Bagian 29 Eyang VS Syaron

319 51 22
                                    

Bismillah.

Jan lupa vote dan komen ya kawan Syapir, jangan mau jadi silent readers :)

Spill dong lagu favorit kalian 🤩

Happy reading!




Bagian 29 Eyang VS Syaron

Lari dari apa yang menyakitimu akan semakin menyakitimu. Jangan lari, terlukalah sampai kamu sembuh––Rumi

10 tahun yang lalu …

Hari Jumat kelas Pirat ada jadwal olahraga. Mereka akan mengikuti mata pelajaran olahraga, mereka baru saja berganti seragam menjadi kaos olahraga. Pirat sedang berjalan menuju toilet perempuan dengan Kinan, Sari, dan Ijul yang nama aslinya Juli, tapi teman-teman sekolahnya dengan seenak jidat memanggilnya dengan sebutan Ijul.

“Pirat, celanamu kok merah? Tembus itu!” Ijul menunjuk celana olahraga berwarna biru telur asin milik Pirat. Begitu mendengar perkataan Ijul, Kinan langsung pasang badan berdiri di belakang Pirat.

“Loh, iyakah? Aduh, aku cuma ada satu celana training,” Pirat mengaduh.

“Kamu enggak usah ikut olahraga aja,” kata Sari memberi usul.

Sari ada benarnya juga, namun hari ini ada penilaian bulu tangkis. Dan Pirat tidak mau ikut ujian susulan.

Terlintas percakapannya dengan Syaron sewaktu berangkat sekolah berdua tadi pagi, laki-laki itu bilang akan ada mata pelajaran Penjas. “Aku ke toilet dulu, Kinan kamu bisa panggilin Syaron sama sekalian pinjam celana olahraganya, aku minta tolong beliin pembalut, ya?” katanya memohon kepada Kinan.

“Heem, aku ke Syaron dulu atau beli pembalut dulu?”

“Aku aja yang beli pembalut, Kinan panggil Syaron,” Sari menawarkan diri.

“Terus aku ngapain?” tanya Ijul kebingungan.

“Kamu langsung ke lapangan aja. Ngomongo ke Pak Joko kalau kita sedikit telat karena ada problem,” ujar Sari.

Ijul mengangguk, “Yawes.”

Setelah mendapat instruksi dari Sari, keempatnya bergegas sesuai instruksi. Sari pergi membeli pembalut, Kinan memanggil Syaron, Ijul pergi ke lapangan, sementara Pirat lari ke toilet perempuan. Di toilet, Pirat menunggu. Hingga tidak ada lagi siswi di toilet, tak selang berapa lama suara ketukan pintu toilet membuat Pirat bergegas membuka pintu. Syaron berdiri di sana dengan menenteng sekantong keresek berisi pembalut dan celana training di tangan yang satunya.

“Makasih.” Pirat buru-buru menarik keresek berisi pembalut serta celana punya Syaron, kemudian menutup pintu toilet dengan cepat.

Syaron terkejut tentu saja. Laki-laki itu menggeleng melihat kelakuan Pirat. Malas kembali ke kelas, Syaron memilih nunggu Pirat di depan toilet. Hingga beberapa menit berlalu, Pirat tak kunjung keluar. Syaron mengetuk pintu toilet. “Pirat?”

Tok tok tok

Tak juga ada sahutan dari dalam. “Pirat!”

Syaron kembali mengetuk pintu semakin cepat. “PIRAT!!”

Karena rasa khawatir yang berlebihan dan tidak sabaran, Syaron akhirnya membuka pintu toilet. Pemuda itu tidak melihat Pirat di sana. “Pirat?”

“Ya? Sebentar!” jawab gadis itu dari salah satu bilik toilet paling ujung. Mendengar suara Pirat, Syaron kini dapat bernapas lega. “Kamu masuk?!” teriak gadis itu.

Syaron berjalan menuju bilik paling ujung, “Kamu enggak apa-apa, kan?” tanyanya khawatir.

“Aku enggak apa-apa. Cuma perutku sedikit nyeri.”

Ketika Kita Bertemu Lagi [End]Where stories live. Discover now