Bagian 27 Sebuah Insiden

382 50 79
                                    

Assalamu'alaikum Pembaca Syapir 🤎

Sedih kemarin pada nggak vote dan komen di bab sebelumnya :( jangan jadi silent readers dong guys :(

Seenggaknya vote dan komen itu bentuk apresiasi buat penulis yang sudah menghibur kalian dengan tulisan.

Wkwk menghibur 😅🥲

Kalian bacanya gratis, kok, nggak bayar, cukup kasih vote dan komen aja aku sudah senang :)

Setidaknya diriku sudah berjuang 🌬

Absen dulu siapa aja yang ngaku Pembaca Syapir?

Jangan lupa vote dan komen, sebagai tanda parkir hehe.

Jangan lupa follow ig ku juga ya @windiisnn_
Kagak bakal nyesel InsyaAllah, karena bakal terus ada chit-chat nya Syaron dan Pirat di sana 🤩

Selamat hari minggu dan selamat membaca 🤗

Bagian 27 Sebuah Insiden

(Asmaraloka)

Menangis karena cinta.

Tertawa sebab cerita.

Kekasih, kau terbelenggu dalam buaian asmaraloka.

Biarkan aku jadi penawarnya.

-Ketika Kita Bertemu Lagi- 


“Kamu belum bangun?” tanya Pirat.

Syaron di hari kedua mereka ada di Surabaya, laki-laki itu masih bergelung di tempat tidur saat hari sudah menjelang siang. Semalam, Syaron sibuk dengan beberapa berkas hingga dini hari. Lagi pula, Syaron tidak salat, laki-laki itu hidup sesukanya.

“Nanti aku ada rapat mendadak sama beberapa kontraktor, sebelum jam 12 tolong bangunkan aku, Pirat.” Syaron kembali menarik selimutnya usai mengatakan itu.

Pirat mendengkus, “Kamu bukannya mengajakku ke Madura?” tanyanya, dia sudah bersiap. Saat keluar dari kamar mandi, Syaron malah belum bangun dan ingin melanjutkan tidurnya.

Kekesalan Pirat bukan tanpa alasan, kemarin malam memang laki-laki itu mengajaknya ke Madura. Tapi sekarang mendadak lupa janji. Dan kekesalan perempuan itu membuat Syaron yang nyaris kembali ke alam bawah sadar, membuka mata dalam sekejap. Laki-laki itu langsung bangun dan menatap Pirat yang sudah siap dengan rok dan kemeja biru telur asin dengan hijab peach.

“Apa?” tanya Pirat kepada laki-laki itu karena mandapat tatapan tersebut.

“Serius?” Syaron menelengkan kepalanya menatap Pirat.

“Hah?” Pirat jadi bingung.

Syaron masih terlongong, “Kupikir kamu kemarin tidak mau kuajak ke Madura.”

“Aku menolakmu? Kapan aku bilang tidak mau?” tanya Pirat ikut kesal. Laki-laki itu asal bicara dan bikin Pirat kesal saja.

Syaron meremas sprei, merasa gemas, “Terus sekarang gimana?” tanyanya dengan wajah polos.

“Kamu lanjutkan saja tidurmu, aku pergi sendiri.”

Pirat hendak membuka pintu, namun terhenti karen Syaron menarik tangannya untuk menghadap laki-laki itu. “Tunggu 10 menit, aku mau mandi dan siap-siap,” ujarnya.

“Bukannya kamu mau ketemu kontraktor?”

“Panji bisa mewakili. Tunggu sebentar, aku mandi.” Setelah mengatakan itu, Syaron ngacir ke kamar mandi. Kalau seseorang sudah jatuh cinta, memang bisa mendadak jadi budak, sangat mudah diperbudak oleh cinta. Terkadang, cinta adalah anugerah indah yang penuh berkah, namun di waktu yang berlainan, ia bisa menjadi racun yang menyebar melalui urat nadi untuk menjadikan seseorang tak bisa berkutik karena terlalu jadi penurut, jadi budak.

Ketika Kita Bertemu Lagi [End]Where stories live. Discover now