08

1.1K 104 7
                                    

📍Beijing, 22:12 -

📍Beijing, 22:12 -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"..."

Suara angin hasil dari tembakan pistol Mark berbunyi sangat tipis. Amat sangat.

"Terlalu mudah," gumam Mark sambil tersenyum tipis.

Saat hendak kembali menembak papan targetnya, seseorang memeluk pinggang Mark dari belakang.

Mark tersenyum menyeringai.

"Lo belum gue suruh kerja," ucap Mark santai pada perempuan berbaju lingerie yang masih memeluk pinggangnya.

"Kamu terlalu seksi hanya sekedar untuk latihan menembak, Sayang. Apalagi-" perempuan itu menjeda ucapannya sambil memegang perut sixpack Mark.

"Kamu latihan tanpa pakai baju. Siall! Apa kita bisa seks secepatnya saja?! I'm horny!" keluh perempuan itu.

Mark tersenyum sinis, lalu melepaskan pelukan perempuan itu dan berjalan menjauh.

"Dari semua cowok yang sewa aku, cuma kamu yang terlalu seksi hobinya. Mereka semua cuma suka PS, bola! Ck! Membosankan!" keluh wanita itu.

Mark berbaring di atas sofa, lalu matanya melirik CCTV yang ada di ruang tamunya beberapa saat.

Perempuan itu dengan lancang duduk di atas perut telanjang Mark, lalu seperti kesetanan dia melumat bibir Mark.

Mark tak merespon apapun pada ciuman brutal perempuan itu, tetapi tangannya dengan santai mengangkat perlahan lingerie merah yang digunakan perempuan itu.

Tiba-tiba saja ponsel Mark berdering, sedangkan Mark sebelum mengangkat panggilan masuk dari sang ayah malah tersenyum menyeringai.

"Ya, Papa? You Miss me?" tanya Mark santai.

"Jangan macam-macam Mark Lee! Papa memantau kamu di CCTV! Jangan rusak masa depan kamu!"

"I did it on purpose, Papa. Sangat mengganggu."

"Mark bunuh teleponnya."

Mark kembali melirik CCTV ruang tamunya.

"Mark Lee!"

"Usir pelacur itu pergi!"

"Nggak, Pa."

"Mark mau senang-senang dulu sama pelacur ini."

"Setidaknya, Mark memanfaatkan keteledoran Papa dan Mama dalam merawat Mark."

"Ah ... Maksudnya, dalam rangka membuang Mark."

"Mark Lee!"

Tak ingin berdebat terlalu lama, Mark memutuskan panggilan teleponnya dengan sang ayah.

Mark menghela napas panjang, lalu mendorong perempuan itu agar jatuh dari atasnya.

"Mau kemana?" tanya perempuan itu saat Mark tiba-tiba berdiri.

Lost Contact | MarkHyuckWhere stories live. Discover now