22

1.1K 105 6
                                    

📍AMERIKA, 01:37 PM

Haechan menatap Jeno yang kini sedang berdiri di depannya. Tatapan Haechan seakan ingin membunuh Jeno saat itu juga. Bagaimana tidak, Jeno ternyata selama ini punya mata-mata di Amerika untuk Haechan, dan ditambah lagi ujung bibir Jeno yang terluka mungkin karena bekas pukulan Mark.

“Ck! Kenapa gue baru tahu, ternyata mahasiswi dari negara Nepal itu mata-mata bernyawa lo!” seru Haechan dengan begitu kesal, lalu menekan luka pada ujung bibir Jeno.

Jeno meringis kesakitan, lalu menatap Haechan dengan kesal.

“Ck! Gak niat bersihkan, gak usah di bersihkan!” seru Jeno kesal.

Haechan hanya memutar bola matanya dengan malas, lalu melanjutkan aktifitasnya untuk membersihkan luka yang ada di ujung bibir Jeno.

“Gimana bisa lo flight ke Amerika sampai tahu dorm gue?” tanya Haechan yang sedang fokus membersihkan luka di ujung bibir Jeno.

“Gue dapat telfon dari teman gue yang dari negara Nepal itu. Katanya dia ngelihat lo menangis pas malam, terus masuk ke dorm. Jadi, dia curiga ada sesuatu yang terjadi sama lo dan akhirnya dia memutuskan buat nelfon dan ngadu sama gue,” jelas Jeno.

“Dan kenapa lo bertengkar sama Mark?" tanya Haechan dengan lirih.

Jeno terdiam dan hanya menatap Haechan.

“Jawab, Jen,” ucap Haechan dan menatap Jeno sekilas.

“Karena dia udah buat lo menangis sampai lo kambuh kayak gini!” seru Jeno dengan nada yang sedikit meninggi.

Haechan menatap Jeno dengan tatapan yang sulit untuk dibaca.

“Lo sama Mark saudara kandung. Kenapa kalian lebih suka menyelesaikan masalah dengan kekerasan?” tanya Haechan.

“Gue bukan pengecut kayak Mark yang rela buat lo menangis!” seru Jeno.

Haechan menghela nafas panjang, lalu kembali membersihkan luka Jeno.

“Lain kali, gue gak mau lo bertengkar kayak gini, saling adu jotos kayak gini yang sampai-sampai berdarah. Apalagi lawan lo Mark,” jelas Haechan.

Jeno mengangkat pandangannya untuk menatap Haechan.

“Alasannya?” tanya Jeno.

“Ka ... Karena kalian berdua saudara!” seru Haechan.

Jeno tersenyum tipis karena tahu jikalau Haechan berbohong tentang alasan mengapa dia tidak suka dirinya bertengkar dengan Mark. Alasannya simpel, karena Haechan lebih menyayangi Mark dan tak ingin Mark terluka.

“Hum ... Lo gak mau bersihin luka Mark?” tanya Jeno tiba-tiba.

Haechan langsung mengangkat pandangannya untuk menatap Jeno. Terlihat jelas di wajah Haechan tersirat sebuah rasa khawatir.

“Ma ... Mark kena pukulan juga?!” tanya Haechan khawatir.

Jeno hanya menganggukkan kepalanya dan mengulas senyuman tipis di bibirnya.

“Astaga, Jen! Kenapa lo baru bilang, sih?!” tanya Haechan kesal.

Haechan langsung berdiri dari duduknya, lalu beranjak berjalan ke ambang pintu.

“Lo mau kemana, Chan?” tanya Jeno santai.

“Gue mau bersihin luka Mark,” jawab Haechan sambil berjalan keluar dari dorm.

Jeno menyunggingkan senyuman tipisnya.

“Dan gue tah, pasti itu jawabannya,” ucap Jeno dengan nada pelan, lalu menundukkan kepalanya.

Lost Contact | MarkHyuckWhere stories live. Discover now