sebenarnya Kama minta ketemu di Restoran saja, tapi aku mau ke tempat lain."

Saat ini, Syaron dan Pirat dalam perjalanan, pergi hendak bertemu Kama. Membawa Pak Munir sebagai sopir, padahal Pirat sudah menawarkan diri untuk menyetir karena tangan Syaron masih digips. Gipsnya baru akan dilepas besok lusa.

"Kenapa?"

"Ingin," jawabnya singkat. Syaron tersenyum sembari memandang wajah ayu sang istri, ah, rasanya Syaron masih dalam mimpi.

Di sisi lain, alih-alih fokus dengan yang saat ini di depan dan yang sedang terjadi, pikiran Pirat melang-lang buana, terlempar pada kejadian kemarin malam.

"Apa kamu akan langsung memberikan hidupmu padaku jika aku menuruti maumu, Pirat?"

Pirat meneguk ludahnya kasar.

"Bukan hanya perempuan yang bisa menuntut kejelasan dari laki-laki, tapi aku sebagai lelaki juga butuh kejelasan."

Pirat masih diam, dia tidak tahu hendak mengatakan apa? Perempuan itu mendadak gagu dengan debar jantung yang menggila.

"Aku yakin kamu tidak mau menjalani pernikahan yang tidak normal seperti ini, Pirat."

"Kamu yang membuatnya tidak normal, Syaron." Pirat berkata datar.

Syaron menyugar rambutnya dengan tangan yang tidak sakit. Rahangnya mengetat, menahan gejolak di dalam dada. Batin dan pikirannya saling melempar sampai laki-laki itu bingung hendak memilah kosa kata untuk dikeluarkan.

"Kamu yang memulainya, dan sekarang kamu menyalahkanku?"

"Aku tidak menyalahkan, dengar––"

"Kamu pikir aku senang? Jiwaku sekarat, Syaron. Kita selalu berdebat perihal keyakinan dan pola pikir, kita tidak selesai dengan sudut pandang mengenai setiap hal. Kita sama sekali tidak memiliki kecocokan. Seharusnya kamu menyadari itu. Sudah sejak awal aku menolak menikah denganmu. Seharusnya kamu tahu dan menyadari itu." Pirat mengatakannya dengan menggebu-gebu, seolah dia tengah mengeluarkan racun dalam tubuh. Tanpa bisa dicegah, air matanya ikut keluar. Dalam hati perempuan itu berperang setelahnya, semoga dia tidak menyesal telah mengatakan hal yang sesungguhnya bertentangan dengan hatinya, setidaknya untuk saat ini bertentangan.

Syaron diam cukup lama setelah mendengar pengakuan sang istri. Membuat Pirat ikut diam dan keduanya hanya saling memandang untuk beberapa saat, suasana kamar mandi itu tersasa begitu sunyi yang menyesakkan. Syaron memejamkan matanya dengan kuat, lalu membukanya dan menatap Pirat dengan sungguh-sungguh, "Mari memulainya dengan benar."

Pirat hendak bersuara, namun tertahan karena dia mendadak bingung untuk memilah kosa kata, matanya menyipit. Mulutnya hanya terbuka beberapa kali, tetapi gagu tak tahu harus berkata apa?

Ketika Kita Bertemu Lagi [End]Where stories live. Discover now