Bagian 14 Menjenguk Calon Mertua

413 64 47
                                    

Assalamu'alaikum.

Terima kasih sudah setia baca kisahnya Syaron dan Pirat hehe. Aku baca semua komen-komen kalian kok.. Terima kasiiih

Absen dulu sebelum baca dong :D

Jangan lupa beri vote dan komen, biar aku makin semangat update hehe.

Jangan lupa pantengin IG dan Twitter ku, di sana sudah ada beberapa.

IG: windiisnn_
TWT: windiisnaeni21

Omar Daniel for casting

Omar Daniel for casting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau boleh jujur, cerita ini sudah ada sejak 2021 di draft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau boleh jujur, cerita ini sudah ada sejak 2021 di draft. Sampai lapuk dimakan waktu. Dan waktu itu aku kepikiran sama Omar Daniel karena aku suka sama aktor satu itu...

But, kalau kalian lebih suka pakai gambaran buat roleplayernya sesuai keinginan sendiri, it's okey hehe.

Happy reading!

Bagian 14 Menjenguk Calon Mertua

Kalau mencintaimu adalah suatu pekerjaan, aku rela disuruh lembur setiap hari.
--narasi.tv

Gawai di tangan Pirat hanya ditatap sedari seperempat jam yang lalu tanpa ada tindakan lanjutan. Pirat sedang dilanda kebingungan saat ini, antara menghubungi Syaron atau tidak. Untuk berbicara dengan kedua orang tuanya mengenai pernikahan yang dilaksanakan sebentar lagi, gadis itu pikir tidak perlu ada campur tangan Syaron di dalamnya. Namun, dia terlalu tidak tega untuk membohongi kedua orang tuanya. Sungguh, bukan Pirat berniat dengan sengaja membohongi kedua orang tuanya, akan tetapi Syaron lebih pandai berbohong daripada dia.

Berkali-kali gadis itu menghela napas, bimbang sekali.

“Bismillah.” Dengan menyebut asma Allah, pada akhirnya Pirat mendial nomor telepon Syaron. Pada nada dering kedua, suara Syaron terdengar.

“Halo. Ada apa, Calon Is––”

Mengerti apa yang akan dikatakan Syaron selanjutnya, Pirat buru-buru menyela, “Aku tidak akan basa-basi. Aku membutuhkan bantuanmu.” Terdengar helaan napas di seberang panggilan telepon. Pirat tahu, mungkin laki-laki itu sedang menahan kesabarannya agra tidak lekas beranjak dari hatinya. Dan Pirat tidak peduli. Dengan Syaron membencinya, itu akan lebih baik.

Ketika Kita Bertemu Lagi [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang