34

1.2K 76 1
                                    

📍 Mansion Keluarga Mark, 06:45 -

"Ck! Mama kan udah bilang sama kamu, Mark. Jangan bikin anak sebelum nikah! Kenapa habis makan malam malah kamu jadiin si Haechan dessert?! Dasar mesum!"

Rose berbicara dengan begitu kesal. Kemarin saat dia tak sengaja melewati kamar Mark, dia mendengarkan suara laknat dari anak dan calon menantunya itu. Ingin sekali Rose memukul kepala anak sulungnya, tetapi dia harus menahannya karena Mark tak pernah keluar dari kamarnya. Mungkin mereka lelah setelah melakukan hal intim itu.

"Ck! Dasar kantong hormon berjalan! Kenapa tidak bisa menahan nafsu, sih?! Ck! Anak orang jadi rusak sebelum menikah!" keluh Rose.

Jaehyun melirik istrinya dengan malas.

"Mau kamu ngomel sampai mulut kamu keluar busa, itu cuma dijadiin nyanyian buat Mark, Sayang. Udah terlanjur, kan?" sahut Jaehyun.

"Papa bilang benar. Mama gak usah ungkit-ungkit masalah tadi malam. Mama gak sadar kalau Haechan dari tadi cuma diam sambil nunduk. Dia malu, Ma. Itu kalau Mama gak sadar," jelas Mark jengah.

Refleks Rose menatap Haechan. Dia seketika merasa bersalah pada anak berkulit karamel itu.

"Ah ... Maaf ya, Sayang. Tante gak ada maksud buat kamu canggung. Tante cuma kesal aja sama Mark, Sayang. Bisa-bisanya dia ambil keperjakaan kamu-"

"Sayang," potong Jaehyun memperingati.

Rose menyengir lebar sambil mengambil pose dua jari.

Jaehyun hanya bisa menghela napas panjang saat melihat bagaimana tingkah jahil istrinya itu.

"Dengar-dengar, kamu mau ke rumah Johnny, Mark," ucap Jaehyun meredakan suasana.

Mark terdiam sesaat.

"Iya, Pa. Sa ... Mark mau ketemu sama orang tua Haechan," jawab Mark canggung.

"Masa sama Ayah sendiri canggung sih, Kak?" tanya Haechan yang sudah lupa kalau tadi dia hanya diam menahan malu.

Mark melirik Haechan malas. Haechan menyengir.

Rose tersenyum lebar. Sepertinya dia akan punya teman yang bisa satu frekuensi dengannya. Rose sangat senang kalau begitu. Kapan ya Haechan jadi menantunya? Dia tidak sabar untuk melakukan kejahilan pada suami dan juga anak sulungnya itu.

"Kalau emang kamu serius sama Haechan dan udah yakin buat nikah sama Haechan, kamu lakuin aja apa yang mau kamu lakuin. Papa tau gimana berengseknya kamu, Mark. Papa harap kamu pegang omongan kamu buat bahagiakan anak orang, Mark."

"Meminang anak orang adalah hal yang sakral, Mark. Bila kamu sudah berkeluarga, keluarga Haechan tidak lagi sepenuhnya bertanggung jawab pada Haechan. Kamu, kamu yang punya tanggung jawab yang banyak untuk Haechan."

"Kamu harus menghidupi Haechan. Membuatnya bahagia dan tidak menangis. Kamu juga harus menghidupi anak-anak kamu kelak bila Haechan sudah melahirkan."

"Pernikahan bukan hanya sekedar finansial saja, Mark. Pernikahan harus penuh pondasi dengan cinta dan kasih sayang. Jadi, kamu benar-benar sanggup?"

"Papa bilang ini sama kamu sebelum kamu benar-benar bertemu dengan kedua orang tua Haechan, Mark."

"Papa mengingatkan. Papa takut kalau niat meminang kamu hanya dilandasi karena tidak mau jauh dari Haechan atau takut kalau Haechan dimiliki oleh orang lain."

"Kalau keputusan kamu sudah bulat dalam artian ingin bertanggung jawab dengan sungguh-sungguh ... Silakan, silakan ambil Haechan dari keluarganya. Papa izinkan selama kamu berjanji ingin membuat Haechan bahagia."

Bukan Mark yang menangis saat mendengarkan ucapan Jaehyun, melainkan Haechan yang menangis akan hal tersebut. Dia belum jadi menantu dalam keluarga itu, tetapi Jaehyun sudah memperlakukannya dengan baik-baik bak barang yang mudah pecah; harus dijaga baik-baik dan jangan sampai retak walau hanya satu inci saja.

Mark terdiam sambil melirik ke arah Haechan. Dia melihat pemuda berkulit karamel itu tengah menangis terharu.

Kenapa Jaehyun tahu alasan mengapa dia ingin meminang Haechan? Apa salah kalau Mark meminang Haechan hanya karena takut Haechan direbut orang lain?

- 🏛️🏛️🏛️ -

Lost Contact | MarkHyuckWhere stories live. Discover now